Fungsi produksi menghubungkan input dengan output dan menentukan tingkat output optimum yang bisa
diproduksikan dengan sejumlah input tertentu, atau sebaliknya, jumlah input
minimum yang diperlukan untuk memproduksikan tingkat output tertentu. Fungsi produksi ditentukan
oleh tingkat
teknologi yang digunakan dalam proses produksi. Karena itu hubungan output
input untuk suatu sistem produksi merupakan suatu fungsi dari tingkat teknologi
pabrik, peralatan, tenaga kerja, bahan baku dan lain-lain yang digunakan dalam
suatu perusahaan (Arsyad, 1993 ).
Fungsi produksi menggambarkan kombinasi
penggunaan input dan teknologi yang dipakai oleh suatu perusahaan. Pada keadaan
teknologi tertentu, hubungan antara input dan output tercermin pada fungsi
produksinya. Suatu fungsi produksi menggambarkan kombinasi input yang dipakai dalam proses produksi, yang
menghasilkan output tertentu dalam jumlah yang sama dapat digambarkan dengan kurva isokuan (isoquant),
yaitu kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi faktor produksi yang menghasilkan
produksi yang sama (Joesran dan Fathorrozi, 2003)
Isoquant hanya
menjelaskan keinginan perusahaan berdasarkan fungsi produksi yang ditentukan,
dan tidak menjelaskan apa yang dapat diperbuat oleh perusahaan. Untuk memahami
ini kita harus memasukkan faktor biaya kedalam gambar yaitu garis isocost, yang
menggambarkan kombinasi biaya berbagai input dengan input konstan dan biaya itu
yang tersedia.
Menurut Pappas (1995) fungsi
produksi adalah suatu pernyataan deskriptif yang mengkaitkan masukan dengan
keluaran. Fungsi ini menyatakan maksimum yang dapat diproduksi dengan sejumlah
masukan tertentu atau, alternatif lain, jumlah minimum masukan yang diperlukan
untuk memproduksi satu tingkat keluaran tertentu. Fungsi produksi ditetapkan
oleh teknologi yang tersedia, yaitu hubungan masukan/keluaran untuk setiap
sistem produksi adalah fungsi dari kerakteristik teknologi pabrik, peralatan,
tenaga kerja, bahan dan sebagainya yang dipergunakan perusahaan. Setiap
perbaikan teknologi, seperti penambahan satu komputer pengendalian proses yang memungkinkan suatu
perusahaan pabrikan untuk menghasilkan sejumlah keluaran tertentu dengan jumlah
bahan mentah, energi dan tenaga kerja yang lebih sedikit, atau program
pelatihan yang meningkatkan produktivitas
tenaga kerja, menghasilkan sebuah fungsi produksi yang baru.
Menurut Samuelson (1992) fungsi produksi adalah kaitan teknologi
antara jumlah output maksimum yang bisa dihasilkan oleh masing – masing dan
tiap perangkat input (faktor produksi).
Fungsi ini tetap untuk tiap tingkatan
teknologi yang digunakan.
Produksi sebenarnya merupakan kegiatan yang diukur sebagai tingkat output per unit waktu. Hubungan
antara kuantitas produksi dengan input yang digunakan dalam proses produksi
diformulasikan sebagai fungsi produksi. Menurut Beattie dan Taylor (1994)
Produksi adalah proses kombinasi dan koordinasi material-material serta
kekuatan (faktor produksi, sumber daya) dalam menghasilkan suatu barang atau
jasa (output atau
produksi). Hubungan antara input
dan output diformulasikan dalam
suatu fungsi produksi sebagai berikut :
Q = f (K, L, M ) (2.1)
Dimana: Q adalah jumlah output
dari suatu barang yang dihasilkan selama periode tertentu, K adalah jumlah
modal yang digunakan. L adalah tenaga kerja yang digunakan, dan M adalah variabel
lain yang kemungkinan mempengaruhi produksi
Jika dalam proses produksi hanya terdapat dua kombinasi faktor (input)
produksi yaitu modal dan tenaga kerja, maka bentuk model hubungan antara output
dengan inputnya adalah Q = f (K, L). Jumlah maksimum suatu barang yang dapat
diproduksi (Q) dengan menggunakan kombinasi alternatif antara modal (K) dengan
tenaga kerja L.
Banyak fungsi produksi
memiliki suatu sifat yang disebut skala hasil konstan (constant returns to scale). Fungsi produksi memiliki skala hasil
konstan jika peningkatan dalam persentase yang sama dalam seluruh faktor-faktor
produksi menyebabkan peningkatan output dalam persentase yang sama. Jika fungsi
produksi memiliki skala hasil konstan, maka kita dapatkan output 10 persen
lebih banyak ketika kita meningkatkan modal dan tenaga kerja sampai 10 persen.
Secara matematis, fungsi produksi memiliki skala hasil konstan jika:
(2.2)
Untuk setiap angka positif z.
Persamaan ini menyatakan bahwa jika kita mengalikan jumlah modal dan jumlah tenaga
kerja dengan angka z, output juga dikalikan dengan z. Pada bagian berikutnya
kita lihat bahwa asumsi skala hasil konstan memiliki implikasi penting pada
distribusi pendapatan dari produksi (Mankiw, 2003:43)..
Konsep fisik lain dari suatu
produksi adalah Average Product (AP) atau produksi rata-rata yaitu
perbandingan antara jumlah produk (output) yang dihasilkan dalam suatu
proses produksi dengan jumlah faktor produksi (input) yang
digunakan.
dimana input K dianggap konstan (2.3)
dimana input L dianggap konstan (2.4)
Di samping itu dikenal juga
konsep Marginal product (MP) atau produksi marjinal yaitu tambahan
produksi akibat penambahan satu unit input. Fungsi ini juga merupakan slope dari produksi total.
Produksi marjinal bisa diperoleh dengan melakukan derivasi parsial :
produksi
marginal dari tenaga kerja (2.5)
produksi marginal dari modal (2.6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar