Rusydi
Abstract: The effective marketing program designs all of elements of marketing
mix so that it become a tool in the integrated program it achieves the company
objective in determining the company position in competition. To face the
reality, company has to develop the effective marketing policy and following
development of technology and economic. The research aims (1) to analyze effect
of marketing mix of the energy soft drink toward decision of purchasing the
energy soft drink in Kota Lhokseumawe (2) to know elements of marketing mix
which the greatest effect toward decision of purchasing the energy soft drink
in Kota Lhokseumawe.
Specifically
promotion is the greatest influence toward decision of purchasing with the
score is 28,60%.
Keywords: marketing mix, purchasing
decision of costumer.
PENDAHULUAN
Tahun 2020 akan terjadi liberalisasi ekonomi yang
berpengaruh terhadap struktur pasar yang tidak mengenal lagi batas-batas atar
negara. Persaingan tidak
hanya pada skala kota dan wilayah akan tetapi persaingan kualitas daripada
kuantitas produk dan pelayanan. Namun selain tantangan dan persaingan terhadap
peluang bagi pelaku ekonomi untuk ikut memberikan kegiatan pemasaran yang makin
luas.
Dalam berbagai usaha bisnis yang berkembang saat
ini, baik yang menghasilkan barang maupun jasa, peran pemasaran sangatlah
penting karena merupakan salah satu fakta kunci penentu keberhasilan bisnis.
Dengan kata lain; pemasaran merupakan inti seluruh aktivitas bisnis. Ini
berkaitan dengan fungsi pemasaran, sebagai penghubung antara perusahaan dan
konsumen (C.M.Lingga Purnama, 2001 : 1).
Liberalisasi perdagangan merupakan tuntutan adanya
globalisasi, yaitu suatu pelaksanaan regim kesepakatan sistem perdagangan
dunia, hilangnya batas-batas negara yang bisa menghambat kelancaran arus
barang, jasa, modal dan finansial secara internasional. Ada dua sisi dari
liberalisasi perdagangan, sisi pertama bahwa liberalisasi memberikan peluang (opportunities), melalui penurunan
hambatan-hambatan tarif dan non tarif dan meningkatkan akses produk-produk
domistik ke pasar international. Sisi kedua. Liberalisasi perdagangan juga
menjadi ancaman (threat), karena
perdagangan bebas menuntut penghapusan subsidi dan proteksi sehingga dapat
membanjirkan produk-produk asing di pasar dalam negeri.
Program pemasaran yang efektif meramu semua
unsur-unsur, unsur marketing mix
menjadi suatu program terpadu yang dirancang untuk mencapai sasaran perusahaan.
Pengambilan keputusan tentang produk, harga, promosi dan tempat penjualan
hendaknya dapat menciptakan program pemasaran yang kohesif di pasar sasaran.
Dengan demikian program pemasaran menggabungkan semua kemampuan pemasaran
perusahaan tersebut akan menjadi sekumpulan kegiatan yang menentukan posisi
perusahaan terhadap pesaing, dalam rangka bersaing merebut pasar sasaran. Extra Joss, Kratingdaeng, Hemaviton, Vit
Up adalah di antara merek terkenal di industri minuman berenergi atau minuman
suplemen
Sementara itu secara nasional pasar minuman berenergi atau minuman suplemen
merupakan pasar dengan volume penjualan sebesar Rp1,1 miliar peaces atau setara
dengan Rp1,4 triliun setahunnya, tercatat 80% dari total nilai penjualan
minuman energi diyakini dalam bentuk sachet. AC Nielson mencatat Market Share
masing-masing pasar, Extra Joss 45,6%, Hemaviton 20,2%, Kuku Bima 11,8%,
Krating Daeng 8,9%, M-150 4,5%, Naturade Gold 3,0%, Ena'O 2,3%. Lima besar pemain minuman berenergi lainnya
adalah Hemaviton (20,2%), Kuku Bima (11,8%), Krating Daeng (8,9%), dan M-150
(4,5%).
Persaingan bisnis industri minuman berenergi atau
minuman suplemen yang semakin ketat,
memaksa setiap perusahaan selalu berebut perhatian konsumen melalui pemenuhn
kebutuhan dan keinginan pelanggan, dengan memperhatikan kecenderungan perubahan
sosial, menganalisis kiat-kiat pesaing dan mengamati perubahan teknologi,
ekonomi, politik dan social.
Jika ada pelanggan yang menghentikan pembeliannya
atau pindah ke produk lain, perlu disikapi sebagai suatu perubahan perilaku
konsumen. Perubahan perilaku konsumen semacam ini harus dilihat sebagai
kenyataan yang buruk.
Identifikasi Masalah.
Sejauh mana pengaruh pelaksana bauran
pemasaran minuman berenergi atau minuman suplemen terhadap proses pengambilan
keputusan pembelian konsumen minuman berenergi di Kota Lhokseumawe. Dan bauran
pemasaran yang mana pengaruhnya paling besar terhadap pengambilan keputusan
pembelian konsumen pada minuman berenergi di Kota Lhokseumawe.
Hipotesis.
Sedangkan
sub hipotesis dalam penelitian ini adalah:
- Produk berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada minuman berenergi di Kota Lhokseumawe.
- Harga berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada minuman berenergi di Kota Lhokseumawe.
- Promosi berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada minuman berenergi di Kota Lhokseumawe.
- Tempat berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian pada minuman berenergi di Kota Lhokseumwe.
TINJAUAN PUSTAKA
Kotler
(2000:4), pemasaran pada umumnya di pandang sebagai tugas untuk menciptakan,
memperkenalkan, dan menyerahkan barang dan jasa, pengayaan pengalaman,
peristiwa, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi da gagasan.
Etzel
,et.al (1997:60) bauran pemasaran adalaah kombinasi dari empat variable atau
kegiatan inti dari system pemasaran perusahaan, yaitu: produk, harga, tempat
dan promosi. Sedangkan menurut Mc Chrthy dalam buku Kotler (2000:15)
mengklasifikasikan alat-alat pemasaran ke dalam empat kelompok yang dikenal
dengan P dari pemasaran, yaitu; product, price, place, and promotion.
Baruan
produk menurut Kotler (2000:398), product mix is the set of all products and
items that a particular seller offers for sale. Jadi baruan produk adalah
sekumpulan dari semua produk dan item produk seperti macam produk, kualitas
produk, rancangan produk, cirri-ciri produk, merek produk, kemasan produk,
ukuran produk, pelayanan, jaminan dan pengembalian serta atribut lainnya yang
secara khusus para penjual menawarkan untuk dijualkan kepada para pembeli
penilaian pelanggan terhadap produk industri jamu. Dapat dilihat dari sisi
kemasan, dalam hal ini menurut Arnold (1996:224) kenyataan bahwa nilai-nilai
inti dari merek cukup konsisten untuk memungkinkan desain kemasan adalah
sesuatu yang penting Menurut Stanton (1996 : 269) menyatakan dalam pengertian umum bauran
pemasaran menurut Kotler (2000:490) tempat adalah sebagai berikut:
Factor
tempat atau place berarti marketing channel (distribution channel) are sets of
interdependent organization involved in the process of making a products or
service available for use or consumption.
Sedangkan
menurut Etzel,et.al (1997:43) adalah sebagai berikut:
“Distribution
channel consists of the set of people firms involved in the transfer of title
to a product as the product moves from producer to ultimate consumer or
business user”.
Untuk
mengantisipasi kesenjangan diantara produsen dan konsumen, maka Keegan (1996:128)
menawarkan alternative struktur aliran saluran distribusi produk sebagai
berikut: pemilik pabrik produk konsumen dapat menjual langsung kepada pelanggan
(menggunakan catalog atau materi cetakan yang lain), lewat took sendiri ataupun
dengan alternative struktur yang lain untuk produk konsumen.
Menurut
Sutisna (2000:39). Iklan untuk produk yang dibeli berdasarkan kebiasaan
seharusnya ditampilkan sesering mungkin untuk mengingat konsumen. Sedangkan
Supranto (2000:44) menyatakan bahwa seseorang pelanggan yang loyal akan
membicarakan hal-hal yang bagus tentang produk atau perusahaan yang selanjutnya
Arnol (1996:177) menyatakan: bahwa merek membedakan produk atau jasa sebuah
perusahaan dari produk saingannya. Dalam kaitannya dengan produk industri jamu,
perusahaan memproduksi selera dan kondisi ekonomi (daya beli) masyarakat,
walaupun produk industri jamu bentuknya kecil, tetapi mutunya baik dan manjur.
Harga
sering menjadi factor penentu dalam pembelian, disamping tidak menutupi
kemungkinan factor-factor lain.
Dengan
demikian harga menjadi lebih penting bagi konsumen sebagai tanda dari apa yang
diharapkan. Menurut Macrae (1996:131), pembeli baik yang baru maupun yang lama
menggunakan harga sebagai suatu seleksi terhadap citra kualitas suatu merek.
Berdasarkan kualitas dan harga menurut Kotler (2000:520) menunjukkan sembilan
kemungkinan strategi harga – kualitas.
“Promosi pada akhirnya akan menghasilkan bahwa
konsumen naiknya tingkat penjualan. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa
konsumen yang membeli berdasarkan kebiasaan, biasanya tidak begitu mengingat
apa-apa yang akan dibelinya. Keinginan untuk membeli produk sering muncul
ketika konsumen diingatkan melalui iklan dengan cara melihat produk itu
ditoko”.
Berdasarkan beberapa pendapat pada pakar di atas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
perusahaa guna memberikan informasi dan promosi adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh perusahaan guna memberikan informasi dan untuk memperkenalkan
produk kepada konsumen melalui beberapa media sesering mungkin untuk membangun
kedekatan produk industri jamu dengan para pedagang dan konsumen dengan harapan
agar tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan.
Perilaku konsumen menurut Louden dan Delta dalam
Marius P. Angipora (1999:94), adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan
fisik individu dalam upaya memperoleh dan menggunakan barang dan jasa
(evaluasi, memperoleh, menggunakan barang atau jasa).
Dilihat dari derajat keterlibatan konsumen menurut
Kotler (2000:177), maka terdapat tipe atau sudut pandang pengambilan keputusan
keterlibatan tinggi (high involment) dan keterlibatan rendah (Low Involvement).
METEDOLOGI
Penelitian ini menganalisa pengaruh bauran
pemasaran minuman berenergi terhadap proses keputusan pembelian konsumen. Objek
penelitian untuk variable bebas/independent variable adalah bauran pemasaran
dengan sub variable yaitu: produk, harga, promosi dan tempat.
Objek penelitian lainnya sebagai variable
terikat/Dependent Variable adalah keputusan pembelian konsumen. Yang dijadikan
respon adalah pengguna minuman berenergi . Untuk menganalisa objek penelitian
ini dipergunakan pendekatan deskriptif dan variatif, melalui analisis jalur (Path Analysis).
Manajemen penelitian ini merupakan pendekatan Ilmu
Ekonomi terutama dari ilmu manajemen
memfokuskan pada bidang Manajemen Pemasaran secara khusus pada aspek
bauran pemasaran dan pengaruhnya terhadap proses keputusan pembelian konsumen
pada minuman berenergi di Kota Lhokseumawe.
Variable-variable
dalam penelitian pengaruh pelaksanaan bauran pemasaran terhadap proses
keputusan-keputusan pembelian konsumen minuman berenergi di Kota Lhokseumawe
terdiri dari;
- Variable bebas/independent variable (Variabel X) adalah bauran pemasaran. Sub variable: pruduk (X1), harga (X2), promosi (X3) dan tempat (X4).
- Produk terikat/Dependent variable (variable Y) adalah proses keputusan pembelian konsumen. Unit observasi pada penelitian ini adalah distributor minuman berenergi Kota Lhokseumawe untuk mendapatkan data sekunder, konsumen minuman berenergi yang ada di Kota Lhokseumawe untuk mendapatkan data primer sebagai unit analisis dalam penelitian ini.
a) Dalam penelitian ini ukuran sample untuk
konsumen (responden) ditentukan berdasarkan bentuk pengujian statistic yang
akan digunakan untuk menguji hipotesis. Hipotesis akan diuji dengan menggunakan
Analisis jalur (Path Analysis). Dengan demikian ukuran sample minimal untuk
analisis jalur ini, dapat ditentukan melalui rumus ukuran sample minimal untuk
ukuran korelasi koefisien yang dilakukan secara iterative (perhitungan
berulang-ulang).
Menentukan ukuran sample
secara iterative dengan langkah sebagai berikut:
·
Pada
iterasi pertama dipergunakan rumus sebagai berikut:
Up = 1 / 21N {1 + p}l {1 – p}
n
=
keterangan:
Z1-1/2α = Konstanta
yang diperoleh dari table distribusi normal
Z1-1/2β = Konstanta
yang diperoleh dari table distribusi normal
α = kekeliruan tipe I (5%)
β = Kekeliruan tipe II (5%)
ρ = Korelasi minimal .40; artinya korelasi
terkecil dari variable bebas terhadap variable terikat.
Pada
iteraksi kedua:
Uρ
= ½ Ln {1 + ρ } 1 {1 – ρ } + {(ρ)} /
2 (n – 1)
b)
Apabila ukuran sample minimal pada
iterasi pertama dan iterasi kedua harganya sampai dengan bilangan yang
satuannya sama, maka iterasi berhenti. Apabila belum sama, lakukan iterasi
ketiga dengan menggunakan rumus 4b, demikian seterusnya sampai ukuran sample
yang akan ditentukan sudah sama baru berhenti.
c) Berdasarkan keterangan di atas dalam
penelitian ini diambil:
Uρ = ½ Ln (1+0.40) / (1-0.40)
Uρ = 0.42365
Maka,
n =
Pada interasi pertama ini diperoleh sample
sebanyak 75 orang responden yang ditetapkan secara random.
Iterasi kedua:
Jumlah sample pada iterasi kedua dapat dihitung
dengan rumus diatas sebagai berikut:
Uρ = ½ Ln
Uρ = 0,42362
Maka, n =
Berdasarkan perhitungan
iterasi kedua diperoleh sample sebanyak 75 orang responden yang hamper sama
dengan hasil iterasi I. selanjutnya untuk menentukan banyaknya sample pada
masing-masing kecamatan di hitung dengan metode alokasi proporsional menurut
(Moh. Nazir, 1999:361) sebagai berikut:
n1 =
keterangan:
ni
= Ukuran sample tiap stratum
Ni =
Ukuran populasi tiap stratum
N = Ukuran
populasi
n = Ukuran sample
Untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan bauran pemasara yang diterapkan oleh Distributor minuman berenergi,
dari hasil angket setiap item pertanyaan dicari besarnya persentase dengan
menggunakan rumus:
x =
Dimana:
f =
frekuensi
N = populasi
Rumus diatas digunakan untuk menganalisis
deskriptif dimana respon jawaban responden pada setiap item digunakan
perhitungan frekuensi dan proporsi. Sedangkan mengetahui tingkat masing-masing
item dari variable maupun antar variable penelitian digunakan teknik perbandingan
skor total responden terhadap skor maksimumnya.
Untuk dapat mencapai tujuan yaitu mengetahui
pengaruh langsung maupun tidak langsung dari masing-masing variable bauran
pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen dan menguji hipotesis
penelitian, maka teknik analisi data digunakan adalah analisis jalur (Path
Analysis).
Analisis dan Pembahasan
Pada penelitian ini dilakukan penyebaran
kuisioner terhadap 225 orang responden yang berada di Kota Lhokseumawe,
khususnya yang berada di Kecamatan Banda Sakti, kematan Muara dua dan
kecamatan Muara Satu . Karakteristik responden disajikan pada
Tabel.1
Table 1.
Karakteristik responden pengguna minuman berenergi saat ini.
No
|
Uraian
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
|
Ya
|
212
|
94,22
|
2
|
Tidak
|
13
|
5,78
|
|
Jumlah
|
225
|
100,0
|
Sebagian
besar konsumen industri minuman berenergi atau minuman suplemen mengkonsumsi
jenis minuman berenergi untuk kesehatan,
yaitu sebanyak 51,11 persen atau 115 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar konsumen mengkonsumsi minuman berenergi hanya untuk menjaga atau
memulihkan kesehatannya saja, bukan digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan
penyakit. Perincian mengenai
jenis minuman berenergi yang dikonsumsi industri disajikan pada tabel 2.
Tabel 2: Alasan Konsumen
Mengkonsumsi Minuman Berenergi
No
|
Jenis
Jamu
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
|
Minuman Berenergi Tambah Tenaga
|
48
|
21,33
|
2
|
Minuman berenergi untuk Kesehatan
|
115
|
51,11
|
3
|
Minuman berenergi kekuatan
|
62
|
27,56
|
|
Jumlah
|
225
|
100,0
|
Alasan konsumen dominan mengkonsumsi produk
minuman berenergi adalah karena mutunya. Hal ini menunjukkan konsumen memulai
pembelian terlebih dahulu sehingga menentukan manfaat minuman berenergi.
Kemudaian alasan kemudahan mendapatkan penjualan untuk membeli Karena hal ini
berhubungan dengan tersedia dan mudah tidaknya minuman berenergi ada dekat
dengan tempat tinggal konsumen. Karena alasan harga berhubungan dengan daya
beli konsumen terhadap jenis minuman berenergi.
Alasan konsumen diatas, menunjukkan konsumen
minuman berenergi melakukan proses keputusan pembelian karena mutu atau
kualitas dan kemudahan mendapatkan tempat penjualananya.
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan
analisa jalur (path analysis). Pengaruh pelaksanaan bauran pemasaran (X)
terdiri dari produk (X1), harga (X2), promosi (X3), dan tempat (X4) dimana
semua variable tersebut adalah variable bebas (independent). Sedangkan variable
terikat (dependent) dalam penelitian ini pengambilan keputusan pembelian
konsumen (Y), disamping itu terdapat variable residual yang diberi lambang ().
Nilai koefisien jalur dari persamaan structural
tersebut, perlu dilakukan pengujian signifikannya, untuk mengetahui
kebermaknaan variable bebas Xi mempengaruhi variable tidak bebas (Y), melalui
dua langkah pengujian koefisien jalur, yaitu langkah pertama pengujian
hipotesis secara simultan, sedangkan langkah kedua dilakukan pengujian hipotesi
secara parsial.
Pengujian secara simultan berfungsi menilai
kebermaknaan seluruh koefisien jalur variable bebas terhadap koefisien jalur
variable tidak bebas, dan pengujian secara parsial, menilai kebermaknaan
masing-masing koefisien jalur dari
variable bebas terhadap koefisien jalur dari variable tidak bebas. Secara
statistic, dalam pengujian hipotesis secara simultan digunakan uji F
(Bahren-Fisher), sedangkan secara parsial dilakukan uji t-student.
Hasil analisis pengujian secara simultan
menunjukkan bahwa variable bebas mempengaruhi variable tidak bebas, artinya
bahwa variable produk minuman berenergi (X1), harga minuman berenergi (X2),
promosi minuman berenergi (X3), dan tempat penjualan minuman berenergi (X4)
berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian konsumen. Secara matematis,
hasil pengujian tersebut dirumuskan dalam persamaan:
Y = 0,452748 X1 + 0,332349 X2 + 0,529537 X3 +
0,50156 X4
Hubungan matematis ini menunjukkan nilai Fhit
sebesar 158,8573796, sedangkan nilai F0,5,
adalah sebesar 2,47, sehingga Fhit > F0,05, berarti Ho ditolak
(signifikan).
Besarnya pengaruh variable bebas terhadap variable
tidak bebas dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi (R2). Nilai
koefisien determinasi (R2) yang diperoleh adalah sebesar ,7428, yang berarti
bahwa variasi keputusan pembelian konsumen pada distributor dipengaruhi produk
minuman berenergi (X1), harga minuman berenergi (X2), promosi minuman berenergi
(X3), dan tempat penjualan minuman berenergi (X4) sebesar 74,28 persen.
Sedangkan sisanya sebesar 25,72 persen ditentukan oleh variable lainnya. Dengan
kata lain, sebenarnya keputusan pembelian konsumen pada penyalur minuman
berenergi atau minuman suplemen tidak hanya ditentukan oleh variable- variable
tersebut, tetapi ditentukan juga oleh factor-faktor lainnya.
Secara statistik, hasil analisis dan pengujian
hipotesis secara simultan menunjukkan hasil yang signifikan, untuk itu perlu
dilakukan pengujian hipotesis secara parsial melalui uji t-student. Untuk
mengetahui pengaruh masing-masing variable bebas (Xi) terhadap variable tidak
bebas (Y) disajikan pada Tabel 3.
Table 3. Hasil Analisis pada
Koefisien Jalur X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y secara Parsial.
Pengaruh
X1, X2, X3, X4 terhadap Y
|
Nilai
Koefisien Jalur
|
t-hitung
|
t0,25
|
Keputusan
|
Kesimpulan
|
Pengaruh X1 terhadap Y
|
0,452748188
|
13,103
|
1,960
|
Ho ditolak
|
Signifikan
|
Pengaruh X2 terhadap Y
|
0,3332348555
|
9,7251
|
1,960
|
Ho ditolak
|
Signifikan
|
Pengaruh X3 terhadap Y
|
0,529537138
|
15,313
|
1,960
|
Ho ditolak
|
Signifikan
|
Pengaruh X4
Terhadap Y
|
0,050155609
|
1,459
|
1,960
|
Ho diterima
|
Non signifikan
|
Pengaruh εI terhadap Y
|
0,507130
|
|
|
|
|
Table 4. persentase pengaruh
Variabel X1, X2, X3 dan X4 terhadap Y
Varibel
Independen
|
Pengaruh
Langsung (%)
|
Pengaruh
Tidak Langsung
|
Total
|
||||
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
Sub
Total
|
|||
X1
X2
X3
X4
|
16,93
9,12
23,16
0,21
|
-
-1,51
4,39
0,17
|
-1,51
-
0,67
0,24
|
4,39
0,67
-
0,38
|
0,17
0,24
0,38
-
|
3,05
-0,59
5,44
0,79
|
19,98
8,53
28,60
1,00
|
Pengaruh X1,
X2, X3 dan X4 secara simultan terhadap Y
|
58,11
|
||||||
Pengaruh
Variabel lain (ε) terhadap Y
|
41,89
|
||||||
Total
|
100,00
|
Untuk menguji
kebermaknaan setiap koefisien jalur agar digunakan atau tidaknya trimming
theory dapat dilihat dari hitung pada Tabel 4 diatas. Dari table 4 diketahui
bahwa produk minuman berenergi (X1), harga (X2), promosi minuman berenergi (X3) secara statistic
berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian konsumen, sedangkan tempat
penjualan minuman berenergi (X4) secara statistik berpengaruh tidak nyata
terhadap keputusan pembelian konsumen. Tidak berpengaruh disini bukan berarti
tidak ada pengaruhnya sama sekali terhadap keputusan pembelian konsumen, akan
tetapi pengaruhnya sangat kecil sekali didalam sample sehingga secara statistik
didalam populasi tidak teruji.
X4 secara statistik
berpengaruh tidak nyata terhadap proses keputusan pembelian konsumen disebabkan
antara lain:
- secara umum, Distributo minuman berenergi sudah berada ditempat konsumen, sehingga menyebabkan tempat kurang berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan pembelian konsumen.
- selain Distributor yang sudah berada dilingkungan konsumen, selain itu pedagang perantara juga banyak menjual produk minuman berenergi disekitar lingkungan konsumen.
Berdasarkan paradigma diatas, maka dapat diketahui
besarnya pengaruh variable (Xi) secara parsial terhadap proses keputusan
pembelian konsumen (Y) dengan trimming theory. Untuk lebih
jelasnya tentang pengaruh masing-masing variable Xi terhadap Y baik pengaruh
langsung, tidak langsung maupun pengaruh total dapat dilihat pada table 4.
Pengaruh
langsung setiap variable X terhadap Y ditentukan oleh koefisien jalurnya
masing-masing yaitu Pyx1, Pyx2, Pyx3, Pyx4 sedangkan Xi melalui rxixj oleh
Pyxi, Pyxj.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikn diatas, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
- dari pengujian statistik ternyata pengaruh pelaksanaan bauran pemasaran produk minuman berenergi di Kota Lhokseumawe secara simultan berpengaruh positif (58,11%) hal ini dicerminkan dari tanggapan / pertimbangan konsumen atas masing-masing indikator bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, promosi dan distribusi atau tempat minuman berenergi di Kota Lhokseumawe. Dan jika dianalisis secara parsial produk berpengaruh positif, harga berpengaruh positif, promosi berpengaruh positif dan distribusi atau tempat berpengaruh negative terhadap keputusan pembelian konsumen. Dan juga yang tidak bias diabaikan oleh Distributor minuman berenergi di Kota Lhokseumawe yaitu faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen yaitu sebesar 41,89%)
- pengaruh bauran pemasaran terhadap proses keputusan pembelian konsumen yang paling dominant dari unsur bauran yang terdiri dari :
A.
Bauran produk yang dilaksanakan
oleh Disributor minuman berenergi mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen pada
minuman berenergi di Kota Lhokseumawe (19,98%)
B.
Bauran harga yang dilksanakan oleh
Distributor minuman berenergi mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen pada
minuman berenergi di Kota Lhokseumawe (8,53%)
C.
Bauran promosi yang dilaksanakan
oleh Distributor minuman berenergi mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada minuman berenergi di Kota
Lhokseumawe (28,60%).
D.
Disribusi atau tempat yang
dilaksanakan oleh Distributor minuman berenergi tidak mempunyai pengaruh non
signifikan terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada minuman berenergi
di Kota Lhokseumawe (1,00%).
DAFTAR
PUSTAKA
Arnold, David. 1996. Pedomen Manajemen Merek
(Terjemahan).PT. Ketindo Soho. Surabaya.
Basu Swastha. 1997. Manajemen
Pemasaran Modern. Edisi ke-2, Liberty. Yogyakarta.
.
1999. manajemen
Boyd, Walker den Larreche.
2000. Manajemen Pemasaran Suatu
Pendekatatan Strategic dengan Orientasi Global. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Brannan, Tom. 1998. Pedoman Praktis untuk Komunikasi Pemasaran
Terpadu (Terjemahan). Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Buchari Alma. 1998. Manajemen Pemasaran den Pemasaran Jasa.
Edisi ke-2. Penerbit Alpabeta. Bandung.
C.M. Lingga Purnama. 2001. Strategic Marketing Plan, Panduan Lengkap
den Praktis Menyusun Rencana Pemasaran yang Strategis den Efektif. Penerbit
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Cravens, David W. 1999.
Pemasaran Strategic. Edisi ke-4. Alih Bahasa :Line Salim. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Dyah Hasto Palupi. 2002.
Membedah Jurus Pemasaran Jamu Tradisional. Tabloid Marketing No. 11111/4 Edisi
17 Juli 2002.
Engel, James F, Roger D.
Black-well, Paul W. Miniard. 1994. Consumer Behavior. 6th edition. The Dryden Press. Chicago
Etzel, Michael J, Walker, J.
Bruce William J. Stanton. 1997. Marketing, Eleven Edition McGraw-Hill
Companies, Inc, North America.
Fandy Tjiptono. 2000. Strategi
Pemasaran. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta.
Gerson, F, Richard. 1994.
Marketing Strategic For Small Businesse. Crisp Publications
Gonsalves, Karen P. 1998.
Service Marketing, A Strategic Approach. Prentice-Hall. Upper Sanddle River.
New Jersey.
Hanibal Prajogo. 1998. Analisis
Kepuasan Anggota Perorangan Tahun 1997 Atas Pelaksanaan Atribut-atribut Bauran
Pemasaran Eldorado Executive Club Bandung, Universitas Parahyangan. Bandung.
Harun Al-Rasjid. 1994. Analisis
Jalur (Path Analysis) Sebagai Sarana Statistika Dalam Analisa Kausal.
Laboratorium Pengabdian Pads Masyarakat den Pengkajian Ekonomi (LP3ES),
Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran. Bandung.
Heny Hendrayati. 2002. Pengaruh
Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Pengambilan Keputusan Konsumen untuk
Berlangganan Harian Umum Pikiran Rakyat di Wilayah Kota Bandung. (Tesis).
Universitas Padjajaran. Bandung.
Hitt. Michael A, R. Duane
Ireland, Robert E. Hoskinson. 1997. Manajeman Strategic Menyongsong Era
Persaingan den Globalisasi. Alih Bahasa Armand Hediyanto. Penerbit Erlangga.
Jakarta
Indriyo Gitosudarmo. 1999.
Manajemen Pemasaran. BPFE. Jakarta
Keegan, J. Waren. 1996.
Manajemen Pemasaran Global (Terjemahan). PT. Prenhallindo. Jakarta.
Kotler, Philip. 2000. Marketing
Management. "The Millenium Edition. Prentice Hall International Inc. USA.
- 2000. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium
(Terjemahan). PT. Prenhallindo. Jakarta.
Gary Amstrong 2001, 1?rinsipPrinsip
Pemasaran. Jilid 1 Edisi ke-8. Alih Bahasa. Demos Sihombing. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
1998. Dasar-Dasar Pemasaran.
Edisi ke-2. Alih Bahasa Alexander Sindoro.Prenhallindo. Jakarta.
Marius P. Angipora. 1999.
Dasar-Dasar Pemasaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Macrae, Chris. 1996. The Brand
Chatering Handbook. Addision Mesly Longman Limited and The Economist •
Intelligence Unit.
Mueller, Daniel J. 1986.
Measuring Social Attitudes A Handbook for Research & Practioners. Teacher
College Press.
Moh. Nazir. 1999. Metode
Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Peter. Paul J. den Jerry C.
Olson. 2000. Perilaku Konsumen den Strategi Pemasaran. Erlangga. Jakarta
Porter. Michael E. 1997.
Strategi Bersaing Teknik Menganalisis Industri den Pesaing. Alih Bahasa : Agus
Maulana. Penerbit Erlangga. Jakarta
Ruslan Rosady. 1995.
Aspek-Aspek Hukum den Etika dalam Aktivitas Kehumasan. Ghalia Indonesia.
Jakarta
Schiffman, Leon G Leslie Lazar
Kanuk. 2000. Consumen Behavior. Seven Edition, Prentice Hall International, Ine
Upper Saddle River. New Jersey
Stanton, William J. 1996.
Prinsip Pemasaran. Edisi ke -7. Diterjemahkan Oleh Yohanes Lamarto. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Sucherly. 1996. Strategi
Pemasaran dalam Industri Kayu Gergajian den Pengaruhnya Terhadap Penjualan
(Disertasi). Universitas Padjajaran. Bandung.
Sudjana. 1992. Metode
Statistik. Edisi ke-4. Tarsito. Bandung
Sugiyono. 2000. Metode
Penelitian Administrasi. Alpabeta. Bandung
Sukirno, Sadono. 2000.
Pengantar Teori Mikroekonomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Surachman Sumawihardja, Suwandi
Suparlan, Sucherly. 1991. Intisari Manajeman Pemasaran. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Supranto. J. 2002. Upaya
Memuaskan Pelanggan Agar Menjadi Loyal. Jumal Ekonomi dan Bisnis Fak-ultas
Ekonomi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Jakarta.
Suryana. 2001. Kewirausahaan.
Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Sutisna. 2001. Perilaku
Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.
Umar Husein. 2000. Riset
Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
---------------,1999 Metodologi Penelitian Aplikasi dalam
Pemasaran. Edisi ke-2. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Zeitham Valerie A. Bitner, Mary
Jo. 1996, Service Marketing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar