Yanita
Abstract: The costumer’s loyalty toward product brand
is the important concepts especially at high competition level with low growth.
In terms of that condition the brand loyalty is the effective strategies
compare to get new customers. The marketer doesn’t take a risk of loss their
customer, but better than to compensate consumers unsatisfied through recovery
service program or win back marketing program. The condition is not only
responding to the complaints but also to recovery the crisis. Customers
satisfaction toward truth due to consistency in brand to fulfill costumer’s
need. Brand chosen to protect the costumer’s need.
Keywords: brand, loyalty
____________________________________________________________________
Yanita, Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh
60
PENDAHULUAN
Dalam
kondisi persaingan yang seekarang ini, setiap perusahaan harus mampu bertahan
hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu
dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah mempertahankan
pelanggan yang telah ada, terus menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru
agar jangan sampai pelanggan meninggalkan perusahaan menjadi pelanggan
perusahaan lain.
Dengan
kata lain perusahaan harus mampu mempertahankan loyalitas pelanggan. Loyalitas
pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang sangat penting khususnya
pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat dengan pertumbuhan yang
rendah. Pada kondisi demikian loyalitas pada merek sangat dibutuhkan agar
perusahaan dapat bertahan hidup. Di samping itu, upaya mempertahankan loyalitas
merek ini merupakan upaya strategis yang lebih efektif dibandingkan dengan
upaya menarik pelanggan baru. Persoalan merek menjadi salah satu persoalan yang
harus dipantau secara terus menerus oleh setiap perusahaan.
Merek
merek yang kuat, teruji, dan bernilai tinggi terbukti tidak hanya sukses
mengalahkan hitungan-hitungan rasional, tetapi juga canggih mengolah sisi -
sisi emosional konsumen. Terdapat suatu teori yang
berkaitan dengan kepercayaan tersebut yaitu trust in a brand, yang meliputi 3
hal yaitu Karateristik Merek (brand characteristic), Karakteristik
Perusahaan (company characteristic),
dan Karakteristik Konsumen (consumer-brand characteristic). Merek bisa memiliki nilai tinggi karena ada brand building
activity yang bukan sekadar berdasarkan komunikasi, tetapi merupakan segala
macam usaha lain untuk memperkuat merek tersebut. Dari komunikasi, merek bisa menjanjikan sesuatu,
bahkan lebih dari janji, merek juga mensinyalkan sesuatu (brand signaling). Merek
akan mempunyai reputasi jika ia memiliki kualitas dan karisma.
Agar
memiliki karisma, merek harus mempunyai aura, harus konsisten, kualitasnya
harus dijaga dari waktu ke waktu, selain tentunya juga harus mempunyai
kredibilitas. Agar tampil menjadi yang terbaik, tentu suatu merek harus
terlihat seksi di pasar hingga mampu membuat konsumen tertarik membelinya. Agar
terlihat seksi, merek tersebut harus memiliki costumer value jauh
di atas merek-merek yang lain. Selain itu, harus mampu meningkatkan
keterlibatan emosi pelanggan sehingga pelanggan mempunyai ikatan dan keyakinan
terhadap merek tersebut.
Apa yang
menjadikan sebuah merek menjadi kuat? Itulah pertanyaan yang selalu ada di
benak pemasar selama ini. Logika yang umum berkembang adalah untuk mencapai
merek yang kuat, dinilai dari ekuitasnya yang tinggi, terlebih dahulu pemasar
perlu menciptakan loyalitas merek yang kuat atau brand loyalty. Tingkat
loyalitas merek dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi penjualan maupun
penguasaan pangsa pasar. Sedangkan sumber loyalitas merek adalah keyakinan
pelanggan. Salah
satu elemen yang mulai dipercaya sebagai pembentuk loyalitas merek adalah brand
trust .
Brand trust menurut Journal of Product and Management, terbentuk oleh
dua faktor yaitu brand reliability dan brand intention. Brand reliability dipahami sebagai kepuasan
pelanggan karena kompetensi merek tersebut, yang selanjutnya meningkatkan
kepercayaan pelanggan terhadap merek tersebut.
Brand intention dipahami sebagai kepuasan pelanggan yang mengakibatkan
pelanggan semakin yakin kepada suatu merek sehingga pelanggan akan cenderung
memilih merek tersebut dan tidak beralih kepada merek lain. Indikator
pengukuran trust in brand adalah brand
characteristic, company charecteristic, dan consumerbrand characteristic dari suatu produk, sehingga dengan dasar
tersebut dapat kita lihat bagaimana pengaruhnya terhadap Brand Loyalty dari suatu produk.
Loyalitas
pelanggan terhadap merek merupakan konsep yang sangat penting khususnya pada
kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat dengan pertumbuhan yang rendah.
Pada kondisi demikian loyalitas pada merek sangat dibutuhkan agar perusahaan
dapat bertahan hidup. Di samping itu, upaya mempertahankan loyalitas merek ini
merupakan upaya strategis yang lebih efektif dibandingkan dengan upaya menarik
pelanggan baru bagi perusahaan, merek adalah salah satu aset penting dalam
pemasaran sebuah produk maupun jasa. Sehingga dalam pemasaran, perusahaan akan
berusaha membangun dan mempertahankan merek agar dapat dikenal dan diakui
keberadaannya oleh konsumen. Persaingan yang ketat mengakibatkan banyak merek
yang mulai tidak dikenal atau diingat konsumen. Hal ini disebabkan konsumen
mulai berpindah ke produk lain yang lebih baik di mata konsumen. Kepercayaan
terhadap merek (trust in a brand)
memegang 3 peranan yang penting dalam
terciptanya loyalitas konsumen terhadap suatu merek tertentu.
Menurut
Lau dan Lee (1999:44), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kepercayaan
terhadap merek. Ketiga faktor ini berhubungan dengan tiga entitas yang tercakup
dalam hubungan antara merek dan konsumen. Adapun ketiga
faktor tersebut adalah merek itu sendiri (brand characteristic),
perusahaan pembuat merek (company characteristic) dan konsumen (consumer-brand
characteristic). Berkaitan dengan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah menguji apakah Karakteristik Merek (Brand Characteristic),
Karaterisitik Perusahaan (Company Characteristic), dan Karakteristik
Konsumen (Consumer-Brand Characteristic) berpengaruh terhadap Loyalitas
Merek (Brand Loyalty). Tentunya sebagai produk air minum yang baru
berkembang di Provinsi Aceh, AiniQua dan
MountAqua harus benar-benar memperhatikan faktor-faktor tersebut dalam rangka
menjaga trust a brand dari kedua produk tersebut, sehingga pelanggan
yang sudah ada tidak akan berpindah keproduk air minum yang lain.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Merek (Brand)
Keahlian
yang sangat unik dari pemasar profesional adalah kemampuannya untuk
menciptakan, memelihara, melindungi, dan meningkatkan merek. Para pemasar
mengatakan bahwa pemberian merek adalah seni dan bagian paling penting dalam
pemasaran.
Menurut American
Marketing Association (Kotler, 2000 : 460), merek adalah nama, istilah,
tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut,
yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang
atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Menurut Aaker (1991 : 7), merek adalah “ A distinguishing name and /
or symbol (such as logo, trade mark, or package design ) intended to identify
to goods or services of either one seller of a group of seller, and to
differentiate those goods or services from those of competitors “. Suatu merek pada gilirannya memberi tanda
pada konsumen mengenai sumber produk tersebut.
Di samping
itu, merek melindungi, baik konsumen maupun produsen dari para kompetitor yang
berusaha memberikan produk-produk yang tampak identik. Merek sebenarnya
merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan,
manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan
jaminan mutu. Akan tetapi, merek lebih dari sekadar simbol. Merek dapat
memiliki enam level pengertian (Kotler, 2000: 460) yaitu sebagai berikut.
(1)
Atribut: merek mengingatkan pada atribut tertentu. Mercedes memberi kesan sebagai mobil yang mahal, dibuat
dengan baik, dirancang dengan baik, tahan lama, dan bergengsi tinggi.
(2) Manfaat: bagi konsumen, kadang sebuah merek tidak sekadar
menyatakan atribut, tetapi manfaat. Mereka membeli produk tidak membeli
atribut, tetapi membeli manfaat. Atribut yang dimiliki oleh suatu produk dapat
diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan atau emosional. Sebagai contoh :
atribut “tahan lama“ diterjemahkan menjadi manfaat fungsional “tidak perlu
cepat beli lagi, atribut “mahal“ diterjemahkan menjadi manfaat emosional
“bergengsi”, dan lain-lain.
(3) Nilai: merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai
produsen. Jadi, Mercedes berarti kinerja tinggi, keamanan, gengsi, dan
lain-lain.
(4) Budaya: merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes
mewakili budaya Jerman, terorganisasi, efisien, bermutu tinggi.
(5) Kepribadian: merek mencerminkan kepribadian tertentu.
Mercedes mencerminkan pimpinan yang masuk akal (orang), singa yang memerintah
(binatang), atau istana yang agung (objek).
(6) Pemakai: merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produk tersebut. Mercedes menunjukkan pemakainya seorang diplomat
atau eksecutif.
Pada intinya merek adalah penggunaan
nama, logo, trade mark, serta slogan untuk membedakan perusahaan
perusahaan dan individu-individu satu sama lain dalam hal apa yang mereka
tawarkan. Penggunaan konsisten suatu merek, simbol, atau logo membuat merek
tersebut segera dapat dikenali oleh konsumen sehingga segala sesuatu yang
berkaitan dengannya tetap diingat. Dengan demikian, suatu merek dapat
mengandung tiga hal, yaitu sebagai berikut.
(1)
Menjelaskan apa yang dijualperusahaan.
(2)
Menjelaskan apa yang dijalankan olehperusahaan.
(3)
Menjelaskan profil perusahaan itu sendiri.
Loyalitas Merek
(brand loyalty)
Loyalitas merek (brand loyalty) merupakan suatu konsep yang
sangat penting dalam strategi pemasaran. Keberadaan konsumen yang
loyal pada merek sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan
hidup. Loyalitas dapat diartikan sebagai suatu komitmen yang mendalam
untuk melakukan pembelian ulang produk atau jasa yang menjadi preferensinya
secara konsisten pada masa yang akan datang dengan cara membeli ulang merek
yang sama meskipun ada pengaruh situasional dan usaha pemasaran yang dapat
menimbulkan perilaku peralihan. Aaker (1996 : 8)
mendefinisikan brand loyalty sebagai “A measure of the attachment
that a costumer has a brand“.
Loyalitas
merek menunjukkan adanya suatu ikatan antara pelanggan dengan merek
tertentu dan ini sering kali ditandai dengan adanya pembelian ulang dari
pelanggan. Mowen (2002 : 109) mengemukakan bahwa loyalitas dapat didasarkan
pada perilaku pembelian aktual produk yang dikaitkan dengan proporsi pembelian.
Perusahaan yang mempunyai basis pelanggan yang mempunyai loyalitas merek yang
tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena biaya untuk
mempertahankan pelanggan jauh lebih murah dibandingkan dengan mendapatkan
pelanggan baru. Loyalitas merek yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan. Dan
dapat menarik minat pelanggan baru karena mereka memiliki keyakinan bahwa
membeli produk bermerek minimal dapat mengurangi risiko. Keuntungan lain yang
didapat dari loyalitas merek adalah perusahaan dapat lebih cepat untuk merespons
gerakan pesaing.
Faktor-faktor Yang Mendorong Loyalitas
Konsumen
Menurut
Sunu (1999:128) faktor-faktor yang mendorong/mempengaruhi loyalitas konsumen
terhadap suatu produk atau jasa adalah sebagai berikut:
1.
Mutu
Produk
Produk yang memenuhi spesifikasi/standar/persyaratan
konsumen.
2.
Harga
yang bersaing
Dengan efisiensi (baik diproduksi maupun
maupun di manajemen) dapat menetapkan harga yang wajar dan kompetitif.
3.
Pelayanan
dan informasai yang maksimal
Memberikan pelayanan dan informasi yang di
butuhkan konsumen secara penuh.
4.
Citra
perusahaan
Gambaran informasi tentang citra
perusahaan dijaga dengan baik.
5.
Produk
baru dan semakin baru (research dan development)
Penyajian produk yang mengikuti
perkembangan dengan didukung oleh personel andal dan sarana research dan development yang memadai.
6.
Kebutuhan
mendadak bisa dipenuhi konsumen
Persiapan persediaan yang cukup dengan
didukung oleh sarana dan personel yang selalu siap untuk mengantisipasi
permintaan mendadak dari konsumen.
Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk menarik konsumen baru,
maka perusahaan memprioritaskan untuk mempertahankan konsumen yang ada. Dalam
menciptakan kepuasan dan loyalitas konsumen maka suatu perusahaan harus dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan konsumen yang dianggap paling penting disebut ”The big eight factor” menurut Griffin
(1995:183) menyatakan secara umum loyalitas konsumen dapat tercipta dengan
beberapa faktor, antara lain :
1.
Faktor
Produk
§ Kualitas produk
Yaitu merupakan mutu
dari semua komponen-komponen yang membentuk
produk, sehingga produk tersebut mempunyai nilai tambah untuk dijual dan
dinikmati oleh konsumen.
§ Hubungan nilai dengan harga
Merupakan hubungan
antara harga dan nilai produk yang ditentukan oleh perbedaan antara nilai yang
diterima oleh konsumen dengan harga yang di bayar oleh konsumen terhadap suatu
produk yang di inginkan.
§ Bentuk produk
Bentuk produk
merupakan komponen-komponen fisik dari suatu
produk yang menghasilkan suatu mamfaat.
§ Keandalan
Merupakan kemampuan
dari suatu perusahaan untuk menghasilkan suatu produk sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh konsumen.
2.
Faktor
Pelayanan
§ Jaminan
Merupakan suatu
jaminan yang ditawarkan oleh perusahaan untuk pengembalian harga pembelian atau
mengadakan perbaikan terhadap produkyang rusak atau hilang setelah pembelian.
§ Respon dan pemecahan masalah
Response to and remedy of problems merupakan sikap dari karyawan khususnya
pemilik perusahaan dalam menanggapi keluhan serta masalah yang di hadapi oleh
konsumen.
3.
Faktor
Pembelian
§ Pengalaman karyawan
Merupakan semua
hubungan antara konsumen dengan karyawan khususnya dalam hal komunikasi dan
informasi yang berhubungan produk dan pembelian.
§ Kemudahan dan kenyamanan
Convenience and azquisisition merupakan segala kemudahan dan kenyamanan
yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen dalam mendapatkan produk yang
dijual.
Menurut Crasvens (1996:191)
menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen adalah sebagai
berikut:
1. Performaproduk/jasa Performa dan keuntungan suatu
produk/jasa sangat penting dan mempengaruhi loyalitas konsumen, di mana mutu
produk/jasa merupakan keunggulan bersaing yang utama.
2. Citra perusahaan/produk/merek
Terbentuknya citra merek (brand image) dan nilai merek (brand equity) adalah pada saatkonsumen memperoleh pengalaman yang
menyenangkan dengan produk.
3. Hubungan harga dengan nilai
Pembeli menginginkan nilai yang ditawarkan
merek sesuai harga yang di berikan, oleh karenanya terdapat hubungan yang
menguntungkan anter harga dan nilai.
4. Kinerja/prestasi karyawan
Kinerja produk dan sistem pengiriman
tergantung pada bagaimana semua bagian organisasi bekerja sama dalam proses
pemenuhan kepuasan konsumen. Bisnis teleh menemukan bahwa kesadaran akan
keinginan konsumen dan pelatihan karyawan membantu mereka memenuhi tanggung
jawab.
5. Persaingan
Kelemahan dan kekuatan para pesaing juga
mempengaruhi kepuasan konsumen dan merupakan peluang untuk memperoleh
keunggulan bersaing. Mengetahui kesenjangan (gap) antara keinginan pembeli dengan tawaran yang di berikan para
pesaing merupakan peluang untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Di samping itu,
perusahaan harus mempelajari produk-produk pesaing untuk mengidentifikasi
cara-cara meningkatkan produknya.
6. Sistem pengiriman produk tepat
waktu
Yaitu meliputi saluran disrtibusi,
pemasok, pabrikan dan perantara sebagai unit yang terpadu dan terkoordinir.
7. Hubungan kepuasan dengan
konsumen
Hubungan kepuasan dengan konsumen sangat
erat, karena konsumen tidak mungkin membeli suatu barang apabila barang
tersebuttidak mempunyai arti (tidak memberikan kepuasan tertentu kepada
konsumen).
Mengingat
mahalnya biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menarik konsumen baru,
maka perusahaan memprioritaskan untuk mempertahankan konsumen yang ada. Adapun
cara yang dilakukan perusahaan dalam mempertahankan konsumen menurut Gaspersz
(2005:142) adalah:
1.
Andal
(reable)
Kehandalan dan citra perusahaan merupakan
hal pokok yang harus dipertahankan jika ingin mempertahankan konsumen yang ada.
2.
Terpercaya
(credible)
Kepecayaan dan kenyamanan untuk suatu
transaksi merupakan hal mutlak agar konsumen dapat merasa bahwa dia merupakan
bagian dari perusahaan tersebut.
3.
Memikat
(atractive)
Daya tarik suatu produk dan perusahaan
dapat meningkatkan loyalitas konsumen untuk tetap menggunakan produk tersebut.
4.
Bertanggung
jawab (responsible)
Segala sesuatu yang dilakukan harus
memiliki rasa tanggung jawab dan memiliki arti yang tinggi agar memiliki nilai
guna yang tinggi.
Kepuasan konsumen
Menurut Hart dan Stapletun (2005:58)
konsumen adalah orang atau organisasi yang sesungguhnya membuat keputusan
penbelian meskipun mungkin bukan pemakai atau yang mengkonsumsi langsung produk
atau jasa itu. Konsumen menurut Sunu (1999:125) adalah penerima produk hasil
dari kegiatan atau proses yang di berikan oleh perusahaan yang di harapkan
dapat secara tetap dan berkelanjutan.
Sementara
Gasfersz (2005:33) mendefinisikan konsumen adalah semua orang yang menuntut
perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu dan karena itu akan
memberikan pengaruh pada performansi (performance)
perusahaan. Sedangkan Bean dan Maine (2005:31) menyatakan kepuasan konsumen
adalah tergantung pada anggapan kinerja produk dalam menyerahkan nilai relatif
terhadap pembeli. Bila prestasi produk jauh lebih rendah dari pada harapan
konsumen, pembelinya tidak puas. Bila prestasi sesuai dengan harapan,
pembelinya merasa puas. Bila prestasi melebihi harapan, pembelinya merasa amat
gembira.
Sementara
menurut Hart dan Stpletun (2005:59) kepuasan (satisfaction) adalah tingkat penyatuan perasaan seseorang yang
dihasilkan dari perbandingan daya guna produk yang dirasakan dengan harapan
terhadap produk tersebut. Sunu (1999:125) mendefinisikan kepuasan adalah suatu
sikap yang dirasakan konsumen terhadap perbandingan suatu produk perusahaan
baik berupa barang atau jasa yang dapat memberikan harapan atau hasil dari
produk tersebut.
Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan kepuasan adalah suatu sikap dirasakan
konsumen baik perasaan senang atau kecewa yang ditunjukkan oleh seseorang yang
dihasilkan dari perbandingan daya guna suatu produk baik berupa barang atau
jasa yang dapat memberikan kesan (hasil) produk tersebut dan sesuai harapan
konsumen.
Metode Mengukur Loyalitas Konsumen
Mengupayakan kepuasan konsumen bukan hanya
tugas penjual atau pemasaran (marketing)
saja, meskipun personel penjualan yang berkomunikasi langsung dengan pihak
konsumen. Kepuasan knsumen merupakan resultante
dari hasil karya semua bagian dalam usaha atau organisasi. Kepuasan
konsumen merupakan kinerja utama untuk mengukur keberhasilan memenangkan
persaingan.
Menurut Kotler dan Amstrong (2003:148)
mengemukakan 4 metode untuk mengukur kepuasan konsumen, yaitu:
1. Sistem keluhan dan saran
Setiap perusahaan yang berorientasi pada
konsumen (customer oriented) perlu
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para konsumennya untuk menyampaikan
saran, pendapat dan keluhan mereka. Media yang bisa digunakan meliputi Kotak
saran yang diletakkan di tempat-tempat strategis (yang mudah dijangkau atau
sering dilewati konsumen).
2. Survei kepuasan konsumen
Umumnya banyak penelitian mengenai
kepuasan konsumen dilakukan dengan menggunakan metode survei, baik melalui pos,
telepon maupun wawancara pribadi, melalui survei, perusahaan akan memperoleh
tanggapan dan umpan balik secara langsung dari konsumen dan sekaligus juga
memberikan tanda (signal) positif
bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para konsumennya melalui metode ini
dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya yaitu:
a.
Directly reported satisfaction
Pengukuran dilakukan secara
langsung melalui pertanyaan seperti
ungkapan.
b. Derived dissatisfaction
Pertanyaan yang di ajukan menyangkut dua
hal utama, yakni besarnya harapan konsumen terhadap atribut tertentu dan
besarnya kinerja yang mereka rasakan.
c.Problem analysis
Konsumen yang dijadikan responden diminta untuk
mengungkapkan dua hal pokok yaitu:
-Masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dari
perusahaan.
-Saran-saran untuk melakukan perbaikan.
d.Importance performance analysis
Dalam teknik ini, responden diminta untuk
meranking berbagai elemen dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap
elemen tersebut. Selain itu respon diminta merangking seberapa baik kinerja
perusahaan dalam masing-masing elemen tersebut.
3. Ghost
shost Shoping
Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan
beberapa orang untuk berperan atau bersikap sebagai konsumen/pembeli potensial
produk perusahaan dan pesaing. Lalu ghost
shopper tersebut menyampaikan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan
kelemahan produk perusahan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam
pembelian produk-produk tersebut.
4. Lost customer analysis
Perusahaan berusaha menghubungi para konsumennya
yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok, yang di harapkan
adalah akan diperolehnya informasi penyebab terjadinya hal tersebut. Informasi
ini sangat bermamfaat bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya
dalam rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen.
Kepercayaan terhadap Merek (Trust In a
Brand)
Pemahaman yang lengkap tentang
loyalitas merek tidak dapat diperoleh tanpa penjelasan mengenai kepercayaan
terhadap merek (trust in a brand) dan bagaimana hubungannya dengan
loyalitas merek. Dalam pemasaran industri, para peneliti telah menemukan bahwa
kepercayaan terhadap sales dan supplier merupakan sumber dari
loyalitas. Menurut Lau dan
Lee (1999 : 44 ), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kepercayaan terhadap
merek. Ketiga faktor ini berhubungan dengan tiga entitas yang tercakup dalam
hubungan antara merek dan konsumen. Adapun ketiga faktor tersebut adalah merek
itu sendiri, perusahaan pembuat merek, dan konsumen. Selanjutnya Lau dan Lee
memproposisikan bahwa kepercayaan terhadap merek akan menimbulkan loyalitas
merek.
Hubungan
ketiga faktor tersebut dengan kepercayaan merek dapat digambarkan sebagai
berikut :
1. Karakteristik Merek mempunyai peran yang sangat penting dalam
menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu merek. Hal
ini disebabkan oleh konsumen melakukan penilaian sebelum membeli. Karakteristik
merek yang berkaitan dengan kepercayaan merek meliputi dapat diramalkan,
mempunyai reputasi, dan kompeten.
2. Karakteristik Perusahaan yang ada di balik suatu merek juga dapat
mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut. Pengetahuan
konsumen tentang perusahaan yang ada di balik merek suatu produk merupakan
dasar awal pemahaman konsumen terhadap merek suatu produk. Karakteristik ini
meliputi reputasi suatu perusahaan, motivasi perusahaan yang diinginkan, dan
integritas suatu perusahaan.
3. Karakterisitik Konsumen-merek merupakan merupakan dua kelompok yang
saling mempengaruhi. Oleh sebab itu, karakteristik konsumen – merek dapat
mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Karakteristik ini meliputi kemiripan
antara konsep emosional konsumen dengan kepribadian merek, kesukaan terhadap
merek, dan pengalaman terhadap merek. Konsep diri merupakan totalitas
pemikiran dan perasaan individu dengan acuan dirinya sebagai objek sehingga
sering kali dalam konteks pemasaran dianalogkan merek sama dengan orang. Suatu
merek dapat memiliki kesan atau kepribadian. Kepribadian merek adalah
asosiasi yang terkait dengan merek yang diingat oleh konsumen dan konsumen
dapat menerimanya. Konsumen seringkali berinteraksi dengan merek seolah-olah
merek tersebut adalah manusia. Dengan demikian, kesamaan antara konsep diri
konsumen dengan kepribadian merek sangat berkaitan dengan kepercayaan konsumen
terhadap merek tersebut. Kesukaan terhadap merek menunjukkan kesukaan yang
dimiliki oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain karena kesamaan visi dan
daya tarik. Untuk mengawali hubungan suatu kelompok harus disukai atau mendapat
simpati dari kelompok yang lain. Bagi konsumen, untuk membuka hubungan dengan
suatu merek, maka konsumen harus menyukai dahulu merek tersebut.
Faktor
Pembentuk Kepuasan Pelanggan
Konsep trust
(kepercayaan) menjadi suatu isu yang populer dalam bidang pemasaran dengan
munculnya orientasi relasional dalam aktivitas pemasaran. Trust
dipandang sebagai dasar dalam hubungan dengan konsumen dan trust merupakan
atribut terpenting yang dimiliki oleh merek. Para peneliti pemasaran menyatakan
bahwa trust merupakan faktor fundamental yang dapat mengembangkan
loyalitas konsumen. Adanya kepuasan pada konsumen akan menimbulkan kepercayaan,
karena adanya konsistensi merek dalam memenuhi harapan konsumen Di samping itu,
merek yang dipilih dapat melindungi, menjaga keselamatan, keamanan, dan kepentingan
konsumen.
Dengan
demikian, keyakinan mengenai keandalan dan kenyamanan merupakan hal yang
penting dari trust (kepercayaan). Menurut Irawan (2003 : 16), kepuasan
pelanggan merupakan salah satu alat ukur untuk melihat daya saing suatu
perusahaan. Berdasarkan beberapa artikel ilmiah tentang kepuasan
pelanggan, terdapat lima faktor utama yang menentukan tingkat
kepuasan pelanggan.
Pertama
adalah kualitas produk. Konsumen atau pelanggan akan merasa puas bila hasil
evaluasi menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Beberapa dimensi yang berpengaruh dalam membentuk kualitas produk
adalah performance, features, reliability, conformance to
spesification, durability, serviceability, estetika, dan perceived
quality.
Kedua adalah kualitas pelayanan.
Pelanggan akan merasa puas apabila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau
sesuai dengan yang diharapkan. Dimensi kualitas pelayanan sudah banyak dikenal
yang meliputi reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan
tangible.
Ketiga
adalah faktor emosional. Konsumen merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa
orang lain akan kagum terhadap dia apabila menggunakan produk dengan merek
tertentu. Kepuasan ini bukan semata-mata karena kualitas produk tersebut,
tetapi social value yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap merek
produk tertentu.
Keempat
adalah harga. Produk yang mempunyai kualitas yang sama, tetapi menetapkan harga
yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggan. Di
sini jelas bahwa faktor harga juga merupakan faktor yang penting bagi pelanggan
untuk mengevaluasi tingkatkepuasannya.
Kelima
adalah biaya dan kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa. Pelanggan yang
tidak perlu mengeluarkan suatu biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu
untuk mendapatkan suatu produk atau jasa akan cenderung puas terhadap produk
atau jasa tersebut.
Memulihkan Kepercayaan terhadap Merek
Komitmen
perusahaan sangat krusial dalam mendengar dan merespon suara konsumen.
Diharapkan dengan kesungguhan upaya itu tumbuh kepercayaan pelanggan pada
kejujuran, integritas, dan keandalan merek. Kepercayaan atau trust tersebut
cerminan dari rasa aman pada diri pelanggan karena mereka yakin bahwa merek
yang mereka pilih serta experiential process yang mereka jalani akan
memenuhi ekspektasi mereka. Pemasar tidak bisa lagi mengambil resiko kehilangan
sejumlah pelanggan hanya lantaran ketidakpuasan pelanggan diabaikan. Lebih baik
perusahaan mengorbankan uang yang relatif sedikit untuk mengkompensasikan
kekecewaan konsumen tersebut melalui program service recovery atau win-back
marketing program. Tidak sekedar dengan merespon komplain, namun terutama
juga penanganan pada saat-saat kritis.
Di
Amerika, pernah terjadi bencana pada merek tertentu yang malah membuat
kepercayaan konsumen justru makin terdongkrak. Peristiwanya terjadi tahun 1990
ketika Perrier mendapati unsur bensin dalam beberapa botol air kemasan
produknya. Tanpa menunda-nunda produsen menarik semua inventorinya (berjumlah
72 juta botol). Semua alat dan saluran komunikasi dioptimalkan agar reputasi
mereka tidak hancur, termasuk kampanye pemasaran senilai $25 juta. Tujuannya
agar asosiasi positif yang sudah terbangun di benak konsumen jangan sampai
terhapus. Maka dirancanglah moto “Perrier, Worth Waiting for” agar pelanggan
setia mereka tetap yakin bahwa kaitan antara produk dan kepuasan konsumen tetap
akan dipertahankan begitu produk siap dipasarkan lagi. Perrier sukses
memulihkan kredibilitasnya.
Contoh
kasus lainnya adalah bagaimana Tylenol menangani kemarahan pelanggannya pada
tahun 1980an. Tylenol merespon secara cepat dan tepat kegelisahan dan kemarahan
konsumen dengan mengkomunikasikan masalahnya secara obyektif, menarik 264 ribu
botol Tylenol dari pasar dan lalu menggantinya dengan produk yang lebih aman.
Setelah itu citra merek Tylenol makin kuat di mata konsumen. Kepercayaan
pelanggan kembali pulih, bahkan meningkat.
DAFTAR
PUSTAKA
Gene Riana. 2008 Fakultas Ekonomi Udayana (Pengaruh
Trust In Brand Terhadap Branda Loyalty pada air minum Aqua di Denpasar),
Skripsi.
Petra Surya Mega Wijaya (2005). Universitas
Kristen Duta Wacana Yogyakarta “Pengaruh trust a Brand Terhadap Brand
Loyalty Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia” . Skripsi.
Ibnu Chouldum (2004).“Pengaruh Variabel Brand
Trust terhadap Pembentukan Brand Loyalty“ Skripsi.
Aaker A David. 1997. Ekuaitas Merek. Edisi
Indonesia. Jakarta : Mitra Utama.
Uyung Sulaksna, 2003 Merek dan Komunikasi Pemasaran Terpadu.
Blackstone,
Elena Delgado and Jose Lius Manuera – Aleman. 2001. “Brand Trust In Context of
Consumer Loyalty”. European Journal of Marketing. Vol 35 (11/12).
Darmmesta,
Basu Swasta. 1999. “Loyalitas Pelanggan. Sebuah Kajian Konseptual Sebagai Panduan bagi Peneliti”. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 14/3: 73-88.
Gujarati,
Damodar N. 1995. Basic Econometric. Third Edition. New York: McGraw
–Hill Book Company.
Irawan,
Handi. 2003. Indonesian Customer Satisfaction. Jakarta: PT. Alex Media
Computindo.
Kotler Philip. 2000. Manajemen Pemasaran.
Edisi Milenium. Jakarta: Prenhallindo.
Lau,
Geok Then and Sook Han Lee. 1999. “Consumers Trust in a Brand and the Link to
Brand Loyalty”. Journal of Market Focused Management.
Mowen.
John C / Michael Minor. 2001.
Perilaku Konsumen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rangkuti,
Fredddy. 2002 The Power of
Brands, Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek.
Jakarta: Gramedia Pustaka.
Sakaran
Uma. 1992. Research Methods for Business, A Skill Building Approach. Second
Edition. New York: John Willey & Sons, Inc.
Sudjana. 1996. Teknik Analisis Regresi dan
Korelasi bagi Para Peneliti. Bandung: Tarsito.
Halo,
BalasHapusIni adalah untuk memberitahu orang ramai bahawa Puan Angelina Gomez, yang bereputasi
Pemberi pinjaman pinjaman swasta telah membuka peluang kewangan untuk semua yang memerlukan sebarang bantuan kewangan. Adakah anda memerlukan pinjaman segera untuk membersihkan hutang anda atau anda memerlukan pinjaman modal untuk meningkatkan perniagaan anda? Adakah anda ditolak oleh bank dan agensi kewangan lain? Tidak perhatikan lagi, kerana kita berada di sini untuk semua masalah kewangan anda. Kami memberi pinjaman pada kadar faedah 2% kepada orang, syarikat dan masyarakat dengan cara, terma dan syarat yang jelas dan difahami.
Tiada cek kredit diperlukan, 100% dijamin.
E-mel kami: (angelinagomezloan@gmail.com)