Deskripsi Diri

Khairil Anwar, SE, M.Si lahir di Paya Naden pada 20 April 1978 dari pasangan Tengku Umar bin Abu Bakar dan Fatimah binti Muhammad. Gelar Sarjana di peroleh dari Unsyiah Banda Aceh, sementara gelar Magister di peroleh dari SPs-USU Medan. Sejak tahun 2002 sampai saat ini bekerja sebagai dosen pada Prodi IESP Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh. Menikah dengan Riza Izwarni dan telah dikarunia dua orang anak; Muhammad Pavel Askari dan Aisha Naury.

Jumat, 30 Desember 2011

Pengertian produksi


Menurut  Pappas (1995) Produksi adalah berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya (masukan) dipergunakan untuk menghasilkan produk-produk perusahaan (keluaran). Sementara itu, menurut  Beattie dan Taylor (1994)  produksi yaitu proses kombinasi dan koordinasi material-material dan kekuatan-kekuatan (input, faktor, sumber daya, atau jasa – jasa produksi) dalam pembuatan suatu barang atau jasa output atau produk.
Menurut Joesron dan Fathorrozi (2003),  produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input.   Lebih lanjut Putong (2002) produksi atau memproduksi menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Lebih spesifik lagi produksi adalah kegiatan perusahaan dengan mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output dengan biaya yang minimum. 
Ahyari (1979) Produksi adalah kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaatnya atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat terdiri dari beberapa macam, misalnya faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat, serta kombinasi dari beberapa faedah tersebut diatas. Dengan demikian produksi tidak hanya terbatas pada pembuatan, tetapi sampai pada distribusi. Komoditi bukan hanya dalam bentuk output barang, tetapi juga jasa. Menurut Salvatore (2001) produksi adalah merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumber daya menjadi output berupa barang atau jasa.
Manajemen produksi bertujuan mengatur penggunaan resources (faktor-faktor produksi) yang ada baiknya berupa bahan, tenaga kerja, mesin-mesin dan perlengkapan sedemikan rupa sehingga proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efesien.
Hubungan antara Produksi Total (TP), produksi rata-rata (AP) dan Produk Marjinal (MP) dalam jangka pendek untuk satu input (input lain dianggap konstan) dapat dilihat pada gambar  berikut   (Nicholson 1994) :
Gambar 2.1: Hubungan Total Produksi, Marginal Produksi dan Rata-rata Produksi
Gambar 2.1 di atas memperlihatkan bahwa antara titik A dan C adalah pertambahan produksi yang semakin berkurang (law of diminishing marginal productivity). Titik C adalah total produksi mencapai maksimum artinya tambahan input tidak lagi menyebabkan tambahan output atau produksi marginal (MP) adalah nol (C1). Sedangkan Produksi Rata-rata (AP) mencapai maksimum adalah pada saat elastisitas produksi sama dengan 1 dan AP berpotongan dengan MP artinya produksi rata-rata sama dengan tambahan output akibat tambahan 1 unit input produksi, dengan asumsi faktor produksi lain dianggap konstan.
Hubungan fungsional antara berbagai faktor produksi termasuk pengelolaannya memerlukan koordinasi yang baik sehingga dapat menghasilkan output optimal. (Mubyarto 1986). Apabila keterbatasan biaya menjadi kendala maka tindakan yang dilakukan adalah dengan meminimumkan biaya (cost minimization) dan jika tidak dihadapkan dengan keterbatasan biaya maka dapat dilakukan melalui pendekatan memaksimumkan keuntungan (profit maximazation)
Apabila kedua input yang digunakan dalam proses produksi menjadi variabel, maka variabel yang sering digunakan adalah pendekatan isoquant dan isocost. Isoquant adalah kurva yang menujukan kombinasi input yang dipakai dalam proses produksi  yang menghasilkan output tertentu dalam jumlah yang sama. Jumlah produksi digambarkan oleh pergeseran kurva isoquant, jika suatu perusahaan memutuskan untuk menambah produksinya maka kurva isoquant akan bergeser kekanan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2 berikut (Joesran dan Fathorrozi, 2003).
Gambar 2.2: Peta Isoquant

Gambar 2.2 mengilustasikan bahwa ada beberapa proses produksi sehingga kurva isoquant continue, dan sebenarnya yang ingin dituju oleh setiap perusahaan adalah titik T, namum untuk mencapai titik tersebut sangat sulit terlaksana dan tidak akan tercapai, karena titik T menggambarkan penggunaan input yang demikian banyak sehingga menciptakan output yang tak terhingga.

1 komentar: