Inflasi tidak selalu berdampak buruk bagi perekonomian. Inflasi yang
terkendali justru dapat meningkatkan kegiatan perekonomian. Berikut ini
adalah akibat-akibat yang ditimbulkan Inflasi terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.
a. Dampak Inflasi terhadap Pendapatan
Inflasi dapat mengubah pendapatan masyarakat. Perubahan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Pada beberapa kondisi (kondisi infasi lunak),
inflasi dapat mendorong parkembangen ekonomi. Inflasi dapat mendorong
para pengusaha memperluas produksinya. Dengan demikian, akan tumbuh
kesempatan kerja baru sekaligus bertambahnya pendapatan seseorang.
Namun, bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap Inflasi akan menyebabkm mereka rugi karena penghasilan yang tetap itu jika ditukarkan dengan barang dan jasa
akan semakin sedikit. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi
berikut! Sebelum infiasi, orang yang menerima penghasilan Rp 100.000
dapat membeli 100 kg beras seharga Rp 1000,00 per kg. Karna inflasi,
maka harga beras yang semula naik, menjadi Rp 1.250,00 per kg. Oleh
karena nilai beli uang Rp 100.000,00 jika ditukarkan dengan beras kini
hanya menjadi 80 kg. Dari ilustrasi tersebut, diketahui ada penurunan
nilai tukar sebesar 20 kg (100 kg — 80 kg). Sebaliknya, orang yang
berutang akan beruntung. Anggaplah seorang petani mempunyai utang
Rp100.000,00. Sebelum Inflasi, petani itu harus menjual beras 100 kg
untuk membayar utangnya. Tetapi setelah inflasi harga beras menjadi Rp
1.250,00 per kg, sehingga petani tersebut cukup menjual 80 kg untuk
membayar utangnnya sebesar Rp 100.000,00.
2. Dampak Inflasi terhadap Ekspor
Pada
keadaan Inflasi, daya saing untuk barang ekspor berkurang. Berkurangnya
daya saing terjadi karena harga barang ekspor makin mahal. Masi dapat
menyulitkan para eksportir dan negara. Negara mengalami kerugian karena
daya saing barang ekspor berkurang, yang mengakibatkan jumlah penjualan berkurang. Devisa yang diperoleh juga semakin kecil.
3.Dampak Inflasi terhadap Minat Orang untuk Menabung
Pada
masa inflasi, pendapatan rill para penabung berkurang karena jumlah
bunga yang diterima pada kenyataannya berkurang karena laju Inflasi.
Misalnya, bulan Januari tahun 2006 seseorang menyetor uangnya ke bank
dalam bentuk deposit dalam satu tahun. Deposito tersebut menghasilkan
bunga sebesar, misalnya, 15% per tahun. Apabila tingkat Inflasi
sepanjang Januari 0006 — Januari 2007 cukup tinggi, katakanlah 11%, maka
pendapatan dari uang yang didepositokan tinggal 4%. Minat orang untuk
membung akan berkurang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar