2.1.3.1 Modal
Modal adalah salah satu faktor
produksi yang menyumbang pada hasil produksi, hasil produksi dapat naik karena
digunakannya alat-alat mesin produksi yang efesien. Dalam proses produksi tidak
ada perbedaan antara modal sendiri
dengan modal pinjaman, yang masing-masing menyumbang langsung pada produksi.
Akumulasi modal terjadi
apabila sebagian dari pendapatan di tabung dan di investasikan kembali dengan
tujuan memperbesar output dan pendapatan dikemudian hari. Pengadaan pabrik
baru, mesin-mesin, peralatan dan bahan baku meningkatkan stock modal secara
fisik (yakni nilai riil atas seluruh barang modal produktif secara fisik) dan
hal ini jelas memungkinkan akan tejadinya peningkatan output dimasa mendatang
(Todaro, 1998).
Menurut Mubyarto (1994) Modal adalah barang atau uang yang secara
bersama – sama faktor produksi, tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang yang
baru yaitu output. Pentingnya peranan modal karena dapat membantu menghasilkan
produktivitas, bertambahnya ketrampilan
dan kecakapan pekerja juga menaikkan produktivitas produksi. T.W.Schultz (dalam
Mubyarto, 1994) mengusulkan dengan tegas perbedaan antara modal manusiawi dan
modal fisik. Berhubungan dengan modal manusiawi adalah hubungan antara modal
dan teknologi, disini ditekankan bahwa teknologi tidak lain adalah cara-cara
atau metode yang dapat menurunkan biaya produksi dan menaikan hasil produksi.
Bagi tenaga kerja pengetahuan menganai
cara – cara atau metode – metode baru dapat dibedakan pengetahuan dalam
bersifat teknis dan pengetahuan bersifat organisatoris atau manajerial.
2.1.3.2
Tenaga Kerja
Setiap usaha yang dilaksanakan
pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh karena itu dalam analisa ketenagakerjaan
dibidang bisnis/perusahaan penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya
curahan tenaga kerja. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya
tenaga kerja yang dibutuhkan
dan pula membutuhkan tenaga kerja yang
mempunyai keahlian (terampil). Biasanya perusahaan kecil akan membutuhkan jumlah tenaga kerja
yang sedikit, dan sebaliknya perusahaan skala besar lebih banyak membutuhkan
tenaga kerja dan mempunyai keahlian.
Dalam analisa ketenagakerjaan sering dikaitkan dengan tahapan pekerjaan dalam perusahaan,
hal seperti ini sangat penting untuk melihat alokasi sebaran pengguna tenaga
kerja selama proses produksi sehingga dengan demikian kelebihan tenaga kerja
pada kegiatan tertentu dapat dihindarkan (Sukartawi 2002).
Di Negara-negara yang sudah
maju, kemajuan tenaga kerja diukur dengan tingginya produktivitas tenaga kerja,
semua usaha diarahkan untuk meningkatkan produktivitas. Tenaga kerja merupakan
faktor produksi yang paling terbatas jumlahnya, dalam keadaan ini mesin-mesin
penghemat tenaga kerja (labor saving) ditemukan untuk meningkatkan
produktivitas tenaga kerja dan produktivitas output yang dihasilkan
(Mubyarto 1994)
Penggunaan tenaga kerja sebagai variabel dalam
proses produksi lebih ditentukan oleh pasar tenaga kerja, dalam hal ini dipengaruhi oleh upah tenaga kerja
serta harga outputnya (Nopirin, 1996). Pengusaha cenderung menambah
tenaga kerja selama produk marginal (nilai tambah output yang
diakibatkan oleh bertambahnya 1 unit tenaga kerja) lebih tinggi dari pada cost
yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja.
Assalamualaiku wr wb, Informasi yang sangat membantu, Tolong posting faktor produksi lainnya seperti Kewirausahaan dan SDA. Terimakasih Kanda...
BalasHapus