Gambar sebelumnya memperlihatkan peemintaan individual, yaitu
permintaan dari satu keluarga tertentu saja dengan jumlah anggota
keluarga, selera makan, kebutuhan, dan penghasilan tertentu. Tetapi,
masyarakat terdiri dari jutaan keluarga. Apabila jumlah beras yang mau
dibeli oleh masyarakat (kota, daerah, provinsi, atau seluruh negara)
pada berbagai tingkat harga itu dijumlah, kita peroleh permintaan pasar
(market demand).
Bentuk kurva permintaan
pasar pada dasarnya serupa dengan kurva permintaan individual tadi.
Hanya skala pada sumbu horisontal akan berbeda, sebab jumlah yang mau
dibeli oleh seluruh masyarakat itu diukur dalam ribuan, bahkan mungkin
jutaan ton. Dalam pembicaraan selanjutnya yang dipakai adalah kurva
permintaan pasar. Sebab permintaan masyarakatlah yang memberikan
isyarat kepada dunia usaha tentang apa dan berapa yang dibutuhkan oleh
masyarakat.
Mengapa terjadi demikian?
Hukum permintaan
menunjuk pada fakta bahwa kalau harga suatu barang dan jasa naik, maka
jumlah yang mau dibeli cenderung menjadi lebih sedikit, sedang kalau
harganya turun, maka jumlah yang mau dibeli masyarakat akan lebih
banyak. Sekarang kita bertanya mengapa terjadi demikian? apa sebabnya
jumlah yang mau dibeli berkurang maka harga barang itu akan naik dan
bertambah bila harganya turun? Pada dasarya ada tiga alasan yang dapat
menjelaskan gejala tersebut:
1. Pengaruh Penghasilan (Income effect)
Kalau
harga suatu harang naik, maka dengan jumlah uang atau penghasilan yang
sama orang terpaksa hanya dapat membeli jumlah barang lebih sedikit.
Sebaliknya jika harga barang itu turun, dengan penghasilan yang sama
orang dapat membeli lebih banyak barang tersebut (dan mungkin juga
barang-barang lainnya), sebab penghasilan rillnya naik.
Misalnya,
dalam contoh diatas: pada harga beras Rp 3.000/kg, keluarga tersebut
dapat membeli 40 kilogram beras per bulan. Tetapi kalau, harga beras
naik menjadi Rp4.000/kg, dengan jumlah uang yang sama mereka hanya dapat
membeli 30 kilogram beras per bulan.
Hal yang sama berlaku tidak
hanya untuk permintaan individual, tetapi juga untuk permintaan pasar.
Kalau harga suatu barang naik (ceteris paribus), lebih sedikit warga masyarakat yang mampu membelinya dari penghasilan mereka. Sebaliknya jika harga barang tertentu turun (ceteris paribus),
semakin banyak orang yang dulu tidak mampu membelinya sekarang akan
dapat menjangkaunya sehingga jumlah pembeli bertambah banyak. Hal ini
disebut “income effect”.
2. Pengaruh Substitusi (Substitution effect)
Jika
harga suatu barang naik, orang akan mencari barang lain yang fungsinya
sama, tempi harganya lebih murah. Penggantian ini dengan istilah teknis
disebut substitusi. Maka. gejala ini disebut “substimtion effect”.
3. Penghargaan Subjektif (Marginal Utility)
Andaikan
seseorang hanya mempunyai satu celana saja yang baik. Maka, celana yang
satu itu sungguh berarti bagi orang tersebut. Seandainya celana itu
sobek, apakah ia akan bersedia mengeluarkan uang untuk membeli celana
yang baru? Pasti, walau harganya mahal. Sebaliknya, kalau orang masih
mempunyai sepuluh celana yang baik di lemari, ia tidak akan merasa
kerugian besar kalau kehilangan celana yang satu itu, dan ia tidak
begitu bersedia mengeluarkan uang untuk membeli celana lebih banyak
lagi. jadi, makin banyak dari satu macam barang tertentu yang telah
dimiliki, makin rendah penghargaan kita terhadap masing-masing satuan
barang itu.
Tinggi rendahnya harga yang bersedia dibayar oleh
konsumen untuk barang tertentu mencerminkan kegunaan atau kepuasan
(Marginal) yang diperolehnya dari konsumsi barang tersebut. Gejala ini
dikenal dengan name Hukum Semakin Berkurangnya Tambahan Kepuasan (Lou of
Diminishing Marginal UOliys. LDMU).
Elastisitas penawaran
mempunyai arti penting untuk para konsumen (seperti elastisitas
permintaan terutama penting bagi para produsen). Kalau penawaran
inelastis, pertambahan dalam permintaan masyarakat hanya akan dapat di
layani dengan harga yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika penawaran
elastis, ini berarti bahwa produksi segera dapat ditambah sehingga
tambahan permintaan masyarakat tidak akan sangat menaikkan harga barang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar