Studi pembangunan ekonomi adalah suatu cabang yang
paling baru, paling menggairahkan, dan paling menantang dari disiplin
ilmu yang lebih lugas, yaitu ilmu ekonomi (economics) dan ilmu ekonomi
politik (political economy). Meski pun masyarakat ekonom secara umum
telah menobatkan
Adam Smith sebagai “ahli ilmu ekonomi pembangunan” yang
pertama, yakni dengan kemunculan bukunya Wealth of Nations terbitan
tahun 1776, sebagai pelopor karya mengenai pembangunan ekonomi, tetapi pembahasan yang sistematis tentang masalah dan proses pembangunan ekonomi
di Afrika, Asia, dan Amerika Latin baru muncul sekitar lima dasawarsa
yang lalu. Namun, ada beberapa kalangan yang tetap menyatakan bahwa ilmu
ekonomi pembangunan (development economics) hukan merupakan cabang
khusus dari ilmu ekonomi yang jelas-jelas memiliki ciri-ciri khas,
seperti halnya ilmu makroekonomi,
ilmu ekonomi ketenagakerjaan (labor economics), ilmu keuangan publik
(public finance), atau ilmu ekonomi moneter (monetary economics). Mereka
menyatakan bahwa llmu Ekonomi Pembangunan hanya merupakan campuran dari
cabang-cabang ilmu tersebut di atas, dengan pemusatan perhatian secara
khusus pada perekonomian di masing-masing negara di Afrika, Asia, dan
Amerika Latin. Kami tidak setuju dengan pandangan ini.
Ilmu ekonomi pembangunan
memang banyak bertolak dan tumbuh dari berbagai prinsip dan konsep yang
relevan dari cabang-cabang ilmu ekonomi lainnya, baik dalam bentuk
standar atau aslinya maupun yang telah dimodifikasi. Akan tetapi, secara
umum ilmu ekonomi pembangunan merupakan bidang studi yang berdiri
sendiri. la bahkan mampu mengembangkan identitas analitis dan
metodologisnya sendiri yang khas dengan pesat. Ilmu ekonomi pembangunan
jelas tidak sama dengan ilmu ekonomi
yang banyak dianut di negara-negara kapitalis maju (yakni, ilmu ekonomi
“neoklasik” modern). Ia juga tidak bisa disamakan dengan ilmu ekonomi
yang dahulu dianut oleh negara-negara sosialis (yakni, ilmu ekonomi
“komando” atau ilmu ekonomi ala “Marxis”). Ia tidak kurang dan tidak
lebih adalah sebuah ilmu ekonomi khusus mengenai negara-negara Dunia
Ketiga yang rata-rata masih miskin dan terbelakang, yang memiliki aneka
orientasi ideologi, latar belakang budaya yang beragam, dan masalah-masalah ekonomi yang sangat kompleks yang semuanya menuntut suatu pemikiran dan pendekatan baru.
Teori
pembangunan yang terkini mengenai perangkap kemiskinan dan peranan
institusi membenarkan hal ini. Penganugerahan Hadiah Nobel bidang
ekonomi pada tahun 1979 untuk dua orang tokoh ekonomi pembangunan
terkemuka, yakni Sir W. Arthur Lewis dari Princeton University dan
Profesor Theodore Schultz dari University of Chicago, atas kepeloporan
mereka dalam mempelajari proses pembangunan, merupakan suatu pengakuan
yang dramatis atas status ilmu ekonomi pembangunan sebagai sebuah
disiplin ilmu ekonomi yang berdiri sendiri. Penerima Hadiah Nobel
lainnya yang juga memberikan kontribusi besar terhadap ilmu ekonomi
pembangunan adalah Amartya Sen pada tahun 1998, dan Joseph Stiglitz pada
tahun 2001. Untuk itu, pertama-tama kita perlu membicarakan perbedaan
antara ilmu ekonomi pembangunan yang modern dengan ilinu ekonomi
neoklasik yang “tradisional”. Selanjutnya, kita akan mengisi bagian lain
dari bab awal yang cukup tebal ini dengan analitis mendalam mengenai
hakikat atau makna dasar dari istilah “pembangunan” itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar