Dari banyak penentu yang mempengaruhi permintaan rumah tangga untuk 
suatu produk, kita baru mempertimbangkan harga produk itu sendiri. 
Faktor-faktor lain yang minentukan meliputi pendapatan dan kekayaan 
rumah tangga, harga barang dan jasa lain, selera dan preferensi, dan 
ekspektasi (harapan).
Pendapatan dan Kekayaan Sebelum kita 
melanjutkan, kita perlu mendetinisikan dua istilah yang sering 
membingungkan, pendapatan dan kekayaan. Pendapatan suatu rumah tangga 
adalah jumlah semua upah, gaji, laba, pembayaran bunga, sewa, dan bentuk
 penghasilan lain yang diterima oleh suatu rumah tangga pada periode 
waktu tertentu. 
Dengan demikian, pendapatan adalah ukuran Kita 
harus menentukan periode waktu untuknya, misalnya per bulan, atau per 
tahun. Kita bisa membelanjakan atau mengkonsumsi lebih atau kurang dari 
pendapatan yang kita terima tiap periode. Jika kita mengkonsuntsi kurang
 dari pendapatan kita, kita menabung. Untuk melakukan konstunsi lebih 
dari pendapatan kita dalam satu periode, kita harus meminjam atau 
menarik tabungan yang terakumulasi dart periode sebeluninya.
Kekayaan
 (wealth) adalah total nilai yang dimiliki oleh suatu rumah tangga 
dikurangi utang rumah tangga tersebut. Kata lain untuk kekayaan adalah 
net worth (diterjemahkan kekayaan bersih) jumlah yang akan tersisa bagi 
suatu rumah tangga jika rumah tangga menjual semua miliknya dan membayar
 semua utangnya. Kekayaan adalah ukuran persediaan: Kekayaan diukur pada
 titik waktu tertentu. Jika pada suatu periode tertentu, kita 
membelanjakan kurang dad pendapatan kita, kita menabung (saving) jumlah 
yang kita yakin itu adalah tambahan pada kekayaan kita. Menabung adalah 
aliran yang mempengaruhi simpanan kekayaan. Ketika kita membelanjakan 
lebih dari pada pendapatan kita, kita mengalami dis-save, kita 
mengurangi kekayaan kita.
Rumah tangga yang memiliki pendapatan 
lebih tinggi dan akumulasi tabungan atau kekayaan warisan yang lehih 
tinggi sanggup membeli banyak barang. Secara umum, kita menduga adanya 
permintaan yang sangat tinggi pada tingkat pendapatan/kekayaan yang 
lebih tinggi dan permintaan yang jauh lebih rendah pada tingkat 
pendapatan/kekayaan yang lebih rendah. Barang yang permintaannya naik 
ketika pendapatan lebih tinggi dan permintaannya turun ketika pendapatan
 rendah disebut barang normal. Tiket bioskop, makanan restoran, 
panggilan telepon, dan baju, semuanya adalah contoh barang normal.
Akan tetapi tetapi, generalisasi dalam ilmu ekonomi
 bisa berbahaya. Kadang permintaan atas suatu barang turun ketika 
pendapatan rumah tangga naik. Perhatikan, misalnya, berbagai kualitas 
daging yang tersedia. Ketika pendapatan rumah tangga naik, rumah tangga 
cenderung membeli daging, berkualitas lebih tinggi, permintaan filet 
mignon cenderung naik, tapi permintaan daging berkualitas lebih rendah 
chuck steak, misalnya cenderung turun. Transportasi adalah contoh lain. 
Dengan pendapatan lebih tinggi, orang sanggup naik pesawat. Orang yang 
sanggup naik pesawat cenderung tidak mau menggunakan bis untuk menempuh 
jarak jauh. Oleh sebab itu, pendapatan lebih tinggi mungkin mengurangi 
frekuensi seseorang menggunakan bis. Barang yang permintaannya cenderung
 turun ketika pendapatan meningkat disebut barang inferior.
Harga Barang dan Jasa Lain 
Tidak
 ada konsumen yang memutuskan secara sendiri-sendiri jumlah segala 
komoditas yang hendak dibelinya. Sebaliknya, tiap keputusan adalah 
bagian dari sekumpulan keputusan yang lebih luas yang diambil secara 
serentak. Rumah tangga harus membagi adil pendapatannya atas berbagai 
barang dan jasa. Akibatnya, harga tiap satu barang bisa, dan 
sesungguhnya memang, mempengaruhi permintaan atas barang lain.
Inilah contoh paling jelas ketika barang menjadi barang substitusi
 satu sama lain. Kentbali ke contoh mahasiswi tahun pertama kita yang 
kuliah jauh dari pacarnya: Jika harga panggilan telepon naik menjadi 
$10, Anna akan menelepon pacarnya hanya sekali sebulan. Tentu, Anna bisa
 berkomunikasi dengan pacarnya dengan cara lain. la bisa saja mengganti 
telepon dengan bentuk komunikasi lain yang tidak begitu mahal, seperti 
menulis lebih banyak surat atau mengirim lebih banyak e-mail.
Ketika
 peningkatan harga suatu barang menyebabkan permintaan barang lain 
meningkat (hubungan positif), kita katakan bahwa barang itu adalah 
barang substitusi. Turunnya harga suatu barang menyebabkan penurunan 
permintaan barang substitusi. Barang substitusi adalah barang yang bisa 
bertindak sebagai pengganti satu sama lain atau biasa disebut sebagai 
barang pengganti dengan fungsi yang sama.
Untuk menjadi barang substitusi, dua produk tidak perlu identik. Produk identik disebut sebagai barang substitusi
 sempurna. Mobil Jepang tidak identik dengan mobil Amerika. Akan tetapi,
 keduanya memiliki empat roda, mampu membawa orang, dan beroperasi 
dengan bensin. Jadi, perubahan signifikan dalam harga mobil Amerika 
kemungkinan akan mempengaruhi permintaan mobil Jepang, dan sebaliknya. 
Makanan restoran adalah barang pengganti makanan yang disantap di rumah,
 dan penerbangan dari New York ke Washington adalah barang pengganti 
dari perjalanan kereta api.
Seringkali dua produk “sejalan” 
artinya bisa menjadi pelengkap satu sama lain. Mahasiswi kita yang jauh 
dari pacarnya, yang menulis surat, misalnya. Ia akan merasakan 
permintaannya atas perangko dan alat tulis meningkat jika ia menulis 
surat lebih banyak, dan permintaannya atas akses internet naik ketika ia
 mengirim lebih banyak e-mail. Daging babi dan telur adalah barang komplementer,
 seperti halnya mobil dan bensin, serta kamera dan film. Ketika dua 
barang bersifat komplementer, penurunan dalam harga yang satu 
menyebabkan peningkatan dalam permintaan yang lain, begitu pula 
sebaliknya.
Karena tiap barang mungkin memiliki barang substitusi 
dan komplementer pada saat yang sama, maka satu perubahan harga dapat 
mempengaruhi permintaan rumah tangga atas banyak barang secara serentak;
 permintaan atas beberapa produk jni dapat meningkat ketika permintaan 
atas barang lainnya mungkin turun. Sebagai contoh, tinjaulah CD-ROM. 
Data dalam jumlah besar bisa disimpan secara digital pada CD yang bisa 
dibaca oleh komputer melalui CD-ROM drive. Ketika drive ini mula-mula 
sampai di pasar, harganya sangat mahal, dijual seharga beberapa ratus 
dolar per unit. Sekarang, harganya sudah jauh lebih murah, dan sebagian 
besar komputer baru sudah dilengkapi dengannya. Akibatnya, permintaan 
keping CD-ROM (barang komplementer) melonjak. Dengan makin 
banyaknya mahasiswa yang menggunakan teknologi CD dan turunnya harga CD 
dan perangkat pemutar CD, makin sedikit buku referensi cetak seperti 
ensiklopedia dan kamus (barang substitusi), yang dibeli mahasiswa.
Selera
 dan Preferensi Pendapatan, kekayaan, dan harga barang yang tersedia 
adalah tiga faktor yang menentukan kombinasi hal-hal yang mampu dibeli 
oleh rumah tangga. Kita tahu bahwa kita tidak sanggup menyewa sebuah 
apartemen seharga $1.200 per bulan jika pendapatan bulanan kita hanya 
$400, tapi dalam batasan ini, kita relatif bebas memilih apa yang akan 
kita beli. Pilihan akhir kita tergantung pada selera dan preferensi 
individual kita.
Perubahan preferensi bisa dan memang 
memanifestasikan dirinya dalam perilaku pasar. Tiga puluh tahun yang 
lain, perlombaan maraton kota-kota besar utama hanya menarik beberapa 
ratus pelari. Sekarang puluhan ribu orang ikut berlari. Permintaan 
sepatu lari, pakaian lari, stopwatch, dan barang untuk olahraga lari 
lain pun meningkat pesat. Selama bertahun-tahun orang minum soda untuk 
mendapatkan kesegaran. Saat ini toko-toko serba ada diisi dengan begitu 
banyak teh es, jus buah, minuman alami, dan air mineral.
Dalam 
batasan harga dan pendapatan, preferensi membentuk kurva permintaan, 
tapi menggeneralisasikan selera dan preferensi tidaklah mudah. Pertama, 
keduanya mudah berubah: Lima tahun lalu, lebih banyak orang yang merokok
 dan lehih sedikit orang yang punya komputer. Kedua, keduanya bersifat 
khas: beberapa orang suka berbicara di telepon, sedang lainnya lebih 
suka kata-kata tertulis; beberapa orang suka anjing, lainnya 
tergil-agila pada kucing; beberapa orang suka sayap ayam, lainnya suka 
paha ayam. Keragaman permintaan individual hampir tak terbatas.
Ekspektasi
Apa
 yang anda putuskan untuk dibeli pastilah tergantung pada harga saat ini
 dan pendapatan serta kekayaan anda saat ini. anda juga punya ekspektasi
 tentang posisi anda di masa depan. Anda juga mungkin memiliki 
ekspektasi tentang perubahan harga di masa depan, dan ini mungkin 
mempengaruhi keputusan anda saat ini.
Ada banyak contoh tentang 
cara ekspektasi mempengaruhi permintaan. Ketika orang membeli rumah atau
 mobil, mereka sering harus meminjam sebagian harga belinya dan 
membayarnya kembali selama bertahun-tahun (mencicil). Dalam memutuskan 
jenis rumah atau mobil yang akan dibeli, mereka agaknya harus berpikir 
tentang pendapatan mereka hari ini, serta pendapatan mereka di masa 
depan.
Sebagai contoh lain, perhatikan seorang mahasiswa di tahun 
akhir kuliah kedokteran yang hidup dengan beasiswa $12.000. Bandingkan 
mahasiswa ini dengan orang lain yang mendapatkan $6 sejam dengan 
pekerjaan full-time. tanpa ekspektasi perubahan signifikan dalam 
pendapatan di masa depan. Keduanya memiliki pendapatan yang nyaris 
identik karena ada sekitar 2.000 jam kerja setahun (40 jam per minggu x 
50 minggu kerja setahun). Tapi meskipun mereka memiliki selera yang 
sama, mahasiswa kedokteran tersebut cenderung meminta hal-hal berbeda, 
hanya karena ekspektasi peningkatan pendapatan yang besar di kemudian 
hari.
Teori ekonomi
 makin menyadari pentingnya ekspektasi. Kita akan mengkhususkan banyak 
ruang untuk membahas bagaimana ekspektasi mempengaruhi lebih dari 
sekadar permintaan. Tapi untuk saat ini, penting untuk kita pahami bahwa
 permintaan tergantung pada lebih dari sekadar pendapatan, harga, dan 
selera saat ini.
Pergeseran Permintaan Dibandingkan Dengan Pergerakan Di Sepanjang Kurva Permintaan
Ingat kembali bahwa kurva permintaan memperhatikan hubungan antara kuantitas yang diminta dan harga suatu barang. Kurva permintaan
 seperti itu diturunkan ketika pendapatan, selera, dan harga-harga lain 
tetap konstan. Jika kondisi ceteris paribus diperlonggar, kita harus 
menurunkan hubungan yang sepenuhnya baru antara harga dan kuantitas. 
Fakta bahwa permintaan meningkat ketika pendapatan meningkat menyiratkan
 bahwa panggilan telepon adalah barang normal. Kondisi yang terjadi 
ketika kita menggambar kurva permintaan awal sekarang berubah. Dengan 
kata lain, suatu faktor yang mempengaruhi permintaan atas panggilan 
telepon (dalam hal ini, pendapatannya) telah berubah, dan sekarang ada 
hubungan harga, antara harga dan kuantitas yang diminta. Perubahan 
seperti itu disebut sebagai pergeseran kurva permintaan.
Sangat
 penting untuk membedakan antara perubahan dalam kuantitas yang diminta 
yaitu, suatu pergerakan di sepanjang kurva permintaan dan pergeseran 
permintaan. Skedul permintaan dan kurva permintaan memperlihatkan 
hubungan antara harga barang atau jasa dan kuantitas yang diminta per 
periode, ceteris paribus. jika harga berubah, kuantitas yang diminta 
akan berubah, inilah pergerakan di sepanjang kurva permintaan. Tapi 
ketika semua faktor lain yang mempengaruhi permintaan berubah, hubungan 
baru antara harga dan kuantitas yang diminta pun terbentuk, inilah 
pergeseran kurva permintaan.
Deskripsi Diri
Khairil Anwar, SE, M.Si lahir di Paya Naden pada  20 April 1978 dari pasangan Tengku Umar bin Abu Bakar dan Fatimah binti Muhammad. Gelar Sarjana di peroleh dari Unsyiah Banda Aceh, sementara gelar Magister di peroleh dari SPs-USU Medan. Sejak tahun 2002 sampai saat ini bekerja sebagai dosen pada Prodi IESP Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh. Menikah dengan Riza Izwarni dan telah dikarunia dua orang anak; Muhammad Pavel Askari dan Aisha Naury.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar