Deskripsi Diri

Khairil Anwar, SE, M.Si lahir di Paya Naden pada 20 April 1978 dari pasangan Tengku Umar bin Abu Bakar dan Fatimah binti Muhammad. Gelar Sarjana di peroleh dari Unsyiah Banda Aceh, sementara gelar Magister di peroleh dari SPs-USU Medan. Sejak tahun 2002 sampai saat ini bekerja sebagai dosen pada Prodi IESP Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh. Menikah dengan Riza Izwarni dan telah dikarunia dua orang anak; Muhammad Pavel Askari dan Aisha Naury.

Sabtu, 03 Desember 2011

KOMITMEN PEKERJA DITINJAU DARI KUALITAS HUBUNGAN ATASAN- BAWAHAN DAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PADA KARYAWAN INDUSTRI KERAJINAN ENCENG GONDOK, GAMPOENG MANE TUNONG - MUARA BATU, KABUPATEN ACEH UTARA



 

Hafnidar

                                                                                 
Abstract: The unemployment and poverty rate in Indonesia is higher and higher from year to year. The causal factor is because lack of Human Resources in their commitment on working. According to Tosi and friends (1990), the employees’ commitment on their work is related to the quality between underling and higher authority and so does perception of the employees themselves on career development. After a long conflict and tsunami raised Aceh couple years ago, the industrial of
Enceng Gondok in Gampong Mane, Muara Batu is one of potential job demand on career development and skilled occupation for the communities. This research is purposed on knowing the relationship between employees’ commitment with the quality between underling and higher authority and perception on career development to the Engceng Gondok Industrial employees in Muara Batu sub-district, North Aceh. The research is performed on workers of Enceng Gondok industrial in Muara Batu sub-District of North Aceh. The Likerty Model Scale is used as data collecting method that is commitment scale, quality scale on relationship quality between underling and higher authority and perception on career development. The additional data is earned by using qualitative research method by using filling analysis in indicative principle. Data analysis by using regression analysis for double predictor. The result is: 1) there is a positive relationship between a commitment and a perception on career development to Enceng Gondok Industrial workers at Gampong Mane Tunong, Muara Batu sub-District of North Aceh. 2) There is a positive relationship between a commitment and relationship quality on underling and higher authority to Enceng Gondok Industrial workers in Gampong Mane Tunong, Muara Batu sub-District of North Aceh.

Keywords: Commitment, workers perception, career development


PENDAHULUAN
Industri Kerajinan Enceng Gondok di Gampoeng Mane Tunong Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara merupakan salah satu Industri kecil menengah yang sedang berkembang di Kabupaten Aceh Utara. Karyawan Industri ini diberi ketrampilan mengolah tumbuhan Enceng Gondok menjadi perabotan rumah tangga yang menarik dan unik. Konsumen perabotan produksi Industri Kerajinan Enceng Gondok ini sebagian besar masyarakat menengah ke atas, perkantoran dan hotel, bahkan banyak yang diekspor ke luar negeri. Industri Kerajinan Enceng Gondok ini memiliki harapan besar untuk terus berkembang, namun demikian Industri sering mengalami masalah dalam hal komitmen pekerja terhadap pekerjaan dan organisasi kerjanya. Karyawan mudah sekali meninggalkan pekerjaan untuk beberpa waktu dengan berbagai alasan. Padahal disisi lain tidak mudah bagi Industri untuk mendapatkan karyawan yang telah terlatih dan berpengalaman. Akibatnya Industri harus mengeluarkan banyak cost untuk rekuritment dan pelatihan. Tosi dkk (1990) mengatakan bahwa komitmen pekerja terhadap suatu pekerjaan ada hubungannya dengan kualitas hubungan atasan-bawahan serta persepsi pekerja itu sendiri terhadap pengembangan karir. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komitmen pekerja dengan kualitas hubungan atasan-bawahan dan persepsi terhadap pengembangan karir pada pengrajin enceng gondok di Kecamatan Muara Batu.

METODOLOGI
Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel tergantung adalah Komitmen pekerja; variabel Bebas adalah (a) Kualitas hubungan atasan-bawahan, (b) Persepsi pekerja terhadap pengembangan karir.

Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan pada Industri Kerajinan Enceng Gondok di Gampoeng Mane Tunong Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Populasi penelitian berjumlah 42 orang. Dikarenakan populasi penelitian jumlahnya terbatas, maka sample penelitian adalah semua individu yang ada dalam populasi penelitian yang disebut dengan Subjek penelitian.

Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan menggunakan Skala atau Angket dengan model self report yaitu metode yang berdasarkan pada laporan tentang diri sendiri. Penyusunan alat ukur dimulai dari pemilihan aspek, indikator dan definisi yang tepat, kemudian dibuat suatu definisi operasional untuk mendapatkan penjelasan yang tepat dari variabel-variabel yang akan diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tiga Skala atau Angket dengan tambahan satu identitas diri pada awal pemberian Skala atau Angket. Ketiga Skala/Angket sebagai alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala/Angket Komitmen Pekerja; Skala/Angket Kualitas Hubungan Atasan – Bawahan; Skala/Angket Persepsi Pekerja Terhadap Pengembangan Karir.            Skala/Angket ini disusun dalam bentuk Skala Likert yang terdiri dari pertanyaan yang diikuti oleh beberapa pilihan jawaban responden dengan menghilangkan alternative jawaban R (Ragu-ragu). Setiap aitem Skala/angket merupakan pertanyaan atau pernyataan yang bersifat favorable (mendukung) dan unfavorable (tidak mendukung). Pertanyaan atau pernyataan tersebut memiliki empat kemungkinan jawaban berdasarkan pertimbangan subjektif responden. Empat kemungkinan jawaban tersebut adalah SS (Sangat sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai) dan STS (Sangat Tidak Sesuai). Masing-masing aitem memiliki skor dengan rentang satu sampai empat. Semakin tinggi skor yang didapat, maka semakin tinggi pula komitmen; kualitas hubungan; dan persepsi terhadap pengembangan karir yan dimiliki oleh responden.
Ketiga skala/angket di atas sebelum digunakan dalam penelitian dilakukan uji coba untuk mengukur seberapa cermat alat ukur tersebut melakukan fungsi ukurnya (uji validitas), mengetahui keterandalannya (uji realibilitas).  Uji coba untuk mengukur kualitas aitem pada kedua skala dilakukan dengan menggunakan uji korelasi aitem-total (daya beda aitem) dan Reliabilitas.

Metode Analisis Data
Analisis data inferensial yaitu pengambilan kesimpulan dengan pengujian hipotesis. Analisa data dilakukan dengan menggunakan program komputer Statistical Packages for Social Science (SPSS) versi 12.0. Teknik statistik yang dipakai adalah analisis regresi sederhana

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis dan Interpretasi Data

Tabel 1: Gambaran Umum Hasil Skor Variabel-variabel Penelitian
Variabel
Statistik
Hipotetik
Empiris
Komitmen
Skor minimal
Skor maksimal
Mean
SD
37
148
93
19
90
144
117,89
11,343
Persepsi Thd Pengemb Karir
Skor minimal
Skor maksimal
Mean
SD
18
72
45
9
42
72
54,89
5,600
Kualitas Hub Ataan-bawahan
Skor minimal
Skor maksimal
Mean
SD
17
68
43
9
39
62
51,73
4.926

Dari tabel di atas dapat ditetapkan kategori dalam penelitian ini sebagai berikut :  sangat rendah (≤ x – 1,5SD), rendah (x – 1,5 SD < X ≤ x – 0,5 SD), sedang (x – 0,5 SD < X ≤ x + 0,5 SD), tinggi (x – 0,5 SD < X ≤ x + 1,5 SD) dan sangat tinggi ( X ≥ x + 1,5 SD). Berikut penetapan kategorisasi variabel-variabel penelitian yang dibuat berdasarkan satuan deviasi standar dengan memperhitungkan rentangan angka-angka minimal dan maksimal teoritis menurut rumus di atas:

Kategori Komitmen

I                  II                  III                IV                    V                    



IIIIIIIIIIIIIII

                               64,5              83,5             102,5                 121,5

Kategori Persepsi terhadap Pengembangan Karir

I                 II                  III                   IV                  V                    



IIIIIIIIIIIIIIII

                               31,5             40,5               49,5                   58,5

Kategori Kualitas Hubungan Atasan Bawahan
I                 II                   III                   IV                    V                 



IIIIIIIIIIIIIII

                              29,5                38,5              47,5                 56,5  
Keterangan:
I           : Sangat rendah
II         : rendah          
III        : sedang                         
IV        : tinggi
V         : sangat tinggi

Pembagian kriteria di atas dilakukan untuk mengetahui baik tidaknya posisi subjek untuk masing – masing variable. Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa Karyawan Industri Kerajinan Enceng Gondok di Gampoeng Mane Tunong Kecamatan Muara Batu – Aceh Utara, memiliki tingkat Komitmen yang tinggi terhadap pekerjaannya, begitu juga dengan persepsi terhadap pengembangan karir dan kualitas hubungan atasan bawahan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa karyawan Industri Kerajinan Enceng Gondok di Gampoeng Mane Tunoeng memandang penting adanya pengembangan karir, begitu juga dengan kualitas hubungan atasan bawahan. Karyawan Industri Kerajinan Enceng Gondok di Gampong Mane Tunoeng menilai penting adanya kualitas hubungan antara atasan dan bawahan dalam pekerjaannya.

Uji hipotesis
Uji hubungan antara Komitmen dengan Persepsi Terhadap Pengembangan Karir
Uji hubungan antara komitmen dengan Persepsi terhadap Pengembangan Karir ditunjukkan oleh skor korelasi sebesar (rxy) = 0,493 dengan signifikansi sebesar 0.000 (p<0,05), hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komitmen dengan Persepsi Terhadap Pengmebangan Karir Pada Karyawan Industri Kerajinan Enceng Gondok di Gampong Mane Tunoeng Kecamatan Muara Batu. Nilai (rxy) yang positif menunjukkan bahwa arah hubungan kedua variabel adalah positif

Tabel 1: Hubungan Komitmen dengan Persepsi
(rxy)
Signifikansi
Probabilitas
0,493
0,000
p<0,05

Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan positif antara Komitmen dengan Persepsi Terhadap Pengembangan Karir dapat diterima.
Perhitungan statistik selengkapnya dengan menggunakan teknik regresi sederhana dapat dilihat berikut ini:

Tabel 2: Deskripsi Statistik Penelitian
Variabel
Mean
Standar Deviasi
N
Komitmen
54,89
5,600
93
Persepsi Thd Pengemb Karir
117,89
11,343
93

Tabel 3: Rangkuman Analisis Regresi Sederhana Variabel Penelitian
Model
Sum of Square
Df
Mean Square
F
Sig
Regression
Residual
Total
700,686
2184,239
2884,925
1
91
92
700,686
24,003
29,192
0,000

Tabel 4: Koefisien Determinasi Penelitian
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Standard Eror of The Estimates
1       Total
0,493
0,243
0,235
4,899

            Tabel  di atas terlihat bahwa koefisien determinasi yang ditunjukkan oleh R Square sebesar 0,243. Nilai tersebut menunjukkan bahwa komitmen memiliki sumbangan efektif sebesar  24,3% terhadap Persepsi terhadap Pengembangan karir. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel Persepsi terhadap Pengembangan karir dapat dijelaskan oleh variabel komitmen sebesar 23,4 %. Sisanya sebesar 75,7% ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.

Uji hubungan antara Komitmen dengan Kualitas hubungan atasan Bawahan
               Uji hubungan antara Komitmen dengan Kualitas Hubungan Atasan Bawahan ditunjukkan oleh skor korelasi sebesar (rxy) = 0,467 dengan signifikansi sebesar 0.000 (p<0,05), hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Komitmen dengan Kualitas Hubungan Atasan Bawahan pada Karyawan Industri Kerajinan Enceng Gondok di Gampong Mane Tunoeng, Kecamatan Muara Batu-Aceh Utara.  Nilai (rxy) yang positif menunjukkan bahwa arah hubungan kedua variabel adalah positif.

Tabel 5: Hubungan Komitmen dengan Kualitas Hubungan Atasan Bawahan
(rxy)
Signifikansi
 Probabilitas
0,467
0,000
p<0,05

Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. Perhitungan statistik selengkapnya dengan menggunakan teknik regresi sederhana dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6: Deskripsi Statistik Penelitian
Variabel
Mean
Standar Deviasi
N
Komitmen
51,73
4,926
93
Kualitas Hubub
117,89
11,343
93

Tabel 7: Rangkuman Analisis Regresi Sederhana Variabel Penelitian
Model
Sum of Square
Df
Mean Square
F
Sig
Regression
Residual
Total
487,145
1745,135
2232,280
1
91
92
487,145
19,177
25,402
0,000

Tabel 8. Koefisien Determinasi Penelitian
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Standard Eror of The Estimates
1      Total
0,467
0,218
0,210
4,379

           
Koefisien determinasi yang ditunjukkan oleh R Square adalah 0,218. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Komitmen memiliki sumbangan efektif sebesar 21,8%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel Kualitas hubungan atasan bawahan dapat dijelaskan oleh variabel Komitmen sebesar 21,8%, sisanya sebesar 78,2 % ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Landy (1989) bahwa Keterikatan personal dan sosial yang terjadi ini akan menghindarkan bawahan dari rasa keterasingannya di perusahaan, dan selanjutnya meningkatkan komitmen karyawan atau pekerja terhadap organisasi kerjanya. Sebaliknya pada kualitas hubungan atasan-bawahan yang rendah, komitmen kerja karyawan menjadi rendah pula. Bila hubungan atasan-bawahan yang terjadi berkualitas tinggi, maka seorang atasan akan sering berdiskusi dengan bawahannya tentang masalah-masalah pribadi dan pekerjaan. Atasan sangat tertarik untuk membantu kesulitan yang dialami bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa ada keterikatan personal dan sosial antara atasan dan bawahan.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Mowday, dkk (dalam Kuntjoro, 2002) bahwa pegawai yang memiliki komitmen yang tinggi akan merasakan adanya loyalitas dan rasa saling memiliki baik kepada organisasi maupun satu sama lain sesama anggota organisasi. Loyalitas dan rasa saling memiliki akan melahirkan perilaku saling membantu dan kerjasama yang baik. Kesediaan menolong baik urusan organisasi maupun urusan pribadi merupakan  salah satu aspek kualitas hubungan atasan bawahan menurut Landy (1989). 

Analisis Tambahan
Berdasarkan analisis isi dari data observasi, wawancara dan angket didapatkan bahwa komitmen pekerja terhadap pekerjaannya cukup baik, hal ini dapat dilihat dari beberapa factor yang mempengaruhi Subjek untuk memiliki komitmen yang tinggi. Faktor-faktor tersebut adalah:

Masa kerja
Sebagian besar Subjek memiliki masa kerja diatas empat tahun yaitu sebanya Hasil penelitian ini sesuai dengan Landy (1989) bahwa Keterikatan personal dan sosial yang terjadi ini akan menghindarkan bawahan dari rasa keterasingannya di perusahaan, dan selanjutnya meningkatkan komitmen karyawan atau pekerja terhadap organisasi kerjanya. Sebaliknya pada kualitas hubungan atasan-bawahan yang rendah, komitmen kerja karyawan menjadi rendah pula.
Lebih lanjut Landy (1989) menambahkan bahwa bila hubungan atasan-bawahan yang terjadi berkualitas tinggi, maka seorang atasan akan sering berdiskusi dengan bawahannya tentang masalah-masalah pribadi dan pekerjaan. Atasan sangat tertarik untuk membantu kesulitan yang dialami bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa ada keterikatan personal dan sosial antara atasan dan bawahan.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Mowday, dkk (dalam Kuntjoro, 2002) bahwa pegawai yang memiliki komitmen yang tinggi akan merasakan adanya loyalitas dan rasa saling memiliki baik kepada organisasi maupun satu sama lain sesama anggota organisasi. Loyalitas dan rasa saling memiliki akan melahirkan perilaku saling membantu dan kerjasama yang baik. Kesediaan menolong baik urusan organisasi maupun urusan pribadi merupakan  salah satu aspek kualitas hubungan atasan bawahan menurut Landy (1989). 

Karakteristik Pekerjaan
Ditinjau dari karakteristik pekerjaan, Karyawan Industri Kerajinan Enceng Gondok dituntut untuk memiliki ketrampilan khusus (skill) dalam menangani pekerjaannya. Skill ini dapat diperoleh Subjek dengan mengikuti pelatihan khusus yang diadakan oleh organisasi.
Guna menghasilkan produk yang berkualitas, ketrampilan yang memadai mutlak dibutuhkan Subjek. Adanya pelatihan pengembangan skill, merupakan salah satu faktor yang mendukung komitmen Subjek terhadap organisasi kerjanya.Tabel berikut ini menjelaskan tentang jumlah Subjek yang pernah dan belum pernah mengikuti pelatihan.

Gaji/Upah
Sebagian besar Subjek yaitu sebanyak 54,76%  menerima upah maksimal Rp.450.000 perbulan. Jumlah pendapatan yang demikian adalah dibawah standar upah minimum rakyat (UMR) yang ditetapkan Pemerintah. Namun demikian, pihak management atau pengurus Industri mengatakan bahwa Gaji/upah yang diterima sekarang ini sudah sesuai dengan produktifitas kerja yang dilakukan, dengan kata lain waktu yang digunakan karyawan untuk bekerja rata-rata kurang dari lima jam per  hari.
Kurangnya produktivitas kerja Karyawan disebabkan oleh kurang tersedianya bahan baku sehingga keinginan Subjek untuk bekerja maksimal tidak ditunjang oleh kesempatan yang ada. Padahal disisi lain, sebagian besar Subjek mengaku memiliki motivasi yang besar untuk meningkatkan produktifitasnya sehingga dapat meningkatkan pendapatan.

Lapangan Kerja
Faktor ketersediaan lapangan kerja yang memadai di Aceh juga menjadi pertimbangan utama bagi Karyawan untuk menentukan komitmennya terhadap pekerjaan. Ketersediaan lapangan kerja bagi Karyawan tersebut juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan skill yang mereka miliki. Rata-rata karyawan memiliki tingkat pendidikan akhir SD s/d SLTP. Sedikit sekali dari mereka yang pernah duduk di bangku SLTA.

PENUTUP
Kesimpulan
1.        Ada hubungan positif antara komitmen dengan persepsi terhadap pengembangan karir pada Karyawan Industri Kerajinan Enceng Gondok di Gampoeng Mane Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Semakin kuat komitmen Karyawan, semakin baik pula persepsi karyawan tersebut terhadap pengembangan karirnya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah komitmen karyawan semakin buruk pula persepsinya terhadap pengembangan karir.
2.        Ada hubungan positif antara komitmen dengan kualitas hubungan atasan bawahan pada Karyawan Industri Kerajinan Enceng Gondok di Gampoeng Mane Tunong, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Semakin kuat komitmen Karyawan, semakin baik pula kualitas hubungan atasan bawahan pada Karyawan. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah komitmen Karyawan semakin buruk pula kualitas hubungan atasan bawahan pada Karyawan tersebut. Dalam hal ini Komitmen dan persepsi terhadap pengembangan karir pada Karyawan Industri Kerajinan Enceng Gondok di Kecamatan Muara Batu berada pada katagori tinggi.
3.        Pengrajin Enceng Gondok di Kecamatan Muara Batu memiliki komitmen, persepsi terhadap pengembangan karir dan kualitas hubungan atasan bawahan yang tinggi.
4.        Komitmen yang tinggi pada pengrajin Enceng Gondok di Kecamatan Muara Batu ditentukan oleh faktor Kualitas hubungan atasan bawahan sebanyak 21,8 %, faktor persepsi terhadap pengembangan karir sebanyak 23,4 %. Sisanya sebanyak 45,2 % ditentukan oleh faktor lain seperti karakteristik pekerjaan, masa kerja, gaji/upah dan ketersediaan lapangan kerja.
5.        Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, faktor karakteristik pekerjaan dan gaji/upah merupakan variabel lain yang dapat menurunkan komitmen Karyawan, sedangkan faktor masa kerja dan ketersediaan lapangan kerja merupakan variabel lain yang dapat mendukung Karyawan untuk tetap komitmen terhadap pekerjaannya. 

Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, terdapat beberapa saran yang bisa dikemukakan yaitu:
1.      Bagi Subjek penelitian
diharapkan dapat mempertahankan komitmennya, yang pada saat penelitian ini berada pada kategori Tinggi. Usaha tersebut diharapkan dapat mengarahkan Karyawan untuk memiliki persepsi yang baik terhadap pengembangan karir dan kualitas hubungan atasan – bawahan.
2.      Bagi pihak manajemen Industri Kerajinan Enceng Gondok di Kecamatan Muara Batu
diharapkan dapat meningkatkan program kerja yang berkaitan dengan pembinaan ketrampilan pekerja dan penyediaan bahan baku, sehingga dapat mempertahankan komitmen Karyawan yang pada saat penelitian berada pada kategori tinggi.
3.      Bagi Pemerintah, Swasta dan masyarakat umum.
Diharapkan dapat memberi inisiatif program bagi peningkatan program kerja dan penyediaan bahan baku bagi peningkatan produktifitas karyawan.
4.      Bagi Penelitian Selanjutnya
  1. Dapat meneliti hubungan variabel-variabel lain selain persepsi terhadap pengembangan karir dan kualitas hubungan atasan – bawahan yang berpengaruh terhadap komitmen seperti usia, masa kerja, karakteristik personal, peranan/jabatan, karakteristik pekerjaan dan karakteristik struktural.
  2. Menciptakan metode budidaya tanaman Enceng Gondok secara efektif dan efisien pada lahan kosong.
  3. Mempertimbangkan faktor pengembangan ketrampilan sebagai variabel moderator yang memungkinkan turut memperkuat hubungan komitmen dengan persepsi terhadap pengembangan karir.

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S., 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Baker, M.A. 1987. People Produktivity: An Experience in positive living. Tokyo: Asian Produktivity Organization.
Groberg, D.H. 1987. Inner productivity: Tapping the inner source of productivity through balancing vision, skill, and reinforcement. Tokyo: Asian Produktivity Organization.
Hadi, S dan Pamardiyanto, S. 1994. Manual Seri Program Statistik (SPS). Paket Midi. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Hordes, M.W. 1987. White Collar productivity improvement. Tokyo: Asian Productivity Organization
Krishnamurthy, V. 1987. Developing a work ethos for people productivity. Tokyo: Asian Productivity Organization.
Lemme, B. H. 1995. Development in Adulthood. Boston:Allyn dan Bacon
Mathieu, J.E. and Zajac, D.M. 1990. A Review and Meta Analysis of the Antecedents, Correlates, and Consequences of Organizational Commitment. Psychological Bulletin. 108, 171 – 194
Pfeffer, J. 1996. Keunggulan Bersaing Melalui Manusia (Terjemahan). Jakarta: Binarupa Aksara
Shaw, M.E. 1971. Group dynamics: The psychology of small group behavior. Boston: Allin and Bacon
Steers, R.M. and Porter, L.W. 1983. Motivation and Work Behavior. USA:McGrawHill Book Co.
Sugiyono. 1999. Statistika untuk penelitian. Cetakan ke-2. Bandun: CV-Alfabeta
Tosi, H.L., Rizzo, J.R., and Carroll, S.J. 1990. Managing Organizational Behavior. 2nd edition. New York: Herper Collins Publishers.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar