1. Ilmu
ekonomi termasuk rumpun ilmu sosial yang mempelajari perilaku orang atau
masyarakat yang sering bertumpang-tindih dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, dalam
perkembangannya menggunakan metode deduktif dan induktif. Disebabkan ilmu
ekonomi tidak dapat melakukan eksperimen-eksperimen yang terkendali seperti
halnya ilmu eksakta, maka ahli ekonomi harus memecahkan masalah metodologi yang
mendasar, dengan asumsi-asumsi yang tegas.
2. Ilmu
ekonomi dalam menarik kesimpulannya berusaha memisahkan dengan tegas deskripsi
dari perimbangan nilai, menghindari kekeliruan post hoc, dan kekeliruan
komposisi, mengakui adanya subjektivitas yang tidak terelakan dalam teori dan
kebijakan. Suatu cara yang paling meyakinkan agar pola berpikir tetap lurus
dalam penggunaan metode ilmiah.
3. Pandangan
para pemikir dan kritisi ekonomi tidak selalu sama untuk menjawab masalah
realitas ekonomi, sehingga menimbulkan perbedaan, dan menimbulkan kontroversi.
Beberapa sumber penyebab terjadinya kontroversi dalam teori ekonomi adalah
kesulitan untuk merumuskan hipotesis yang tepat, perilaku ekonomi, dan kadar
nilai baik disengaja atau tidak, ikut memasuki pembahasan.
Kontroversi
dapat mencapai penyelesaian, jika salah satu teori terbukti lebih relevan
menjelaskan realitas ekonomi. Hal ini dapat diketahui melalui pengujian teoretik
maupun empirik. Tetapi peranan nilai juga dapat mempertajam terjadinya
kontroversi. Dengan demikian, salah satu usaha untuk mencapai rekonsiliasi
adalah dengan mengurangi peranan nilai dalam teori.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar