Deskripsi Diri

Khairil Anwar, SE, M.Si lahir di Paya Naden pada 20 April 1978 dari pasangan Tengku Umar bin Abu Bakar dan Fatimah binti Muhammad. Gelar Sarjana di peroleh dari Unsyiah Banda Aceh, sementara gelar Magister di peroleh dari SPs-USU Medan. Sejak tahun 2002 sampai saat ini bekerja sebagai dosen pada Prodi IESP Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh. Menikah dengan Riza Izwarni dan telah dikarunia dua orang anak; Muhammad Pavel Askari dan Aisha Naury.

Selasa, 17 Januari 2012

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA



PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Iswadi

The objective of this research is to prove simultaneously and individually the influence of debt to equity ratio and return on equity on stock return. This research was conducted at Indonesian Stock Exchange period 2007-2008. Research method used is verificative research by quantitative analysis. The data were collected from the Capital Market Reference Center. Data analysis used is multiple regression method. The result of the research indicated that (1) simultaneously, debt to equity ratio and return on equity not influence stock return significantly, (2) individually, debt to equity ratio and return on equity not influence stock return significantly.

Key words; debt to equity ratio, return on equity, and stock return
 

Pendahuluan
Perbankan pada umumnya, sebagaimana perusahaan-perusahaan lainnya, yang didirikan dengan tujuan memaksimalkan laba dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta memakmurkan para pemegang saham (investor). Kemakmuran pemilik perusahaan dapat dicapai apabila bank tersebut mempunyai kinerja yang baik. Baik buruknya kinerja perusahaan dapat dijadikan sebagai tolok ukur bagi investor dalam menentukan pembelian saham perusahaan.  Investor akan menjatuhkan pilihannya pada saham yang memiliki reputasi yang baik karena investor ingin memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi dari investasinya.
Manajemen bank harus dapat menekan biaya seefesien mungkin agar dapat mengembangkan penghasilan dari aset (asset) masing-masing secara penuh supaya didapat keuntungan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bank. Dengan pengelolaan bank yang baik akan berdampak pada perkembangan bank tersebut. Bank harus mengatur leveragenya agar dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity).
Harahap (2002:306) mengemukakan “bahwa perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari hutang”. Dengan memiliki komposisi modal  yang lebih besar dari hutang maka bank tersebut dikatakan lebih baik. Bank juga harus dapat mengatur return on Equity (ROE) , karena semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kesejahteraan investor. Return on equity yang rendah merupakan hambatan bagi pertumbuhan bank dan juga dapat menurunkan tingkat kepercayaan pemegang saham terhadap bank tersebut.
           Penelitian untuk menganalisis pengaruh berbagai faktor fundamental terhadap harga maupun return saham pada berbagai sektor telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Penelitian tentang hubungan rasio profitabilitas dan leverage yang dikaitkan dengan return saham antara lain dilakukan oleh Ulupui (2005) yang mendokmentasikan bahwa secara simultan rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh terhadap return saham. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Natarsyah (2000) menunjukkan bahwa profitabilitas secara signifikan berpengaruh positif terhadap harga saham di pasar sekunder.
Penelitian yang dilakukan oleh Kennedy (2003) menunjukkan bahwa variabel asset turnover, ROA, ROE, leverage ratio, debt to equity ratio dan earnings pershare memberikan hubungan yang nyata dengan return saham. Meskipun secara individu rata-rata hubungannya rendah, secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependennya.
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penelitian ini difokuskan pengujian  Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Return on Equity Terhadap Return Saham pada Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Masalah penelitiannya adalah apakah debt to equity ratio dan return on equity secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap return saham pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh debt to equity ratio dan return on equity baik secara simultan maupun parsial terhadap return saham pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun manfaat yang diharapkan dari penilitian ini adalah dapat digunakan oleh investor maupun pihak yang berkepentingan lainnya dalam pengambilan keputusan investasi di Pasar Bursa Indonesia.


Tinjauan Pustaka
Rasio Leverage
Rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Harahap (2002;306-307) “Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari utang”. Sedangkan menurut Sartono (2001:62), “rasio leverage adalah rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang”.  Muslich  (2007:49) “rasio leverage digunakan untuk menjelaskan penggunaan utang untuk membiayai sebagian daripada aktiva perusahaan, pembiayaan dengan utang mempunyai pengaruh bagi perusahaan karena utang mempunyai beban yang bersifat tetap”.
Menurut Muslich (2007:51) ada tiga macam leverage sebagai berikut :
1.      Operating leverage, yaitu kemampuan perusahaan dalam menggunakan biaya operasi tetap (fixed operating cost) untuk memperbesar pengaruh dari perubahan penjualan pendapatan sebelum dikurangi dengan bunga dan pajak (EBIT)
2.      Financial leverage, yaitu kemampuan perusahaan menggunakan biaya financial tetap (fixed financial cost) untuk memperbesar pengaruh dan perubahan EBIT terhadap laba bersih atau pendapatan per lembar saham biasa (EPS).
3.      Total Leverage, yaitu kemampuan perusahaan dalam menggunakan fixed cost baik operating maupun financial cost untuk memperbesar pengaruh dari perubahan penjualan terhadap laba bersih atau tingkat EPS.

 Financial Leverage
Menurut Husnan (2002:319)  leverage financial menyangkut penggunaan dana yang diperoleh pada biaya tetap tertentu dengan harapan bisa meningkatkan bagian pemilik modal sendiri”. Menurut Syamsuddin (2002:109) “financial leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam menggunakan kewajiban-kewajiban finansial yang sifatnya tetap untuk memperbesar pengaruh perubahan pendapatan per lembar saham biasa”.  Menurut Horne dan Wachowicz (1998:440) “pengungkit keuangan adalah penggunaan pendanaan biaya tetap perusahaan”.
Dari pendapat  di atas dapat diambil kesimpulan bahwa financial leverage adalah kemampuan perusahaan dalam menggunakan kewajiban-kewajiban finansial yang sifatnya tetap untuk memperbesar pengaruh perubahan EBIT terhadap pendapatan per lembar saham biasa (earning per share/eps). Financial Leverage  timbul karena adanya kewajiban-kewajiban finansial yang sifatnya tetap (fixed financial charges) yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Menurut Penman (2001;346) financial leverage secara umum diukur dengan membandingkan total hutang dengan ekuitas.
Return on Equity (ROE)
            Return On Equity (ROE) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang sahan preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan. Dalam perhitungannya secara umum Return On Equity  (ROE) dihasilkan dari pembagian laba dengan equitas selama setahun terakhir. Secara umum Return On Equity (ROE) menurut Gitosudarmo (2001:233) dapat dianalisis dengan membandingkan earning after taxe dengan jumlah modal sendiri.      Sedangkan menurut Riyanto (2001:129) Return On Equity (ROE) dapat dirumuskan sebagai berikut :
                    
Return Saham
Return merupakan pengembalian hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Menurut Jogiyanto (2001:109), return saham dibedakan menjadi dua, yaitu ; return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja dalam perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko di masa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti.
Dalam melakukan investasi, investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula (high risk high return, low risk low return). Tetapi return yang tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak rasional.
Return yang diterima oleh investor di pasar modal dibedakan menjadi dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain / capital loss (keuntungan selisih harga). Current income adalah keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti deviden. Keuntungan ini biasanya diterima dalam  bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara cepat.
Misalnya deviden saham yang dibayarkan dalam bentuk saham yang bisa dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham yang diterimanya, sedangkan capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya. Jika harga saham sekarang (Pt-1) maka pemegang saham mengalami capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan mengalami capital loss.
Dalam penelitian ini, return saham yang digunakan adalah capital gain (loss). capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya. Menurut Jogiyanto (2001:108) Capital gain (loss) dihitung dengan rumus:
           Rit         =     x 100%
Rit      =      Tingkat keuntungan saham i pada periode t
Pt       =      Harga penutupan saham i pada periode t (periode penutupan/ terakhir)
Pt-1     =      Harga penutupan saham i pada periode sebelumnya
Hubungan debt to equity ratio dan return on equity terhadap return saham
Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap equitas yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi debt to equity ratio menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat. Tentunya hal ini akan mengurangi hak pemegang saham (dalam bentuk deviden). Tingginya debt to equity ratio akan mempengaruhi minat investor terhadap saham perusahaan tertentu, karena investor lebih tertarik pada perusahaan yang tidak menanggung terlalu banyak beban hutang. Keadaan ini diperkirakan akan berpengaruh terhadap return saham.
Return on equity menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal sendiri. Diperkirakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan modal sendiri berpengaruh terhadap return saham.
Penelitian untuk menganalisis pengaruh berbagai faktor fundamental terhadap harga maupun return saham pada berbagai sektor telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Penelitian tentang hubungan rasio profitabilitas dan leverage yang dikaitkan dengan return saham antara lain dilakukan oleh Ulupui (2005). Dengan judul “Analisis pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi di BEJ” menunjukkan bahwa keempat variabel tersebut secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham satu tahun ke depan. Secara parsial rasio leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham satu tahun ke depan. Sedangkan rasio profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Natarsyah (2002) menganalisis pengaruh beberapa faktor fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham. Penelitian ini merupakan studi terhadap 16 industri barang konsumsi yang go public di pasar modal dalam periode 8 tahun (1990—1997) dengan mengasumsikan bahwa harga saham merupakan fungsi dari ROA, ROE, beta, book value, debt/equity dan required rate of return. Setelah melakukan pengujian terhadap hipotesis diperoleh hasil bahwa faktor fundamental seperti return on assets, dividend payout ratio, debt to equity ratio, book value equity per share, dan indeks beta berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.  Hasil riset ini juga menyimpulkan bahwa return on asset dan return on equity tidak dapat digunakan secara bersama-sama untuk mengestimasi harga saham karena kedua variabel tersebut dalam model matematika saling menggantikan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Kennedy (2003) meneliti pengaruh ROA, ROE, Earnings Per share, profit margin, asset turnover, rasio leverage dan dept to equity ratio terhadap return saham. Sampel yang digunakan adalah LQ 45 di BEJ tahun 2001 dan 2002 dengan menggunakan teknik analisis regresi hasil yang diperoleh menunjukkan hanya variabel asset turnover, ROA, ROE, leverage ratio, debt to equity ratio dan earnings per share memberikan hubungan yang nyata dengan return saham. Meskipun secara individu rata-rata hubungannya rendah, secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependennya.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Pribawanti (2006) dengan judul “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap total Return pada Perusahaan Manufaktur di BEJ” menunjukkan bahwa pengaruh antara Quick Asset to Inventory (QAI), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Debt to Total Assets (DTA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning per Share (EPS) terhadap total return saham secara simultan QAI, NPM, ROA, DTA, DER, dan EPS berpengaruh secara signifikan terhadap total return saham. Hasil regresi dengan menggunakan tingkat signifikansi α = 5% menunjukkan hasil R2 = 0,266 : F =6,376: signifikansi = 0,000. Hasil ini memberikan dasar bagi penarikan kesimpulan bahwa Ha diterima, artinya secara bersama-sama variabel independent (QAI, NPM, ROA, DTA, DER dan EPS) berpengaruh terhadap total return saham. Penelitian Sasongko dan Wulandari (2006) “Pengaruh eva dan rasio-rasio profitabilitas terhadap harga saham”. Hasil pengujian hipotesis yang telah dilaksanakan diperoleh kesimpulan sebagai berikut Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa earning per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham. Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa return on asset, return on equity, return on sale, basic earning power, dan economic value added tidak berpengaruh terhadap harga saham. Artinya ROA, ROE, ROS, BEP, dan EVA tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan.
Penelitian Ferawati (2010) “pengaruh economic value added dan rasio profitabilitas terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia(BEI). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa EVA dan rasio profitabilitas ROA, ROE dan EPS secara simultan mempengaruhi return saham, namun secara parsial hanya ROE yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, sedangkan EVA, ROA dan EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Koefisien R Square hasil regresi sebesar 0.211. Artinya bahwa variasi variabel bebas EVA, ROA, ROE dan EPS dapat menjelaskan 21,1% terhadap variabel tak bebas, sedangkan sisanya sebesar 78,9% dijelaskan oleh variabel bebas lain yang tidak diteliti. Penelitian ini hanya menguji kembali hubungan debt to equity ratio  dan return on equity terhadap return saham.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
Ha1. Debt to equity ratio dan return on equity secara bersama-sama berpengaruh          terhadap return saham.
Ha2. Debt to equity ratio secara individual berpengaruh terhadap return saham.
Ha3. Return on equity secara individual berpengaruh terhadap return saham.

Metode Penelitian
Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini mengambil subjek tentang pengaruh debt to equity ration dan return on equity terhadap return saham pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data penelitian diperoleh melalui web site www.idx.co.id.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang  terdaftar dan mempublikasikan laporan keuangan melalui Bursa Efek Indonesia  (BEI) periode 2007-2008 dengan data laporan keuangan dan data  harga saham tahun 2008-2009. Populasinya berjumlah 28 bank.
Dalam penelitian ini sampel diambil secara purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah:
a.       Bank-bank yang dijadikan sampel adalah bank yang  menerbitkan laporan keuangan secara lengkap dan berturut-turut pada tahun 2007-2008.
b.      Bank-bank yang dijadikan sampel adalah bank yang  memiliki harga saham setiap bulan secara berturut-turut di BEI, diambil mulai bulan April-Desember 2008-2009.
Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh sampel sebanyak 18 bank
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: teknik dokumentasi. Data penelitian ini merupakan pooled data dari perusahaan perbankan. Melalui teknik dokumentasi didapat laporan keuangan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan situs www.idx.co.id. Sedangkan pengumpulan data harga saham perbankan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu dari bulan April-Desember Tahun 2008-2009.
Operasionalisasi  Variabel
1.      Variabel Dependen
Variabel dependen yaitu variabel terikat (Y) yaitu return saham. Return saham merupakan pengembalian hasil atau tingkat keuntungan yang diperoleh oleh investor atas investasi saham yang dilakukan.
2.      Variabel Independen
Variabel Independen yaitu variabel bebas (X), terdiri dari:
-          X1 yaitu  debt to equity ratio,  yang diukur dengan total hutang dibagi dengan modal sendiri
-          X2 yaitu return on equity, yang diukur dengan laba bersih setelah pajak dibagi modal sendiri
Metode Analisis Data
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda (multiple regression) untuk mencari pengaruh fungsional antara variabel independent terhadap variabel dependent. Model ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk menentukan variabel independent yang mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis pengaruh debt to equity ratio dan return on equity terhadap return saham pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Formulasi persamaan regresi berganda sendiri adalah sebagai berikut:
Y         =    a + b1 X1 + b2 X2 +e
Dimana:
Y         =    Return saham
X1        =    Debt to equity ratio
X2        =    Return on Equity
b1 b2     =    Koefesien X1 X2
a          =    Konstanta
e    =    Kesalahan penggangu
            Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik terhadap data yang didapat. Uji asumsi klasik dilakukan agar nilai parameter penduga sahih dan tidak bias. Uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji: normalitas, multikolinearitas,heteroskedastisitas, dan autokorelasi.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis tentang kemampuan variabel independen dalam memprediksi variabel dependen meliputi uji F dan uji t. Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Pengujian secara simultan (F-test)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel debt to equity ratio dan return on equity secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap return saham dengan membandingkan antara nilai kritis Ftabel  dengan Fhitung.
 - Jika Fhitung < Ftabel maka HO1 diterima dan Ha1 ditolak, ini berarti variabel              debt to equity ratio dan return on equity tidak berpengaruh secara simultan  terhadap variabel return saham, dengan tingkat signifikan 5%.
-  jika Fhitung > Ftabel, maka Ho1 ditolak dan Ha1, ini berarti variabel debt to equity ratio dan return on equity berpengaruh secara simultan  terhadap variabel return saham, dengan tingkat signifikan 5% .
b. Pengujian secara parsial (t-test)
Pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah masing-masing atau secara individu variabel debt to equity ratio dan return on equity mempunyai pengaruh terhadap return saham. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan nilai thitung masing-masing koefisien dengan ttabel, dengan tingkat signifikan 5%.
- Jika thitung < ttabel maka Ho2 dan Ho3 diterima dan Ha2 dan Ha3 ditolak, ini berarti variabel debt to equity ratio dan return on equity  secara parsial   tidak berpengaruh terhadap return saham.
- jika thitung > ttabel maka Ho2 dan Ho3 ditolak dan Ha2 dan Ha3 diterima, ini berarti variabel debt to equity ratio dan return on equity  secara parsial berpengaruh terhadap return saham.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
       Hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa data penilitian ini berdistribusi secara normal, bebas dari multikolinearitas, heteroskedastiditas, dan autokorelasi. Dengan kata lain, model yang digunakan sudah memenuhi uji asumsi klasik untuk model regresi berganda. Hasil regresi tersebut diringkas pada tabel 1 berikut;
Tabel 1
Hasil Analisis Regresi Berganda Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Return on Equity Terhadap Return Saham pada Perusahaan Perbankan di BEI
Variabel Independen
Koefisien Regresi
Standard of Error
thitung
Signifikansi
Konstanta
-87.647
3.842
-22.813
0.000
Debt to Equity Ratio  (X1)
-0.081
0.136
0.802
0.428
Return on Equity (X2)
0.109
0.339
-0.240
0.812
R                  0.141               
R Square      0.020 

Adjusted R Square          -0.039
F                                       0.335
Sig  F                                0.718
Sumber: Hasil Penelitian,2010

Berdasarkan hasil analisis model regresi yang ditampilkan dalam tabel 1 di atas, maka dapat disusun ke dalam model penelitian menjadi:
Y = -87.647 - 0.081 X1 + 0.109 X2
            Dari persamaan regresi linear tersebut dapat dilihat bahwa besarnya nilai konstanta adalah -87.647. Ini berarti bahwa dengan asumsi pada saat variabel independen bernilai nol maka return saham berada pada posisi -87.647. Jika debt to equity ration meningkat satu persen maka return saham akan turun sebesar 0.081 pada kondisi return on equity  konstan.  Jika return on equity meningkat satu persen maka return saham akan meningkat  0.109 pada kondisi debt to equity ratio konstan.
Nilai F dipergunakan untuk melihat tingkat signifikansi hubungan dan pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Selanjutnya seberapa besar hubungan dan pengaruh yang signifikan tersebut dilihat dari nilai R (koefisien korelasi). Nilai koefisien korelasi berganda menjelaskan tingkat keeratan hubungan antara variabel dependen dengan independen. Dari analisis diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0.141 (R = 14,1%). Artinya tingkat keeratan hubungan antara variabel dependen dengan independen lemah.
Nilai R2 atau koefisien determinasi merupakan ukuran yang menyatakan kontribusi dari variabel independen dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression analysis) diperoleh R2 (nilai koefisien determinasi) sebesar 0.020 atau 2%. Hal ini menjelaskan bahwa besarnya pengaruh dari return saham dalam perusahaan yang mampu dijelaskan oleh variabel debt to equity ratio dan  return on equity secara bersama-sama sebesar 2% sedangkan sisanya 98 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Salah satu kemungkinan yang menyebabkan rendahnya koefisien determinasi adalah kondisi perekonomian baik negara maupun dunia, seperti terjadinya krisis global yang melanda Amerika Serikat yang bisa mempengaruhi perekonomian dunia. Krisis finansial global dan lumpuhnya sistem perbankan global yang berlarut berdampak negatif terhadap Indonesia, karena pembiayaan kegiatan investasi di Indonesia (baik oleh pengusaha dalam maupun luar negeri) akan terus menurun, penyerapan tenaga kerja melambat dan akibatnya daya beli masyarakat turun, yang akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.
Untuk menguji pengaruh debt to equity ratio dan return on equity secara bersama-sama terhadap return saham dilakukan dengan menggunakan statistik uji F.  Berdasarkan statistik uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar  0.335 dengan tingkat siginifikan 0.718 pada α = 0,05. Sedangkan nilai Ftabel  adalah sebesar 3.32. Dengan demikian, Fhitung  lebih kecil dari pada Ftabel  (0.335 < 3.32) dan tingkat signifikansinya lebih tinggi dari taraf signifikan α = 0,05. Pembuktian hipotesis ini  menerima Ho1 dan menolak Ha1. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama  debt to equity ratio dan return on equity tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Salah satu penyebabnya yaitu terjadinya krisis global sehingga berdampak terhadap perekonomian Indonesia, sehingga berpengaruh terhadap perbankan dan bursa saham.
Untuk menguji pengaruh debt to equity ratio dan return on equity secara individual terhadap return saham dilakukan dengan menggunakan statistik uji t. Berdasarkan hasil regresi untuk variabel  debt to equity ratio  diperoleh nilai thitung sebesar 0.240. Sedangkan nilai ttabel sebesar 1.960 dengan tingkat signifikansi 0.812 lebih besar dari α = 0,05. Dengan demikian, thitung < ttabel yang berarti secara individual hipotesis Ha2 ditolak dan Ho2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa  debt to equity ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.  Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ulupui (2005), Suryanti dan Indrianto (1999). Dalam penelitian ini semua perbankan memiliki hutang lebih banyak daripada modal, sehingga menyebabkan perusahaan itu kurang baik. Apabila perusahaan mempunyai hutang yang lebih besar daripada modal ini menandakan bahwa tingginya resiko perusahaan untuk mengembalikan hutang, sehingga perusahaan akan mengalami kebangkrutan. Tingginya resiko perusahaan akan mempengaruhi investor berinvestasi pada saham-saham perusahaan yang memiliki leverage atau hutang perusahaan yang tinggi.
Berdasarkan hasil regresi untuk variabel return on equity diperoleh nilai thitung sebesar 0.802. Sedangkan nilai ttabel sebesar 1,960 dengan tingkat signifikansi 0.802 lebih besar dari α = 0,05. Dengan demikian, thitung < ttabel yang berarti secara individual hipotesis Ha3 ditolak dan Ho3 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa return on equity tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Investor tidak menggunakan informasi return on equity dalam pengambilan keputusan investasi pada saham perusahaan perbankan di bursa efek.
Kesimpulan
            Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut;
1.      Debt to equity ratio dan return on equity secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
2.      Debt to equity ratio dan return on equity secara individual tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa investor tidak responsive terhadap informasi ini dalam pengambilan keputusan investasi pada saham. Ini mungkin dikarenakan oleh krisis keuangan global.
Rekomendasi
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini, maka penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut:
a.         Bagi investor, dalam memprediksi return saham para investor harus   memperhatikan faktor lain yang berpengaruh baik internal seperti ukuran perusahaan, modal, struktur aktiva, serta memperhatikan kondisi sosial, politik dan ekonomi yang sangat berpengaruh. Dalam pembuatan keputusan menyangkut investasi pada saham-saham perbankan di pasar modal, investor hendaknya memperhatikan jenis rasio keuangan dan jangka waktu kegunaan rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam perusahaan perbankan, serta perlu mengkaji lebih lanjut mengenai variabel informasi keuangan lain yang mempengaruhi return saham.
  1. Kepada peneliti berikutnya agar penelitian selanjutnya dapat melakukan     penelitian pada perusahaan yang berbeda agar hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan pada semua sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian ini, hanya menggunakan periode penelitian (2007-2008) oleh karena itu diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambah periode penelitian atau mengambil tahun sebelum atau sesudah terjadinya krisis global agar hasil penelitian yang diperoleh lebih akurat.
Referensi
Ferawati. 2010. Pengaruh Economic Value Added Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia(BEI). TESIS Universitas Sumatera Utara.

Gitosudarmo, H. Indriyo (2001) Manajemen Strategis, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta.

Harahap,Sofyan Syafri. 2002. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Horne, James C Van and Wachowicz, Jonh Martin, (1998), Fundamentals of             Financial Management, Tenth edition, Prentice Hall, New Jersey

Husnan, Suad. 2002. Dasar-Dasar portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN: Yogyakarta.

Jogiyanto.  2001.  Analisis Sekuritas Dan Analisis Portofolio.: BPFE: Yogyakarta.

Kennedy, J . S. P. 2003. Analisis Pengaruh dari return on risset, return of equity, Earning pershare, profit margin, asset turnover, rasio leverage, dan debt to equity, ratio terhadap return saham (studi terhadap saham-saham yang termasuk dalam LQ-45 di BEJ Tahun 2001) thesis tidak dipublikasikan, program pasca sarjana Universitas Indonesia, Jakarta.

Muslich, Mohamad. 2007. Manajemen Keuangan Modern. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Natarsyah, Syahib.  2000.  Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia). Volume 15, No. 3, Juli Hal. 394-412.

Pribawanti, Maya, Tika. 2006.  Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Total Return Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. UNNES: Semarang.

Riyanto, Bambang (2001) Manajemen pembelanjaan, Penerbit PT. Erlangga, Jakarta.

Sasongko, Wulandari. 2006. Pengaruh eva dan rasio-rasio profitabilitas terhadap harga saham. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sartono, Agus, R. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi.  BPFE: Yogyakarta.

Syamsuddin, Lukman (2002) Manajemen Keuangan Perusahaan, Konsep Aplikasi dalam Perencanaan Pengawasan dan Pengambilan Keputusan, Penerbit PT. Radja Grafindo Persada, Jakarta.

Penman, Stephen H, (2001), Financial Statement Analysis and Security Valuation,              McGraw-Hill, Irwin

Ulupui, IG. K. A. 2004. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntasi Indonesia.



1 komentar:

  1. malam Pak... BOlehkan saya bertanya.. Jurnal ini kapan di buatnya ya? Tahun berapa? Makasih^^

    BalasHapus