Hafnidar
Abstract: The unemployment and poverty rate in Indonesia is higher
and higher from year to year. The causal factor is because lack of Human
Resources in their commitment on working. According to Tosi and friends (1990),
the employees’ commitment on their work is related to the quality between
underling and higher authority and so does perception of the employees themselves
on career development. After a long conflict and tsunami raised Aceh couple
years ago, the industrial of
Enceng
Gondok in Gampong Mane, Muara Batu is one of potential job demand on
career development and skilled occupation for the communities. This research is
purposed on knowing the relationship between employees’ commitment with the
quality between underling and higher authority and perception on career
development to the Engceng Gondok
Industrial employees in Muara Batu sub-district, North Aceh. The research is
performed on workers of Enceng Gondok
industrial in Muara Batu sub-District of North Aceh. The Likerty Model Scale is
used as data collecting method that is commitment scale, quality scale on
relationship quality between underling and higher authority and perception on
career development. The additional data is earned by using qualitative research
method by using filling analysis in indicative principle. Data analysis by
using regression analysis for double predictor. The result is: 1) there is a
positive relationship between a commitment and a perception on career
development to Enceng Gondok
Industrial workers at Gampong Mane Tunong, Muara Batu sub-District of North
Aceh. 2) There is a positive relationship between a commitment and relationship
quality on underling and higher authority to Enceng Gondok Industrial workers in Gampong Mane Tunong, Muara
Batu sub-District of North Aceh.
Keywords: Commitment, workers perception, career
development
PENDAHULUAN
Industri
Kerajinan Enceng Gondok di Gampoeng Mane Tunong Kecamatan Muara Batu Kabupaten
Aceh Utara merupakan salah satu Industri kecil menengah yang sedang berkembang
di Kabupaten Aceh Utara. Karyawan Industri ini diberi ketrampilan mengolah
tumbuhan Enceng Gondok menjadi perabotan rumah tangga yang menarik dan unik.
Konsumen perabotan produksi Industri Kerajinan Enceng Gondok ini sebagian besar
masyarakat menengah ke atas, perkantoran dan hotel, bahkan banyak yang diekspor
ke luar negeri. Industri Kerajinan Enceng Gondok ini memiliki harapan besar
untuk terus berkembang, namun demikian Industri sering mengalami masalah dalam
hal komitmen pekerja terhadap pekerjaan dan organisasi kerjanya. Karyawan mudah
sekali meninggalkan pekerjaan untuk beberpa waktu dengan berbagai alasan.
Padahal disisi lain tidak mudah bagi Industri untuk mendapatkan karyawan yang
telah terlatih dan berpengalaman. Akibatnya Industri harus mengeluarkan banyak
cost untuk rekuritment dan pelatihan. Tosi dkk (1990) mengatakan bahwa komitmen
pekerja terhadap suatu pekerjaan ada hubungannya dengan kualitas hubungan
atasan-bawahan serta persepsi pekerja itu sendiri terhadap pengembangan karir.
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
komitmen pekerja dengan kualitas hubungan atasan-bawahan dan persepsi terhadap
pengembangan karir pada pengrajin enceng gondok di Kecamatan Muara Batu.
METODOLOGI
Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel
tergantung adalah Komitmen pekerja; variabel Bebas adalah (a) Kualitas hubungan
atasan-bawahan, (b) Persepsi pekerja terhadap pengembangan karir.
Subjek Penelitian
Populasi
dalam penelitian ini adalah Karyawan pada Industri Kerajinan Enceng Gondok di
Gampoeng Mane Tunong Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Populasi penelitian
berjumlah 42 orang. Dikarenakan populasi penelitian jumlahnya terbatas, maka
sample penelitian adalah semua individu yang ada dalam populasi penelitian yang
disebut dengan Subjek penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan menggunakan
Skala atau Angket dengan model self
report yaitu metode yang berdasarkan pada laporan tentang diri sendiri.
Penyusunan alat ukur dimulai dari pemilihan aspek, indikator dan definisi yang
tepat, kemudian dibuat suatu definisi operasional untuk mendapatkan penjelasan
yang tepat dari variabel-variabel yang akan diteliti. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan tiga Skala atau Angket dengan tambahan satu identitas
diri pada awal pemberian Skala atau Angket. Ketiga Skala/Angket sebagai alat
ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala/Angket Komitmen Pekerja;
Skala/Angket Kualitas Hubungan Atasan – Bawahan; Skala/Angket Persepsi Pekerja
Terhadap Pengembangan Karir. Skala/Angket
ini disusun dalam bentuk Skala Likert yang terdiri dari pertanyaan yang diikuti
oleh beberapa pilihan jawaban responden dengan menghilangkan alternative
jawaban R (Ragu-ragu). Setiap aitem Skala/angket merupakan pertanyaan atau pernyataan
yang bersifat favorable (mendukung) dan unfavorable (tidak mendukung).
Pertanyaan atau pernyataan tersebut memiliki empat kemungkinan jawaban
berdasarkan pertimbangan subjektif responden. Empat kemungkinan jawaban
tersebut adalah SS (Sangat sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai) dan STS
(Sangat Tidak Sesuai). Masing-masing aitem memiliki skor dengan rentang satu
sampai empat. Semakin tinggi skor yang didapat, maka semakin tinggi pula
komitmen; kualitas hubungan; dan persepsi terhadap pengembangan karir yan
dimiliki oleh responden.
Ketiga skala/angket di atas sebelum
digunakan dalam penelitian dilakukan uji coba untuk mengukur seberapa cermat
alat ukur tersebut melakukan fungsi ukurnya (uji validitas), mengetahui
keterandalannya (uji realibilitas). Uji
coba untuk mengukur kualitas aitem pada kedua skala dilakukan dengan
menggunakan uji korelasi aitem-total (daya beda aitem) dan Reliabilitas.
Metode
Analisis Data
Analisis data inferensial
yaitu pengambilan kesimpulan dengan pengujian hipotesis. Analisa data dilakukan
dengan menggunakan program komputer Statistical Packages for Social Science
(SPSS) versi 12.0. Teknik statistik yang dipakai adalah analisis regresi
sederhana
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis dan Interpretasi Data
Tabel 1: Gambaran Umum Hasil Skor
Variabel-variabel Penelitian
Variabel
|
Statistik
|
Hipotetik
|
Empiris
|
Komitmen
|
Skor minimal
Skor maksimal
Mean
SD
|
37
148
93
19
|
90
144
117,89
11,343
|
Persepsi
Thd Pengemb Karir
|
Skor minimal
Skor maksimal
Mean
SD
|
18
72
45
9
|
42
72
54,89
5,600
|
Kualitas
Hub Ataan-bawahan
|
Skor minimal
Skor maksimal
Mean
SD
|
17
68
43
9
|
39
62
51,73
4.926
|
Dari
tabel di atas
dapat ditetapkan kategori dalam penelitian ini sebagai berikut : sangat rendah (≤ x – 1,5SD), rendah (x – 1,5
SD < X ≤ x – 0,5 SD), sedang (x – 0,5 SD < X ≤ x + 0,5 SD), tinggi (x –
0,5 SD < X ≤ x + 1,5 SD) dan sangat tinggi ( X ≥ x + 1,5 SD). Berikut
penetapan kategorisasi variabel-variabel penelitian yang dibuat berdasarkan
satuan deviasi standar dengan memperhitungkan rentangan angka-angka minimal dan
maksimal teoritis menurut rumus di atas:
Kategori
Komitmen
I II III IV V
|
|
|
IIIIIIIIIIIIIII
|
|
64,5
83,5 102,5
121,5
Kategori
Persepsi terhadap Pengembangan Karir
I
II III IV V
|
|
|
IIIIIIIIIIIIIIII
|
|
31,5 40,5 49,5 58,5
Kategori
Kualitas Hubungan Atasan Bawahan
I II III IV V
|
|
|
IIIIIIIIIIIIIII
|
|
29,5 38,5 47,5 56,5
Keterangan:
I : Sangat rendah
II : rendah
III : sedang
IV : tinggi
V : sangat tinggi
Pembagian
kriteria di atas dilakukan untuk mengetahui baik tidaknya posisi subjek untuk
masing – masing variable. Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa Karyawan
Industri Kerajinan Enceng Gondok di Gampoeng Mane Tunong Kecamatan Muara Batu –
Aceh Utara, memiliki tingkat Komitmen yang tinggi terhadap pekerjaannya, begitu
juga dengan persepsi terhadap pengembangan karir dan kualitas hubungan atasan
bawahan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa karyawan Industri Kerajinan Enceng
Gondok di Gampoeng Mane Tunoeng memandang penting adanya pengembangan karir,
begitu juga dengan kualitas hubungan atasan bawahan. Karyawan Industri
Kerajinan Enceng Gondok di Gampong Mane Tunoeng menilai penting adanya kualitas
hubungan antara atasan dan bawahan dalam pekerjaannya.
Uji hipotesis
Uji hubungan antara
Komitmen dengan Persepsi Terhadap Pengembangan Karir
Uji hubungan antara komitmen dengan Persepsi terhadap
Pengembangan Karir ditunjukkan oleh skor korelasi sebesar (rxy) =
0,493 dengan signifikansi sebesar 0.000 (p<0,05), hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara komitmen dengan Persepsi Terhadap
Pengmebangan Karir Pada Karyawan Industri Kerajinan Enceng Gondok di Gampong
Mane Tunoeng Kecamatan Muara Batu. Nilai (rxy) yang positif
menunjukkan bahwa arah hubungan kedua variabel adalah positif
Tabel 1: Hubungan Komitmen dengan
Persepsi
(rxy)
|
Signifikansi
|
Probabilitas
|
0,493
|
0,000
|
p<0,05
|
Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini yaitu ada hubungan positif antara Komitmen dengan Persepsi
Terhadap Pengembangan Karir dapat diterima.
Perhitungan
statistik selengkapnya dengan menggunakan teknik regresi sederhana dapat
dilihat berikut ini:
Tabel 2: Deskripsi
Statistik Penelitian
Variabel
|
Mean
|
Standar Deviasi
|
N
|
Komitmen
|
54,89
|
5,600
|
93
|
Persepsi
Thd Pengemb Karir
|
117,89
|
11,343
|
93
|
Tabel 3: Rangkuman
Analisis Regresi Sederhana Variabel Penelitian
Model
|
Sum of Square
|
Df
|
Mean Square
|
F
|
Sig
|
Regression
Residual
Total
|
700,686
2184,239
2884,925
|
1
91
92
|
700,686
24,003
|
29,192
|
0,000
|
Tabel 4: Koefisien
Determinasi Penelitian
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Standard Eror of The
Estimates
|
1 Total
|
0,493
|
0,243
|
0,235
|
4,899
|
Tabel di atas terlihat bahwa koefisien determinasi
yang ditunjukkan oleh R Square sebesar 0,243. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
komitmen memiliki sumbangan efektif sebesar
24,3% terhadap Persepsi terhadap Pengembangan karir. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa variabel Persepsi terhadap Pengembangan karir dapat
dijelaskan oleh variabel komitmen sebesar 23,4 %. Sisanya sebesar 75,7%
ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
Uji hubungan antara Komitmen dengan
Kualitas hubungan atasan Bawahan
Uji hubungan antara Komitmen
dengan Kualitas Hubungan Atasan Bawahan ditunjukkan oleh skor korelasi sebesar
(rxy) = 0,467 dengan signifikansi sebesar 0.000 (p<0,05), hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Komitmen dengan
Kualitas Hubungan Atasan Bawahan pada Karyawan Industri Kerajinan Enceng Gondok
di Gampong Mane Tunoeng, Kecamatan Muara Batu-Aceh Utara. Nilai (rxy) yang positif
menunjukkan bahwa arah hubungan kedua variabel adalah positif.
Tabel 5: Hubungan Komitmen
dengan Kualitas Hubungan Atasan Bawahan
(rxy)
|
Signifikansi
|
Probabilitas
|
0,467
|
0,000
|
p<0,05
|
Hasil
tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat
diterima. Perhitungan statistik selengkapnya dengan menggunakan teknik regresi
sederhana dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 6: Deskripsi
Statistik Penelitian
Variabel
|
Mean
|
Standar Deviasi
|
N
|
Komitmen
|
51,73
|
4,926
|
93
|
Kualitas
Hubub
|
117,89
|
11,343
|
93
|
Tabel 7: Rangkuman
Analisis Regresi Sederhana Variabel Penelitian
Model
|
Sum of Square
|
Df
|
Mean Square
|
F
|
Sig
|
Regression
Residual
Total
|
487,145
1745,135
2232,280
|
1
91
92
|
487,145
19,177
|
25,402
|
0,000
|
Tabel 8. Koefisien
Determinasi Penelitian
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Standard Eror of The
Estimates
|
1 Total
|
0,467
|
0,218
|
0,210
|
4,379
|
Koefisien
determinasi yang ditunjukkan oleh R Square adalah 0,218. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa Komitmen memiliki sumbangan efektif sebesar 21,8%. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa variabel Kualitas hubungan atasan bawahan dapat
dijelaskan oleh variabel Komitmen sebesar 21,8%, sisanya sebesar 78,2 %
ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Landy (1989) bahwa Keterikatan personal dan
sosial yang terjadi ini akan menghindarkan bawahan dari rasa keterasingannya di
perusahaan, dan selanjutnya meningkatkan komitmen karyawan atau pekerja
terhadap organisasi kerjanya. Sebaliknya pada kualitas hubungan atasan-bawahan
yang rendah, komitmen kerja karyawan menjadi rendah pula. Bila hubungan
atasan-bawahan yang terjadi berkualitas tinggi, maka seorang atasan akan sering
berdiskusi dengan bawahannya tentang masalah-masalah pribadi dan pekerjaan.
Atasan sangat tertarik untuk membantu kesulitan yang dialami bawahan. Hal ini menunjukkan
bahwa ada keterikatan personal dan sosial antara atasan dan bawahan.
Hasil penelitian ini
juga sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Mowday, dkk (dalam Kuntjoro, 2002)
bahwa pegawai yang memiliki komitmen yang tinggi akan merasakan adanya loyalitas
dan rasa saling memiliki baik kepada organisasi maupun satu sama lain sesama
anggota organisasi. Loyalitas dan rasa saling memiliki akan melahirkan perilaku
saling membantu dan kerjasama yang baik. Kesediaan menolong baik urusan
organisasi maupun urusan pribadi merupakan
salah satu aspek kualitas hubungan atasan bawahan menurut Landy
(1989).
Analisis Tambahan
Berdasarkan analisis isi dari data observasi, wawancara dan angket
didapatkan bahwa komitmen pekerja terhadap pekerjaannya cukup baik, hal ini
dapat dilihat dari beberapa factor yang mempengaruhi Subjek untuk memiliki
komitmen yang tinggi. Faktor-faktor
tersebut adalah:
Masa
kerja
Sebagian besar Subjek
memiliki masa kerja diatas empat tahun yaitu sebanya Hasil penelitian ini sesuai dengan Landy (1989) bahwa Keterikatan personal dan
sosial yang terjadi ini akan menghindarkan bawahan dari rasa keterasingannya di
perusahaan, dan selanjutnya meningkatkan komitmen karyawan atau pekerja
terhadap organisasi kerjanya. Sebaliknya pada kualitas hubungan atasan-bawahan
yang rendah, komitmen kerja karyawan menjadi rendah pula.
Lebih lanjut Landy
(1989) menambahkan bahwa bila hubungan atasan-bawahan yang terjadi berkualitas
tinggi, maka seorang atasan akan sering berdiskusi dengan bawahannya tentang
masalah-masalah pribadi dan pekerjaan. Atasan sangat tertarik untuk membantu
kesulitan yang dialami bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa ada keterikatan
personal dan sosial antara atasan dan bawahan.
Hasil penelitian ini
juga sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Mowday, dkk (dalam Kuntjoro, 2002)
bahwa pegawai yang memiliki komitmen yang tinggi akan merasakan adanya
loyalitas dan rasa saling memiliki baik kepada organisasi maupun satu sama lain
sesama anggota organisasi. Loyalitas dan rasa saling memiliki akan melahirkan
perilaku saling membantu dan kerjasama yang baik. Kesediaan menolong baik
urusan organisasi maupun urusan pribadi merupakan salah satu aspek kualitas hubungan atasan
bawahan menurut Landy (1989).
Karakteristik
Pekerjaan
Ditinjau dari karakteristik pekerjaan, Karyawan Industri Kerajinan Enceng Gondok
dituntut untuk memiliki ketrampilan khusus (skill) dalam menangani
pekerjaannya. Skill ini dapat diperoleh Subjek dengan mengikuti pelatihan
khusus yang diadakan
oleh organisasi.
Guna menghasilkan produk yang berkualitas, ketrampilan yang memadai
mutlak dibutuhkan Subjek. Adanya pelatihan pengembangan skill, merupakan salah
satu faktor yang mendukung komitmen Subjek terhadap organisasi kerjanya.Tabel
berikut ini menjelaskan tentang jumlah Subjek yang pernah dan belum pernah
mengikuti pelatihan.
Gaji/Upah
Sebagian besar Subjek yaitu sebanyak 54,76% menerima upah maksimal Rp.450.000 perbulan. Jumlah pendapatan yang demikian
adalah dibawah standar upah minimum rakyat (UMR) yang ditetapkan Pemerintah.
Namun demikian, pihak
management atau pengurus Industri mengatakan bahwa Gaji/upah yang diterima sekarang
ini sudah sesuai dengan produktifitas
kerja
yang dilakukan, dengan
kata lain waktu yang digunakan karyawan untuk bekerja rata-rata kurang dari
lima jam per hari.
Kurangnya produktivitas
kerja Karyawan disebabkan oleh kurang tersedianya bahan baku
sehingga keinginan Subjek untuk bekerja maksimal tidak
ditunjang oleh kesempatan yang ada. Padahal disisi lain, sebagian besar Subjek
mengaku memiliki motivasi yang besar untuk meningkatkan produktifitasnya
sehingga dapat meningkatkan pendapatan.
Lapangan Kerja
Faktor
ketersediaan lapangan kerja yang memadai di Aceh juga menjadi pertimbangan
utama bagi Karyawan untuk menentukan komitmennya terhadap pekerjaan. Ketersediaan
lapangan kerja bagi Karyawan tersebut juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
dan skill yang mereka miliki. Rata-rata karyawan memiliki tingkat pendidikan
akhir SD s/d SLTP. Sedikit sekali dari mereka yang pernah duduk di bangku SLTA.
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Ada hubungan positif antara komitmen dengan persepsi
terhadap pengembangan karir pada Karyawan Industri Kerajinan Enceng Gondok di Gampoeng Mane Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Semakin kuat komitmen Karyawan, semakin baik pula
persepsi karyawan tersebut
terhadap pengembangan karirnya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah komitmen
karyawan semakin buruk
pula persepsinya terhadap pengembangan karir.
2.
Ada hubungan positif antara komitmen dengan kualitas
hubungan atasan bawahan pada Karyawan Industri Kerajinan Enceng Gondok di Gampoeng Mane Tunong, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Semakin kuat komitmen Karyawan, semakin baik pula
kualitas hubungan atasan bawahan pada Karyawan. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah komitmen Karyawan semakin buruk pula
kualitas hubungan atasan bawahan pada Karyawan tersebut. Dalam hal ini Komitmen dan persepsi terhadap pengembangan karir pada Karyawan Industri Kerajinan Enceng Gondok di
Kecamatan Muara Batu berada pada katagori tinggi.
3.
Pengrajin Enceng Gondok di Kecamatan Muara Batu
memiliki komitmen, persepsi terhadap pengembangan karir dan kualitas hubungan
atasan bawahan yang tinggi.
4.
Komitmen
yang tinggi pada pengrajin Enceng Gondok di Kecamatan Muara Batu ditentukan
oleh faktor Kualitas hubungan atasan bawahan sebanyak 21,8 %, faktor persepsi terhadap pengembangan karir sebanyak
23,4 %. Sisanya sebanyak 45,2 % ditentukan oleh faktor lain seperti
karakteristik pekerjaan, masa kerja, gaji/upah dan ketersediaan lapangan kerja.
5.
Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara, faktor karakteristik pekerjaan dan gaji/upah
merupakan variabel lain yang dapat menurunkan komitmen Karyawan, sedangkan
faktor masa kerja dan ketersediaan lapangan kerja merupakan variabel lain yang
dapat mendukung Karyawan untuk tetap komitmen terhadap pekerjaannya.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, terdapat
beberapa saran yang bisa
dikemukakan yaitu:
1.
Bagi Subjek penelitian
diharapkan
dapat mempertahankan komitmennya, yang pada saat penelitian ini berada pada
kategori Tinggi. Usaha tersebut diharapkan dapat mengarahkan Karyawan untuk
memiliki persepsi yang baik terhadap pengembangan karir dan kualitas hubungan
atasan – bawahan.
2.
Bagi pihak manajemen Industri
Kerajinan Enceng Gondok di Kecamatan Muara Batu
diharapkan
dapat meningkatkan program kerja yang berkaitan dengan pembinaan ketrampilan
pekerja dan penyediaan bahan baku, sehingga dapat mempertahankan komitmen
Karyawan yang pada saat penelitian berada pada kategori tinggi.
3.
Bagi Pemerintah, Swasta dan
masyarakat umum.
Diharapkan
dapat memberi inisiatif program bagi peningkatan program kerja dan penyediaan
bahan baku bagi peningkatan produktifitas karyawan.
4.
Bagi Penelitian Selanjutnya
- Dapat meneliti hubungan variabel-variabel lain selain persepsi terhadap pengembangan karir dan kualitas hubungan atasan – bawahan yang berpengaruh terhadap komitmen seperti usia, masa kerja, karakteristik personal, peranan/jabatan, karakteristik pekerjaan dan karakteristik struktural.
- Menciptakan metode budidaya tanaman Enceng Gondok secara efektif dan efisien pada lahan kosong.
- Mempertimbangkan faktor pengembangan ketrampilan sebagai variabel moderator yang memungkinkan turut memperkuat hubungan komitmen dengan persepsi terhadap pengembangan karir.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S., 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset.
Baker, M.A. 1987. People Produktivity: An Experience in
positive living. Tokyo: Asian Produktivity Organization.
Groberg, D.H. 1987. Inner productivity: Tapping the inner source
of productivity through balancing vision, skill, and reinforcement. Tokyo:
Asian Produktivity Organization.
Hadi, S dan
Pamardiyanto, S. 1994. Manual Seri
Program Statistik (SPS). Paket Midi. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Hordes, M.W. 1987. White Collar productivity improvement.
Tokyo: Asian Productivity Organization
Krishnamurthy, V.
1987. Developing a work ethos for people
productivity. Tokyo: Asian Productivity Organization.
Lemme, B. H. 1995. Development in Adulthood. Boston:Allyn
dan Bacon
Mathieu, J.E. and
Zajac, D.M. 1990. A Review and Meta
Analysis of the Antecedents, Correlates, and Consequences of Organizational
Commitment. Psychological Bulletin. 108, 171 – 194
Pfeffer, J. 1996. Keunggulan Bersaing Melalui Manusia
(Terjemahan). Jakarta: Binarupa Aksara
Shaw, M.E. 1971. Group dynamics: The psychology of small
group behavior. Boston: Allin and Bacon
Steers, R.M. and
Porter, L.W. 1983. Motivation and Work
Behavior. USA:McGrawHill Book Co.
Sugiyono. 1999. Statistika untuk penelitian. Cetakan
ke-2. Bandun: CV-Alfabeta
Tosi, H.L., Rizzo,
J.R., and Carroll, S.J. 1990. Managing Organizational Behavior. 2nd
edition. New York: Herper Collins Publishers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar