Pengertian permintaan dilandasi oleh asumsi ceteris paribus.
Asumsi ini menganggap faktor selain harga yang juga menentukan jumlah
yang diminta dianggap tidak berubah. Apabila faktor tersebut berubah,
akan terjadi perubahan permintaan. Pergeseran ke kanan kurva permintaan
menunjukkan permintaan naik dan pergeseran ke kiri kurva permintaan
menunjukkan permintaan turun. Untuk mengetahui apa dan bagaimana
faktor-faktor tersebut menyebabkan perubahan permintaan, berikut
penjelasannya!
Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan permintaan
adalah a. cita rasa/selera konsumen, b. pendapatan konsumen, c. harga
barang pengganti, d. harga barang pelengkap, e. perkiraan harga di masa
yang akan datang. f. jumlah konsumen, g. intensitas kebutuhan konsumen.
a. Cita Rasa/Selera Konsumen
Cita
rasa atau selera konsumen biasanya bergantung pada umur, enis kelamin,
status sosial, tingkat pendidikan, lingkungan sekitar Ian sebagainya.
Membaiknya selera konsumen terhadap suatu barang ikan membuat permintaan
konsumen naik dan sebaliknya, nemburuknya selera konsumen akan membuat
permintaan konsumen turun. Dewasa ini, selera konsumen terhadap kamera
nondigital cenderung menurun karena orang lebih memilih kamera digital.
Dengan demikian, bila harga kamera nondigital tidak berubah dan tetap
Rp500.000,00 per unit maka jumlah yang akan dibeli konsumen turun dari
100 menjadi 50 unit per bulan. Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke
kiri dari D ke D’ atau permintaan kamera nondigital turun.
b. Pendapatan Konsumen
Daya
beli konsumen ditentukan oleh pendapatan. Semakin besar pendapatan
konsumen, akan semakin besar pula daya belinya. Sebagai contoh,
pemerintah mengumumkan mulai Agustus gaji pegawai negeri sipil naik 10%.
Dengan demikian, apabila angsuran per bulan sepeda motor tetap
Rp500.000,00 per bulan, pada Agustus jumlah sepeda motor yang dibeli
secara kredit bertambah dari 50 menjadi 100 unit. Akibatnya, kurva
permintaan bergeser ke kanan dari D menjadi D’ atau permintaan sepeda
motor secara kredit naik.
c. Harga Barang Pengganti
Banyak
barang yang bisa menggantikan fungsi barang lain. Dalam bahasa ekonomi,
barang-barang ini disebut barangsubstitusi atau barang pengganti.
Perjalanan menggunakan kereta api bisa saling menggantikan dengan
perjalanan menggunakan pesawat udara. Karena pada hari dan jam tertentu
harga tiket pesawat perjalanan Yogyakarta-Jakarta turun, apabila harga
tiket kereta api eksekutif Yogyakarta-Jakarta tetap Rp220.000,00, jumlah
tiket yang dibeli konsumen pada hari yang sama turun dari 250 menjadi
150 unit. Jumlah tiket kereta api eksekutif yang diminta berkurang
karena konsumen lebih memilih menggunakan pesawat terbang yang harga
tiketnya turun. Akibatnya, kurva ekonomi permintaan bergeser ke kiri dari D ke D’ atau permintaan jasa perjalanan kereta api eksekutif pada hari tertentu turun.
d. Harga Barang Pelengkap
Banyak
barang yang bisa melengkapi fungsi barang lain. Dalam bahasa ekonomi,
barang-barang ini disebut barang komplementer atau barang pelengkap.
Telepon genggam (hp) dan kartu perdana (sim card) merupakan
barang-barang yang saling melengkapi. Perlu diketahui, 8-9 tahun lalu,
harga kartu perdana di Indonesia sangat tinggi. Pada saat itu masih
sedikit orang yang memiliki hp karena untuk memiliki hp dan kartu
perdana sebagai kelengkapannya perlu biaya yangtidak sedikit. Dengan
berjalannya waktu, harga kartu perdana semakin murah. Jadi, walaupun
harga hp tetap Rp1.000.000,00, dalam 1 bulan jumlah hp yang diminta
meningkat dari 100 menjadi 150 unit. Jumlah hp yang diminta meningkat
karena sekarang banyak orang yang membeli kartu perdana yang hanya bisa
digunakan bila memiliki hp. Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke
kanan dari D menjadi D’ atau permintaan hp naik.
e. Perkiraan Harga di Masa yang Akan Datang
Konsumen
selalu mengamati perubahan harga pasar. Apabila konsumen memperkirakan
bahwa harga suatu barang akan naik di masa yang akan datang, sebelum
harga benar-benar naik, konsumen akan cenderung menambah jumlah yang
dibeli pada saat ini. Sebaliknya, bila konsumen memperkirakan bahwa
harga akan turun di masa yang akan datang, konsumen akan cenderung
mengurangi jumlah yang diminta sambil menunggu harga benar-benar turun.
Sebagai contoh, pemerintah mengumumkan bahwa bulan depan pajak
pertambahan nilai barang-barang elektronik akan dinaikkan. Hal ini
membuat konsumen memperkirakan harga televisi berwarna akan naik mulai
bulan depan. Walaupun harga TV berwarna per unit tetap Rp1.800.000,00,
bulan ini jumlah TV berwarna yang diminta naik dari 25 menjadi 40 unit.
Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke kanan dari D menjadi D’ atau
permintaan TV berwarna naik.
f. Jumlah Konsumen
Permintaan
pasar dibentuk oleh penjumlahan permintaan individu. Bertambahnya
konsumen individu tentu menyebabkan jumlah yang diminta akan bertamba h.
Masih ingat cerita yang mengawali bab ini. Untuk memperingati HUT RI,
konsumen beramai-ramai membeli bendera merah putih. Walaupun harga
bendera tetap Rp10.000,00 per buah, karena sekarang konsumennya banyak,
jumlah yang diminta naik dari 10 menjadi 200 buah. Akibatnya, kurva
permintaan bergeser ke kanan dari D menjadi D’ atau permintaan bendera
merah putih naik.
g. Intensitas Kebutuhan Konsumen
Bencana
alam selalu memilukan. Ketika terjadi tsunami di Aceh, gempa bumi di
Yogyakarta, dan kembali tsunami di Pangandaran, banyak masyarakat
kehilangan rumah. Mereka membutuhkan tenda untuk tempat tinggal
sementara. Karena intensitas kebutuhan konsumen akan tenda meningkat,
walaupun harga tenda tidakturun, yaitu tetap Rp250.000,00 per unit,
jumlah tenda yangdiminta meningkat dari 15 menjadi 250 per unit.
Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke kanan dari D menjadi D’ atau
permintaan tenda naik.
Sebenarnya, masih ada faktor yang menentukan
perubahan permintaan. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang
terkait dengan karakteristik khusus dari barang yang bersangkutan.
Sebagai contoh, untuk barang impor atau barang yang dibeli dari luar
negeri, tentu saja permintaannya juga ditentukan oleh kurs atau
perbandingan nilai mata uang dalam negeri dengan luar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar