Oleh: Iswadi
The objective of this research is to prove the
influence of human resource dan fraud risks on business development either
simultaneously or individully.
This research was conducted on supermarket business
at Aceh. Data analysis used is multiple regression with Ordinary Least Square
(OLS) method.
The result of the research indicated that human
resource and fraud risks influence business development negatively either
simultaneously or individually.
Key
words: Human resource, fraud,
risk, and business development
Pendahuluan
Setiap usaha
yang dilakukan oleh seseorang pasti memiliki suatu risiko yang akan
dihadapinya. Besar kecilnya suatu risiko dalam suatu kegiatan berhubungan erat
dengan besar tidaknya suatu usaha yang dilakukan. Risiko dalam pengembangan
usaha baik dalam usaha makro maupun usaha mikro selalu terjadi, baik secara
intern maupun ekstern. Pengembangan usaha juga tidak terlepas dari berbagai resiko
tersebut seperti masalah kebakaran, daya saing, sumber daya manusia, kejahatan,
maupun pemasaran. Risiko-risiko yang terjadi merupakan hubungan sebab akibat
sehingga usaha tersebut dapat berjalan dengan lancar. Untuk mengantisipasi
resiko yang terjadi dalam pelaksanaan usaha maka dibutuhkan kecermatan,
ketangkasan serta keuletan dari pengurus perusahaan tersebut, sehingga untuk
menghindari risiko-risiko tersebut dapat dilakukan sedini mungkin.
Risiko
sumber daya manusia dan risiko kecurangan merupakan risiko-risiko yang dapat
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Apabila hal-hal tersebut tidak mendapat
perhatian yang lebih, maka proses pengembangan usaha akan terhambat.
pengembangan usaha membutuhkan modal yang besar, kualitas dari produk yang
ditawarkan serta palayanan yang diberikan dapat memuaskan konsumen.
Risiko
sumber daya manusia merupakan risiko yang dapat dikendalikan oleh pihak
perusahaan, sehingga dapat meminimalkan kerugian yang dialami oleh perusahaan.
Risiko kecurangan identik dengan pemalsuan-pemalsuan laporan keuangan yang
dilakukan oleh pihak yang bekerja dalam perusahaan tersebut, jika kecurangan
terus-menerus terjadi, pengembangan usaha akan terhambat, karena kualitas dari
karyawan yang bekerja tidak mendukung proses pengembangan usaha.
Frekuensi
risiko yang terjadi pada suatu usaha yang sangat rentan adalah masalah risiko
kecurangan, dimana risiko ini akan membawa dampak kepada menurunnya pendapatan
serta rendahnya profitabilitas yang dicapai oleh suatu usaha.
Dari
uraian diatas dapat dilihat bahwa risiko-risiko yang mungkin saja terjadi dapat menimbulkan bermacam-macam masalah
bagi perusahaan yang akibatnya dapat menghambat proses pengembangan usaha
sehingga penulis tertarik mengadakan penelitian tentang ”Pengaruh Risiko Sumber Daya Manusia dan Kecurangan
Terhadap Pengembangan Usaha (Survei pada Usaha Supermaket di Aceh”.
Berdasarkan latar belakang di
atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah risiko sumber daya manusia
dan kecurangan secara bersama-sama berpengaruh
terhadap pengembangan usaha ?
2. Apakah risiko sumber daya manusia
dan kecurangan secara parsial berpengaruh
terhadap pengembangan usaha ?
Landasan Teoretis
Pengertian Risiko
Risiko
menurut Sumarjino (2004:23) adalah titik imbas dari suatu kegiatan atau usaha
yang dilakukan oleh seseorang atau suatu perusahaan. Risiko biasanya terjadi
apabila usaha yang kita jalankan telah melewati suatu kesalahan yang fatal
sehingga menyebabkan suatu risiko yang harus kita hadapi. Risiko yang dimaksud
adalah dampak yang akan terjadi apabila melakukan suatu usaha. Bentuk risiko yang terjadi dapat
berupa risiko yang disengaja maupun risiko yang tidak disengaja. Risiko-risiko
yang disebabkan oleh manajemen akan berakibat pada buruknya aspek sumber
daya manusia dalam perusahaan.
Pengertian risiko menurut Anoraga
(2004:327) :
1. Risiko adalah kemungkinan kerugian
peluang, kerugian biasanya digunakan untuk menunjukkan keadaan yang memiliki
suatu keterbukaan terhadap kerugian atau suatu kemungkinan kerugian.
2. Risiko adalah ketidak pastian, yaitu adanya risiko karena adanya kepastian
3. Risiko merupakan penyebaran hasil aktual
dari hasil yang diharapakan, yaitu penyimpangan relatif merupakan suatu
pernyataan ketidak pastian secara statistik.
4. Risiko adalah probabilitas sesuai hasil
berbada dari hasil yang diharapkan yaitu bahwa risiko bukan probabilitas dari
suatu kejadian tunggal, tetapi beberapa hasil, yang berbada dari yang
diharapkan.
Menurut
Darmawi (1990:v) risiko dapat dikatakan merupakan akibat (atau penyimpangan
realisasi sari rencana) yang mungkin terjadi secara tak terduga. Manajemen risiko merupakan suatu usaha
untuk mengetahui menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan
perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih
baik menurut Anoraga, (2004:328).
Risiko
menurut Sadikin (2002:30) adalah
tanggungan atau efek yang ditimbulkan dalam suatu kegiatan yang bersifat
personal yang timbul baik dengan adanya pengaruh dari luar maupun dari dalam
kegiatan tersebut. Beberapa perusahaan menghadapi risiko-risiko strategis
dalam hal kurangnya persiapan untuk suksesi (pergantian pimpinan). Perusahaan keluarga kadang-kadang
sulit untuk menentukan bagaimana mengendalikan perusahaan di masa depan karena sulit
untuk memilih siapa yang akan
memimpin perusahaan. Pilihannya apakah pada seorang anggota keluarga yang profesional tetapi masih
berusia muda, atau mereka yang sudah
cukup dewasa tetapi amatir, atau diserahkan kepada orang luar yang profesional dan matang usianya.
Berdasarkan
pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa risiko adalah penyimpangan
rencana yang telah dibuat tanpa diperkirakan atau diduga sebelumnya.
Risiko Sumber Daya Manusia
Risiko sumber daya manusia
menurut artikel yang dikemukakan oleh Tanjung (2005) bahwa dalam suatu kegiatan
usaha apabila ada risiko sumber daya manusia yang dihadapi maka dapat
diwaspadai oleh perusahaan tersebut dengan pengendalian unit sumber daya
manusia tersebut menurut aturan dan fungsinya serta kaitannya dengan
risiko-risiko atau pelanggaran tersebut yang diberikan sehingga terjadi
pemberian sanksi oleh pihak perusahaan
bagi pelanggar.
Risiko ketenagakerjaan manajer
Hitt, et all (1996:289) ialah risiko kehilangan pekerjaan, kehilangan kompensasi
atau hilangnya reputasi managerial. Menurut Siagian (2001:25) imbalan non
finansial bagi karyawan adalah untuk memuaskan kebutuhan psikologis dan status
para karyawan. Termasuk dalam kategori ini antara lain adalah kendaraan dinas
pribadi, pengemudi, tempat parkir khusus dipelataran parkir, makan siang atas
biaya perusahaan dan sekretaris pribadi.
Risiko sumber daya manusia
yang terjadi dalam usaha tersebut adalah bagaimana potensi yang dimiliki oleh
orang-orang yang ada sehingga usaha yang dilakukan dapat berjalan dengan baik.
Potensi-potensi tersebut menurut Sumarjino (2004:84) adalah skill, pendidikan, kemauan serta
kemampuan dalam pengembangan kegiatan. Kita ketahui apabila sesorang mempunyai
ilmu tentang usaha yang dijalankan namun tidak memiliki kemauan mengembangkan
usaha maka pada akhirnya hanya kerugian yang didapat nantinya namun apabila
semua potensi yang ada dapat dikembangkan dan dijalankan maka niscaya usaha
akan berjalan dengan baik.
Menurut Umar (1998:78) ”Beberapa perusahaan sangat bergantung kepada pegawai
utama atau para pekerja senior serta anggota direksi. Jika para pekerja
inti/senior ini pindah ke perusahaan pesaing maka jelas perusahaan berada dalam
suatu risiko besar, seperti pemberian informasi, pencurian rencana-rencana
strategis perusahaan dan membujuk konsumen untuk pindah kepada perusahaan
pesaing”. Masalah kesejahteraan sering kali menyebabkan krisis, masalah
tersebut seperti amarah karyawan karena pemutusan hubungan kerja yang tidak
adil, serta dari segi lain masalah stres dan kesehatan yang buruk yang kurang
diperhatikan. Adapun masalah sumber daya manusia bagi perusahaan adalah
pencarian tenaga kerja yang efektif dengan pendidikan yang sesuai dengan bidang
pekerjaan yang ditawarkan.
Berdasarkan pendapat para ahli
diatas dapat disimpulkan bahwa risiko sumber daya manusia adalah permasalahan
yang ditimbulkan oleh tenaga kerja sehingga berdampak negatif bagi perusahaan.
Risiko Kecurangan
Risiko kecurangan menurut yang
dipaparkan oleh Halim (2005) adalah unsur dari risiko murni yang dapat
ditimbulkan dalam setiap usaha. Halim mengemukakan dari kedua macam risiko yang
merupakan bagian dari risiko murni adalah merupakan dampak dari suatu usaha
yang harus mendapatkan perhatian lebih karena dalam menjaga agar tidak
terjadinya risiko tersebut adalah sangat riskan.
Banyak perusahaan mengatakan
kecurangan merupakan kejadian yang lumrah dan alamiah di perusahaan selama
mental orang-orang dalam perusahaan masih menganggap uang adalah tujuan
bekerja, selain lemahnya moral. Kecurangan dapat diketahui dengan cepat tetapi dapat juga memakan waktu
yang lama. Menurut Umar (1998:99) ada lima indikator kecurangan, yaitu:
a. Jumlah barang secara fisik didalam gudang
memperlihatkan jumlah yang berkurang jika dibandingkan dengan yang ada di
catatan atau komputer.
b. Ada karyawan yang terlihat menjadi kaya
mendadak, dimana dia beralasan misalnya karena kekayaan itu didapat dari judi
atau lotere.
c. Karyawan yang jarang libur walaupun pada
hari-hari libur resmi dimana karyawan lain tidak ada dikantor.
d. Bukti-bukti yang melibatkan pemasok,
misalnya hanya pemasok tertentu saja yang dilibatkan dalam suatu proyek.
e. Bukti-bukti yang melibatkan konsumen,
misalnya catatan tentang pemberian kredit yang disamarkan.
Berdasarkan pendapat para ahli
di atas dapat disimpulkan bahwa risiko kecurangan adalah faktor kesalahan yang sengaja dilakukan oleh orang
dari diluar maupun dari dalam perusahaan tersebut.
Pengertian
Supermarket
Supermarket yang dimaksud Rahmad
(2004:206) suatu toko yang melayani konsumen dengan tingkat pelayan minimal 10
orang serta dengan pelayanan 6 blok serta dengan pemberian pelayanan dengan
minimal 2 kasir.
Sedangkan Supermarket menurut Roger
(2003:30) adalah suatu usaha pemasaran dalam ruang lingkup besar yang memiliki
nilai perbajakan lebih besar dari pada pasar tradisional dengan segmentasi
sasaran orang-orang atau masyarakat disekitarnya dan juga masyarakat dalam
ruang lingkup luas. Ciri-ciri Supermarket menurut Roger (2003:48) adalah Nilai
investasi yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas yang daerah
jangkauannya maksimum.
1. Jumlah pegawai dan
pengurusnya merupakan kelompok/tim kerja yang besar dan harus dibagi perunit.
2. Target pasar adalah
marjin mayor
3. Luas daerah pemasaran
masih tidak dapat dijangkau dengan kunjungan namum harus memiliki rantai kerja
yang terorganisir.
Berdasarkan
pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa supermaket adalah suatu usaha
yang memasarkan barang dalam berbagai jenis dengan segementasi pasar sasaran
yang lebih luas.
Pengembangan Usaha.
Pengembangan usaha menurut Roger
(2003:76) adalah cara atau strategi yang digunakan dalam memperluas pasar
sasaran dan mencapai keuntungan yang semaksimal mungkin. Pengembangan usaha
memiliki suatu target sasaran untuk mencapai kepuasan konsumen dalam
memakai/menggunakan jasa usahanya. Dalam mencapai tujuan peningkatan kepuasan
konsumen untuk pengembangan usaha maka dilakukan beberapa strategi.
Menurut Anoraga (2004:48) Bagi
pengembangan usaha, masalah modal merupakan kendala terbesar. Ada beberapa
elternatif yang dapat dilakukan untuk mendapatkan pembiayaan untuk modal dasar
maupun untuk langkah-langkah pengembangan usahanya, yaitu melalui kredit
perbankan, pinjaman lembaga keuangan bukan bank, modal ventura, pinjaman dari
dana penyisihan sebagian laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hibah, dan
jenis-jenis pembiayaan lainnya. Dari sudut managemen, pembinaan dan
pengembangan bidang produksi dan pemasaran diakui sebagai langkah strategis
dalam usaha meningkatkan kenerja usaha kecil. Dua unsur tersebut dilengkapi dengan
pengembangan sumber daya manusia sebagai pelaksana.
Menurut Umar (1998:12)
mengembangkan suatu usaha merupakan jawaban dari analisis yang sifatnya
stratigis yang diputuskan oleh manajemen tingkat atas, mengembangkan usaha
caranya adalah bermacam-macam, antara lain dengan membuat perusahaan baru yang
dikenal secara umum sebagai anak perusahaan.
Pengendalian risiko dalam
pengembangan usaha supermarket yang dimaksud adalah adanya hal-hal yang akan
terjadi dalam masa pengembangan usaha tersebut. Misalnya dalam melakukan usaha
sumber daya manusia sangat menentukan pengembangan usaha selanjutnya karena
sumber daya manusia memegang komponen utama dalam kegiatan.
Berdasarkan
pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan usaha adalah cara atau strategi yang digunakan dalam memperluas pasar sasaran dan
mencapai keuntungan yang semaksimal mungkin.
Hubungan Risiko Sumber Daya Manusia dan Kecurangan
dengan Pengembangan Usaha
Pritni (2002) menyatakan bahwa
hubungan risiko non finansial dapat terjadi dalam pengembangan usaha seperti
masalah pemasaran, sumber daya manusia serta pemilihan skill sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengembangan usaha banyak
terjadi risiko termasuk dalam usaha pengembangan swalayan dan supermarket.
Jika
dalam mengembangkan usaha dengan melakukan penambahan jumlah karyawan, baiknya
pihak perusahaan perlu melakukan pengembangan sumber daya manusia dengan
melakukan pelatihan-pelatihan yang dapat menunjang produktifitas kerja karyawan yang sudah ada.
Risiko
kecurangan identik dengan kerugian finansial yaitu dari pemalsuan laporan
keuangan yang dilakukan oleh pihak yang bekerja dalam perusahaan tersebut.
Pengembangan usaha membutuhkan modal yang besar dari segi apapun, jika
kecurangan masih terjadi, kerugian yang dialami akan terus meningkat maka
pengembangan usaha akan terhambat karena keuntungan atau modal yang tidak
memenuhi target akibat kerugian yang dialami perusahaan terus-menerus.
Risiko-risiko dalam suatu usaha memiliki keterkaitan dengan pengembangan
usaha. Pengembangan usaha suatu entitas bisnis akan terganggu oleh risiko
sumber daya manusia dan kecurangan.
Hipotesis
Ho1 : Diduga risiko sumber daya manusia dan kecurangan secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap pengembangan usaha
Hi1 : Diduga risiko sumber daya manusia dan kecurangan secara bersama-sama berpengaruh
terhadap pengembangan usaha
Ho2 : Diduga risiko sumber daya manusia dan kecurangan secara individual tidak berpengaruh
terhadap pengembangan usaha
Hi2 : Diduga risiko sumber daya manusia dan kecurangan secara individual berpengaruh
terhadap pengembangan usaha
Metode
Penelitian
Lokasi dan Objek penelitian
Penelitian ini dilakukan pada
supermarket yang ada di Wilayah Banda Aceh, Bireuen dan Kota Lhokseumawe. Objek dalam penelitian ini adalah pimpinan
perusahaan dan staff karyawan yang menangani risiko usaha pada supermarket.
Sampel
Pengambilan
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan sistem snowball. Jumlah kuisioner yang dapat dikumpulkan pada supermarket
di Wilayah Banda Aceh, Bireuen, dan Kota
Lhokseumawe adalah sebanyak 52 responden.
Teknik Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan Kuisioner yang disebarkan kepada
responden berdasarkan pertanyaan yang
berhubungan dengan penelitian.
Definisi Operasional
Variabel
Operasional variabel dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
Tabel 1
Definisi Opersional Variabel
Variabel
|
Konsep
|
Indikator
|
Pengembangan Usaha
(Y)
|
Cara atau strategi yang digunakan dalam
memperluas pasar sasaran dan mencapai keuntungan yang semaksimal mungkin
|
- Penambahan modal
- Penambahan tenaga kerja
- Perluasan unit usaha
|
Sumber daya manusia
(X1)
|
Permasalahan yang ditimbulkan oleh
tenaga kerja sehingga berdampak negatif
bagi perusahaan.
|
- Skill
- Pendidikan
- Kemauan serta kemampuan
- Penanganan karyawan yang bermasalah
- Stres dan kesehatan yang buruk
|
Kecurangan
(X2)
|
Faktor kesalahan yang sengaja dilakukan
oleh orang dari diluar maupun dari dalam perusahaan tersebut.
|
- Jumlah barang secara fisik di dalam gudang
memperlihatkan jumlah yang berkurang jika dibandingkan dengan yang ada di
catatan atau komputer.
- Ada karyawan yang terlihat menjadi kaya
mendadak, dimana dia beralasan misalnya karena kekayaan itu didapat dari judi
atau lotere.
- Karyawan yang jarang libur walaupun pada
hari-hari libur resmi dimana karyawan lain tidak ada di kantor.
- Bukti-bukti yang melibatkan pemasok,
misalnya hanya pemasok tertentu saja yang dilibatkan dalam suatu proyek.
|
Untuk mengklasifikasikan variabel
yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisa data
maka digunakan skala likert, yang diberi nilai (score) dengan lima pilihan jawaban yang bernilai antara lain:
-
Pilihan
untuk jawaban sangat tidak setuju dengan nilai skore adalah 1
-
Pilihan
untuk jawaban tidak setuju dengan nilai skore adalah 2
-
Pilihan
untuk jawaban netral dengan nilai skore adalah 3
-
Pilihan
untuk jawaban setuju dengan nilai skore adalah 4
-
Pilihan
untuk jawaban sangat setuju dengan nilai skore adalah 5
Jadi jika r hasil > r tabel
tapi bertanda negatif, Ho tetap akan ditolak.
Uji Asumsi Klasik
Uji
asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas data,
multikolinearitas, dan heteroskedastisitas
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Rumus regresi
linier berganda yang digunakan sebagai berikut:
Y = a
Dimana :
Y =
Pengembangan usaha
X1 = Sumber daya manusia
X2 = Kecurangan
=
Koefisien regresi
a = Konstanta
= Error term
Pengujian
Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, dapat
dilakukan dengan menggunakan analisa regresi yang menggunakan langkah sebagai
berikut:
1. Melakukan uji F guna menentukan tingkat
signifikan secara keseluruhan. Pada tingkat keyakinan (level of significant) sebesar 95%. Pengujian hipotesis dengan uji
F dilakukan dengan membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel.
Apabila Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka Ho1
ditolak dan Hi1 diterima. Kesimpulan yang dapat diambil adalah
secara simultan bahwa signifikan variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel terikat (dependent
variable).
2. Melakukan pengujian terhadap hipotesis
penelitian untuk menentukan tingkat signifikan setiap variabel bebas (X) secara
individu dengan menggunakan uji t. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan
apabila dijumpai nilai thitung lebih besar dibandingkan dengan ttabel
menunjukkan bahwa variabel bebas secara individual berpengaruh terhadap pengembangan
usaha (Y).
Hasil Penelitian dan
Pembahasan
Uji Asumsi Klasik
Hasil
uji asumsi klasik menunjukkan bahwa data penelitian ini berdistribusi secara
normal, bebas dari multikolinearitas dan heteroskedastisitas.
Analisis Pengaruh Risiko Sumber Daya Manusia dan
Kecurangan Terhadap Pengembangan Usaha.
Untuk melihat tingkat pengaruh risiko sumber daya
manusia dan kecurangan terhadap pengambangan usaha dapat dilihat pada tabel 2 berikut
ini:
Tabel. 2
Hasil
Regresi Pengaruh Risiko sumber Daya Manusia dan Kecurangan terhadap
Pengembangan Usaha
Variabel
|
Koefisien
|
thitung
|
Sig
|
Constanta
Risiko
Sumber Daya Manusis (X1)
Risiko
kecurangan (X2)
|
12.213
-0,254
-0,263
|
7,686
3,350
|
0,000
0,002
|
|
R = 0,823
R2 = 0,677
|
ttabel (0,05) = 2,015
|
Fhitung = 40.881
Ftabel (0,05) = 2,39
|
Berdasarkan tabel 1 di
atas, maka persamaan regresi linear berganda hasil pengolahan data adalah:
Y= 12.213 – 0,254X1
– 0,263X2
Uraian data di atas sebagai berikut:
a. Konstanta (a) sebesar 12,213 yang berarti
bahwa pada saat variabel risiko sumber daya manusia dan risiko kecurangan
bernilai nol, maka pengembangan usaha adalah sebesar 12,213.
b. Koefisien regresi risiko
sumber daya manusia (X1) sebesar -0,254 artinya jika terjadi peningkatan faktor
risiko sumber daya manusia sebesar 1%, maka tingkat pengembangan usaha menurun
sebesar 25,4%. pada kondisi variabel
risiko kecurangan konstan.
c. Koefisien regresi kecurangan (X2) sebesar
-0,263, artinya jika terjadi peningkatan faktor risiko kecurangan sebesar 1%,
maka tingkat pengembangan usaha menurun sebesar 26,3% pada kondisi variabel risiko
sumber daya manusia konstan.
Untuk mengetahui keeratan hubungan antara
variabel risiko sumber daya manusia dan risiko kecurangan dengan pengembangan usaha
dapat dilihat dari koefisien korelasi (R). Dari pengolahan data penelitian
diperoleh R sebesar 0,823, hal ini berarti bahwa hubungan antara faktor risiko sumber
daya manusia (X1) dan faktor risiko
kecurangan (X2) dengan pengembangan usaha (Y) adalah tinggi. Menurut Young
(Djarwanto, 1996:169) jika koefisien korelasi
bernilai 0,70 sampai mendekati 1,00 (plus atau minus) menunjukkan
derajat hubungan yang tinggi. Koefisien korelasi lebih besar dari 0,40 sampai
di bawah 0,70 (plus atau minus) menunjukkan derajat hubungan yang sedang.
Koefisien korelasi di atas samapi di bawah 0,40 (plus atau minus) maka
menunjukkan derajat hubungan yang rendah atau lemah.
Untuk mengetahui seberapa besar peranan variabel risiko
sumber daya manusia (X1) dan risiko kecurangan (X2) dalam mempengaruhi variabel
pengembangan usaha (Y), dapat dilihat pada R2 sebesar 0,677, ini berarti
pengaruh faktor risiko sumber daya manusia (X1) dan risiko kecurangan (X2 terhadap pengembangan
usaha (Y) adalah sebesar 67,7 %% dan sisanya 32,3% dipengaruhi oleh variabel
lain diluar penelitian ini (error term).
Variabel lain dididuga adalah risiko kejahatan dan risiko keuangan.
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat signifikan
secara keseluruhan pada tingkat kepercayaan sebesar 95%. Pengujian hipotesis
dengan uji F dilakukan dengan membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel.
Apabila Fhitung lebih besar dibandingkan dengan Ftabel
maka Ho1 ditolak dan Hi1 diterima. Diperoleh Fhitung
sebesar 40.881 sedangkan Ftabel
pada tingkat kepercayaan 95% diperoleh Ftabel (n-k),5% = 2,39,
ini berarti secara bersama-sama variabel independen berpengaruh signifikan
terhadap pengembangan usaha sehingga hipotesis Ho1
ditolak dan Hi1 diterima.
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X)
secara individual terhadap variabel terikat dilakukan dengan menggunakan uji t
berdasarkan perhitungan yang dilakukan apabila thitung lebih besar
dibandingkan dengan ttabel , maka Ho2 ditolak dan Hi2
diterima. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung lebih besar
dibandingkan dengan ttabel baik untuk variabel risiko sumber daya
manusia maupun untuk risiko kecurangan. Berdasarkan persamaan regresi yang
diperoleh dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Risiko Sumber Daya Manusia (X1)
Risiko sumber daya manusia (X1) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap pengembangan usaha. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi
tingkat risiko sumber daya manusia yang terjadi maka tingkat pengembangan usaha
akan semakin menurun dan terhambat karena kualitas pelayanan yang diberikan tidak
memuaskan konsumen. Risiko sumber
daya manusia berkaitan dengan skill tenaga kerja yang minim, pendidikan tenaga
kerja yang rendah, dan hal lain seperti penanganan karyawan yang bermasalah
serta masalah stres dan kesehatan kerja yang buruk.
2.
Risiko Kecurangan (X2)
Risiko kecurangan (X2)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengembangan usaha karena semakin
tinggi tingkat risiko kecurangan yang terjadi maka tingkat pengembangan usaha
semakin menurun. Risiko kecurangan merupakan kejahatan yang sengaja dilakukan
oleh pihak dalam perusahaan dan pihak di luar perusahaan, seperti adanya kesepakatan
antara pemasok dengan orang yang bekerja di dalam perusahaan yang tidak
diketahui oleh pimpinan. Risiko kecurangan lebih mengarah kepada pemalsuan
dokumen penjualan seperti stok barang digudang tidak sama dengan yang ada di catatan
yang akhirnya dapat merugikan pihak perusahaan.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis yang telah dibahas terdahulu maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1.
Risiko sumber daya manusia dan kecurangan secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap pengembangan usaha,
hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel.Besaran
pengaruh variabel risiko sumber daya manusia dan risiko kecurangan secara
bersama-sama terhadap pengembangan usaha adalah sebesar 67,7 %.
2.
Risiko sumber daya manusia
dan kecurangan secara individu
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengembangan usaha. Risiko sumber
daya manusia mempengaruhi pengembangan usaha dengan arah yang negatif sebesar
25,4%, sedangkan risiko kecurangan mempengaruhi pengembangan usaha dengan arah
yang negatif sebesar 26,3 %.
Rekomendasi
1.
Pihak perusahaan harus
memperhatikan masalah karyawan, memberikan kesejahteraan dan pelatihan agar
karyawan menjadi lebih profesional dalam melayani konsumen.
2.
Dari hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan atau referensi bagi penelitian selanjutnya,
khususnya mengenai risiko-risiko lainnya (error
term) yang tidak penulis teliti dalam penelitian ini seperti risiko
kesehatan dan keselamatan kerja, serta risiko polusi lingkungan serta mampu
mencari indikator-indikator variabel lain yang lebih sesuai sehingga hasil
penelitian dapat lebih baik.
Daftar Pustaka
Anoraga, Pandji., 2004, Manajemen Bisnis, Edisi ke 3, Rineka Cipta, Jakarta
Darmawi, Herman, 1990, Manajemen
Risiko, Rajawali Pers, Jakarta.
Djarwanto, 1996, Mengenal Beberapa Uji Statistik dalam Penelitian, edisi pertama,
Liberti, Yogyakarta.
Halim, M. (http://www.google.sdm) Risiko Usaha Mandiri.
Hitt, Ireland,
Hoskisson, 1996, Manajemen Strategi,
The Press New York
Pritni, 2002. (http://www.google.sdm)
Pemasaran Global
Rahmad, R,
2004, Manajemen
Pemasaran, Edisi ke 2 Rineka Cipta, Jakarta.
Roger, 2003, The Essence of
Service Marketing, Prenice
Hall International, Ltd, Englewood Cliffs, New Jersey
Sadikin,
2002. Pengantar Bisnis, Edisi 1, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Siagian, P. Sondang, 2001, Kiat
Meningkatkan Produktifitas Kerja, Liberty, Yogyakarta.
Sumarjino, 2004, Pengantar Bisnis, Edisi 1, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Tanjung, Faisal. (http://www.google.sdm)
Prospek Wirausaha.
Umar, Faisal, 2002, Analisis Manajemen Risiko,
Muda Karya, Jakarta.
Semoga bermanfaat
BalasHapus